Page 5 - Majalah Berita Indonesia Edisi 25
P. 5
BERITAINDONESIA, 23 November 2006 5SURATKOMENTAR http://www.beritaindonesia.co.id/surat_pembaca/Surat atau komentar tentang apa saja baikberkenaan dengan isi majalah Berita Indonesia maupun ide/gagasan/pandangantentang isu-isu aktual dapat dikirimkan keRedaksi Berita Indonesia, dengan alamat sebagai berikut:• http : //www.beritaindonesia.co.id/surat _pembaca/• email : redaksi@berindo.com• surat : Jalan Cucakrawa No.14A Bukit Duri, Tebet,Jaksel 12840 Telp. (021) 70930474, 8293113 (021) 83701736 Fax. (021) 8293113, 9101871BUNG WARTOPemerasan di Bandara Soekarno-HattaBulan kemarin saya pulang dari Qatarke kampung halaman saya sendiri lewatBandara Soekarno Hatta. Sesampainya diBandara Soekarno-Hatta setelah beresdari proses imigrasi dan pengambilanbagasi di Terminal 2, saya berjalan menujujalan keluar. Saya melihat keluarga sayasudah menunggu di tempat penjemputanyang memang sudah diatur jauh harisebelum kepulangan ke tanah air. Tibatiba petugas bandara yang berjaga di dekatpintu penjemputan secara paksa melihatpasport saya. Dia bilang coba lihat pasportnya, dan langsung bilang dengan katakata yang tidak profesional, “Kamu haruslewat terminal 3.” Saya menjawab, “Paksaya pekerja profesional, kebetulan sayabekerja di Dubai Airport yang tahu prosedur bandara.” Namun dengan keraspetugas itu berkata, “Kamu melanggaraparat?” Kemudian petugas itu mengatakan kalau mau lewat pintu sebelah sini,yaitu pintu terminal 2, harus membayarRp 300 ribu rupiah. Dengan rasa berathati terpaksa saya bayar uang itu daripadasaya harus lewat terminal 3 yang merupakan tempat perampokan bagi para TKIselain akan menambah waktu kepulanganyang paling tidak 3 jam. Adakah aparatpemerintah bisa menertibkan BandaraSoekarno-Hatta menjadi tempat yangaman bagi seluruh orang penggunabandara?Abdul Rahsid,tetengozink@hotmail.comPemerintah Harus Menghormati TKISaya merasa gerah karena dari tahunke tahun selalu saja mendengar beritaatau keluhan tentang para TKI yangmerasa diperas di pelabuhan/airporttempat menaik-turunkan TKI. Kadangsaya berpikir apakah semua keluhan itudianggap bohong dan mengada-ngadasaja sehingga tidak perlu ada tanggapanapalagi tindakan nyata dari pihakberwenang untuk mengatasinya secarapermanen. Atau jangan-jangan kondisiini secara tidak tertulis sudah dianggapsesuatu yang legal. Di saat Indonesia belum pulih dari multi-krisis dan pengangguran merajalela, maka sepatutnyalah pemerintah lebih menghormatipara TKI dengan memberi segala kemudahan dan membantu mereka supayalebih siap bersaing dengan pekerja negara lainnya. Bagi saya, paling tidak para TKI itu berjasa membantu pemerintah dalam mengurangkan masalah pengangguran. Mereka itu adalah kelompok yang tidak merecoki kue pembangunan/anggaran belanja negara RI.Saya tidak tahu bagaimana cara pandang aparat negara tentang hal ini kalausikap aparatnya terhadap TKI sepertiitu. Kalau ketika berangkat, TKI diganjalbeban fiskal yang tidak bisa dianggap ringan, ketika pulangnya pun TKI di peraskiri-kanan. Apakah ini pertanda bahwasebenarnya pemerintah tidak suka dantidak mendorong warganya bekerja diluar negeri? Kalau begini, lalu insentifpekerjaan apa dan bagaimana yang akanditawarkan kepada TKI yang mengurungkan niatnya ke luar negeri? Tentukalau ada tawaran bagus di dalam negerimereka tidak perlu susah payah menerjang risiko jadi buruh di negeri orang.Sulaeman Herisuwendi,sulaemanh@gmail.com