Page 6 - Majalah Berita Indonesia Edisi 33
P. 6


                                    6 BERITAINDONESIA, 15 Maret 2007SURATKOMENTAR http://www.beritaindonesia.co.id/surat_pembaca/PEMASANGAN IKLAN:Telp. (021) 8293113, 70930474, 83701736Fax.(021) 8293113, 9101871nyak ketika mengurus SIM, STNK, KTP,maupun kasus hukum. Bahkan bisaempat kali lipat dari tarif sebenarnya.Pungutan liar (pungli) atau kerennya‘korupsi’ di institusi pelayanan bukanrahasia umum lagi. Biasanya petugasmemanfaatkan situasi dengan memberikan kemudahan kepada masyarakatyang memerlukan jasa tersebut. Misalnya dalam membuat SIM tidak perluujian, langsung jadi dalam waktu kuranglebih satu jam sehingga banyak yangmemiliki SIM tetapi tidak tahu etikamengendarai kendaraan. Sementara itu,yang mengurus SIM dengan jalur benarbelum tentu satu minggu selesai karenaharus mengulang ujian hingga lulus dandipersulit petugas. Demikian juga dalammemperpanjang STNK. Kalau denganjalur benar, sehari baru selesai, tetapidengan calo aparat, 15 menit selesai.Selain itu, praktik KKN di pengadilandan kejaksaan juga sangat memprihatinkan. Peneliti UGM Agus Dwiyantodalam peluncuran hasil GovernanceAssessment Survey 2006 yang dilakukan partnership di 10 provinsi antaralain DIY, Jawa Timur, Aceh, NTB,Gorontalo, dan Papua, mengatakanPolri dinilai sebagai institusi terkorup diIndonesia. Setelah itu kejaksaan danpengadilan. Oleh karena itu, saya berharap aparat berwenang seperti KPKharus mengusut tuntas praktik korupsidi instansi pelayanan seperti kepolisian,kejaksaan dan pengadilan.I Nyoman Tantrainyoman06@plasa.comTelkom dan PLN Jakarta KeokKetika Jakarta terlanda banjir beberapa minggu yang lalu, saya bacahampir 65.000 SST dan entah beraparibu sambungan PLN tidak berfungsikarena sentral atau gardu induknyaterendam banjir. Mendengar hal iniperut saya jadi mules, dan tidak tahuperasaan ini ingin ketawa atau menangis. Bagaimana perusahaan telekomunikasi dan perusahaan energi sekelasTelkom dan PLN mengalami hal iniyakni gardu induk terendam banjir.Perusahaan seperti ini harusnya menjadi leader dan memiliki pola pikirbeberapa langkah ke depan untukmengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk bahkan yang menurutakal tidak mungkin terjadi. Ini harusdilakukan mengingat telekomunikasidan listrik merupakan tulang punggungbagi banyak perusahaan, instansi sertamasyarakat umum. Tapi apa lacur,karena banjir yang memang sudah jelasakan terjadi di Jakarta, Telkom dan PLNkeok. Ini di Jakarta, pusat Telkom danPLN. Bagaimana di daerah, kemungkinan besar pasti lebih buruk danamburadul. Meskipun tampak bagus diluar, ternyata Telkom dan PLN memilikiinfrastruktur yang rapuh dan mudahdihancurkan. Kita harap dengan kejadian ini Telkom dan PLN benar-benarberkaca. Buktikan kalau Telkom danPLN bisa memiliki reliability yangtinggi dan bisa menjadi leader untukberpikir beberapa langkah ke depan.Bukannya leader untuk cost tinggi danprestasi hancur.Gunarsogoenarso@hotmail.comMotor di Lajur Kiri Cuma SesaatPemberlakuan motor di lajur kirisepertinya hanya untuk sesaat. Sampaidengan sekarang saya masih melihatbanyak sekali motor yang tidak beradadi jalur kiri terutama di Jalan GatotSubroto, Jakarta. Pengendara motor diJakarta sudah sangat tidak tertib sepertimelanggar lampu merah, memotongkiri dan kanan sesukanya, jalan di atastrotoar. Semua perbuatan tersebutberbahaya baik bagi pengendara itusendiri maupun orang lain. Sepertinyasudah tidak ada kesadaran lagi daripengendara tentang safety riding. Sayasangat mengharapkan Polda membuatperaturan untuk menertibkan dandijalankan benar-benar. Bukan hanyadijalankan untuk waktu yang sesingkatitu.Fendyfendy14@gmail.comAji Mumpung di Kala SusahBanjir tahun 2007 di Jabodetabekbenar-benar “mantap”. Semua orangdibuat susah. Namun, dalam situasiyang susah seperti itu, entah kenapajustru bukan hanya alam saja yangmembuat susah, tapi manusianya jugaikut-ikutan menyusahkan. Sudah tahudan banyak melihat sesamanya sedangkesusahan, kenapa masih sempat jugamenaikkan harga barang, khususnyasembako. Bukan hanya sembako, transportasi juga dinaikkan secara sepihakoleh sang pengemudi. Apa mereka tidakbisa berpikir untuk saling membantumeringankan beban? Sudah tahu saudara-saudaranya sedang susah, ehmalah enak-enakkan. Bahkan bukantidak mungkin dalam otak tercetuskalimat: “aji mumpung”. Bukan cumaharga yang bikin susah, tapi pascabanjir, banyak orang yang menjarahrumah-rumah korban banjir. Sepertilagu yang dilantunkan oleh Iwan Fals,“aku heran, aku heran!” Siapa sih yangtidak heran melihat tingkah yang menjajah bangsa sendiri seperti itu?Silvia Erlitha Aprillianiblenkybrain@yahoo.com
                                
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10