Page 6 - Majalah Berita Indonesia Edisi 34
P. 6


                                    6 BERITAINDONESIA, 29 Maret 2007SURATKOMENTAR http://www.beritaindonesia.co.id/surat_pembaca/Bangsa Alami Krisis NuraniBencana di Indonesia sekarang inisudah menjadi tradisi. Dimana datangdan perginya sangat cepat. Bukanberarti solusi yang cepat, melainkankarena cepat dianggap biasa dan terbiasa. Kalau dilihat dari kejadian sekarang ini, dimulai dari awal tahun2007 yakni hilangnya pesawat Adam Airdi Sulawesi, banjir di Jakarta, terbakarnya KM Levina di KepulauanSeribu yang menyebabkan terenggutnyabanyak nyawa saudara-saudara kita.Tetapi kita tetap tenang-tenang saja.Naifnya, setiap peristiwa bencana, parapejabat bagaikan cacing kepanasan yangsibuk memublikasikan dirinya melaluimedia. Buktinya, spanduk iklan seorangpolitikus atau partai tak pernah lepasmenghiasi posko-posko pengungsianbencana. Mereka tak lupa memberikanretorika panjang mengenai bencana.Tidak heran jika di masyarakat sekarangini, bencana itu dianggap sebagai takdiryang harus diimani baik dan buruknya.Sehingga terlihat jelas kepasrahan,dengan membiarkan zaman yang akanmenyempurnakannya. Sikap bodohseperti inilah yang harus dihilangkan.Jangan karena mempunyai uang lantaskita kehilangan kepedulian. Harusnyakita bergerak dan bertindak tanpa perluditeriakkan, untuk membuat bagaimanamembangun bangsa jauh dari bencanadengan sikap nasionalisme yang positif.Kasmurilowongan_sahabat@yahoo.co.idSukaria Singapura di AtasKehancuran LingkunganSebagaimana diketahui, sejak 6Februari lalu, Indonesia melarangekspor pasir laut ke Singapura. Negerijiran itu mengecam larangan tersebut.Indonesia memandang ekspor pasirtelah merugikan dan memorak-porandakan lingkungan perairan dan kepulauan yang menjadi eksploitasi penambangan pasir tersebut. Sebaliknya,dengan pasir itu Singapura mereklamasipantainya sehingga menjadikan pantainya bertambah menjorok kelaut hingga12 km. Karenanya, banyak kalanganmengkhawatirkan reklamasi tersebutakan berpengaruh pada garis batasnegara tetangga tersebut. Dampakpenambangan pasir laut ini selainmenimbulkan kerusakan lingkungandan pulau-pulau kecil di KepulauanRiau (Kepri), juga mengganggu pariwisata Batam. Larangan ekspor pasirtersebut tidak sepenuhnya ditaati pengusaha penambangan pasir, mereka berupaya menyiasati larangan tersebut dengan berbagai cara. Karena yang dilarang adalah ekspor pasir laut, makamereka siasati dengan menambangpasir di pulau-pulau kecil. Singapura sudah setengah jalan mereklamasi pantainya jadi cara apa pun pasti dilakukanasal proses reklamasi selesai. Itulahlogika yang harus kita pegang. Biarpunpasir yang diperoleh merusak lingkungan negara pemasoknya, bukanmenjadi urusan mereka. Iming-imingdolarlah yang membiuskan pengusahapenambang pasir nakal untuk berbuatsekehendaknya tanpa mau melihatkerugian negerinya sendiri.Rosa Susantirosa_74@plasa.comReshuffle Kabinet Urusan PresidenWacana reshuffle kabinet terus dihembuskan oleh beberapa kalanganpolitikus, bahkan seakan memaksakanpemerintahan SBY-JK untuk segeramelakukan reshuffle kabinetnya padaMaret tahun ini. Seperti yang dinyatakan seorang anggota Komisi I DPR RIdari Fraksi Partai Golkar yang mengatakan Maret adalah kesempatan terakhiruntuk melakukan perombakan kabinet.Bila tidak, reshuffle tidak signifikan lagibagi perbaikan kinerja pemerintahan.Berwacana memang sah-sah saja, tapibila menekan dan memaksakan tentubukan kewenangan mereka untuk sesukanya meminta Presiden merombakkabinetnya. Seharusnya mereka pahambahwa reshuffle itu hak prerogatifPresiden. Bila perombakan itu dilakukan, tentunya Presiden akan memperhitungkan baik dan buruknya bagikinerja kabinetnya. Untuk menetralisasiramainya wacana reshuffle kabinet,Wapres Jusuf Kalla pun beraksi denganmengatakan pemerintah memperhatikan semua wacana tentang reshuffletapi reshuffle itu hak prerogatif presiden, jadi Presiden bisa laksanakan kapan saja. Pada dasarnya, Presiden inginmenjalankan pemerintahan denganefektif. Namun untuk mengarah kesana, reshuffle hanya merupakan salahsatu dari opsi dan diambil denganpertimbangan matang atas segala aspek.Oleh karena itu, sebaiknya sudahi sajawacana ini karena bila terus didengungkan akan menjadi bola panas yangmerusak kabinet yang sedang berjalandan dikhawatirkan akan membingungkan masyarakat dan dunia usaha.HASANNUDINhasan_200@plasa.comPEMASANGAN IKLAN:Telp. (021) 8293113, 70930474, 83701736Fax.(021) 8293113, 98101871
                                
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10