Page 66 - Majalah Berita Indonesia Edisi 34
P. 66
66 BERITAINDONESIA, 29 Maret 2007Ambalat Kembali MenghangatKostrad Ikut Jaga Perdamaian DuniaKomando Cadangan Strategis Angkatan Darat(Kostrad) tanggal 6 Maret 2007 lalu memperingatihari jadi ke-46. Upacara peringatan dipusatkandi Divisi II Kostrad, Malang, Jawa Timur. Bertindaksebagai inspektur upacara Panglima TNIMarsekal Djoko Suyanto yang mengenakanpakaian dinas tempur lengkap dengan baretnya.Sejumlah petinggi TNI serta mantan PanglimaKostrad hadir bersama undangan lainnya.Dalam amanatnya Marsekal TNI DjokoSuyanto menegaskan, sebagai pasukan pemukulreaksi cepat, Kostrad harus mampu digerakkanuntuk mengemban tugas negara. TNI juga harusmampu dan siap diterjunkan untuk ikut menjagaperamaian dunia. “Di bawah otoritas PBB,Kostrad juga dipercaya ikut menjaga perdamaiandunia” tegasnya.Djoko juga mengingatkan, keterbatasan alatutama sistem senjata (alutsista) dan minimnyakesejahteraan prajurit jangan sampai mempengaruhi profesionalisme. Hal ini tentu berlaku jugabagi prajurit Kostrad. “Saya dan Dephan sangatmemahami bahwa saat ini negara belum mampumemenuhi kebutuhan alutsista dan kesejahteraan prajurit yang memadai,” paparnya.Acara HUT Kostrad kali ini diisi dengan parade dan devile serta demonstrasi ketangguhanprajuri Kostrad. Mereka diterjunkan secara cepat(fast trooping) dari pesawat helikopter dalammembebaskan sandera dari tangan teroris.Sejumlah persenjataan terbaru yang dimilikiKostrad juga ditampilkan, termasuk tank Scorpion dan Stomer yang dibeli dari Inggeris.Demikian pula senjata-senjata lama yang tetapterpelihara dan terawat baik, seperti meriamgunung 76 mm dan meriam medan 105 mm.Kedua meriam ini buatan Yugoslavia pada tahun1946. Pesawat helikopter Bell 205 yang digunakan prajurit Kostrad dalam atraksi terjun fasttrooping juga merupakan warisan perang Vietnam.Soal senjata meriam ini, mantan PangkostradLetjen TNI (Purn) Kuntara menyatakan masih cukup andal dan telah teruji saat menumpas pemberontakan di tahun 1950 - 1960 an. “Meriam gunung itu cocok untuk perang gerilya. Kelebihannya mudah dipreteli,” paparnya. (Republika, 7/3)Soal persenjataan TNI yang berusia tua inisempat dikeluhkan KSAD Jenderal TNI DjokoSantoso dalam rapat kerja dengan Komisi I DPRbeberapa waktu lalu. “Banyak alutsista yangsudah tua, bahkan dibuat sebelum saya lahir,”ujar Jenderal bintang empat kelahiran tahun 1952itu. SPSejumlah kapal perang Malaysia memasukiwilayah Indonesia tanpa izin. Anggota DPRgeram. Presiden pun didesak melakukanprotes.edaulatan atas wilayah NKRI kembali mendapat ujian. Malaysia yangdi tahun 2002 lalu memenangkan sengketa atas Pulau Sipadan dan Ligitan di MahkamahInternasional, lagi-lagi mencoba melakukan ekspansi kewilayah Indonesia. Setidaknya, pada 24-25 Februari 2007lalu tiga kapal perang danpesawat patroli maritim negerijiran itu memasuki wilayahIndonesi di Ambalat, LautSulawesi, tanpa izin. Namunoleh kapal perang RI (KRI)yang berpatroli di sana, ketigakapal perang Malaysia ituberhasil diusir keluar wilayahRI.Sikap Malaysia yang dianggap melecehkan kedaulatanIndonesia kontan mendapatprotes di kalangan anggota Dewan. Saat rapat kerja denganMenhan dan Panglima TNIawal Maret lalu, Komisi I DPRmeminta ditingkatkannya gelar kekuatan di wilayah perbatasan, terutama di Blok Ambalat. Bahkan ada anggota dewan yang meminta kapal asingyang melanggar wilayah RI ituditembak. “Komisi I mendesakPanglima TNI meningkatkanpatroli keamanan guna memantau kapal-kapal yang melanggar wilayah Indonesia,”ujar Ketua Komisi I DPR TheoL Sambuaga. (Suara Pembaruan 6/3)Anggota Komisi I DPR Zulkifli Hasan menekankan perlunya pemerintah bersikap tegas.“Lepasnya Sipadan dan Ligitansemestinya menjadi pengalaman pertama dan terakhir,jangan sampai terjadi lagi. Kitaini bangsa yang besar, harusberani menunjukkan sikap,”ujar anggota F-PAN itu. “Kitaharus protes kepada Malaysia.Tidak cukup melalui MenteriLuar Negeri, tapi harus Presiden,” tambahnya.Menanggapi itu PanglimaTNI Marsekal Djoko Suyantomenegaskan bahwa TNI seriusmenjaga kedaulatan NKRI danakan bertindak sesuai payunghukum.Saat ini TNI-AL menempatkan empat kapal perangnya dikawasan Ambalat. Yakni kapalperusak KRI Ki Hajar Dewantara, kapal korvet anti kapalselam KRI Untung Surapatidan dua kapal patroli cepat(fast patrol boat), KRI Welingdan KRI Keris. “Kapal kita diAmbalat tetap.Empat buahsudah cukup. Hanya kita tegaskan untuk benar-benarmenjaga posisi terluar perairan Indonesia” ujar KSALLaksamana TNI Slamet Subijanto. (Republika, 7/3) Pesawat TNI-AL jenis Cassa danNomad juga ditugaskan melakukan pemantauan udara dikawasan tersebut.Kendati begitu, TNI-AL tetap menyiapkan sejumlah KRIlainnya bila Mabes TNI memerlukan. “Kita tunggu instruksi pimpinan. Di ArmadaTimur banyak kapal, kita akansiapkan. Yang di lapangan kitaupayakan tidak boleh ada yangmasuk perbatasan kita,” tegasnya. SPKPanglima TNI Marsekal Djoko Suyanto.foto: berindo wilsonBERITA HANKAM