Page 61 - Majalah Berita Indonesia Edisi 34
P. 61


                                    BERITAINDONESIA, 29 Maret 2007 61Ketika Gen LemahJadi MasalahDisinfektanAnti Flu BurungBerbagai metode pencegahan virus flu burung banyakditeliti dan diujicobakan. Namun baru-baru ini seorang gurubesar dari Fakultas KedokteranUniversitas Airlangga menemukan formula disinfektan yangsangat efektif membunuh virusflu burung H5N1.Seperti diberitakan KoranTempo, 2 Maret 2007, disinfektan temuan Doktor Fedik AbdulRantam ini mampu membunuhvirus dalam waktu 5-10 menit.Padahal disinfektan lain butuhwaktu sampai setengah jamuntuk membunuh virus.Uji coba sudah dilakukanpada banyak medium, sepertiudara, kayu, tanah, air, kaindan kotoran hewan. Formula inibukan hanya cepat tapi jugaharganya murah.Dalam upaya mencegahpenyebaran virus flu burung,Fedik menganggap metodepenyemprotan disinfektan masih menjadi pilihan tepat. Metode ini dianggap mampu mencegah penularan virus flu burung kepada manusia. Begituada hewan mati yang didugaterjangkit virus flu burung, bisalangsung dilakukan penyemprotan sehingga langsungmusnah dan tidak menjalar kemanusia.Namun penanganan demikian hanya efektif untuk mengatasi penyebaran virus yangbersifat lokal. Jika penyebarannya sudah meluas, dianjurkanpemusnahan unggas. „ RHSebuah kampung di Ponorogo, Jawa Timur, diketahui memilikiratusan penduduk cacat mental dan cacat ganda.ukan hal yang aneh menemukanbeberapa orang tanpa busana berlalulalang di depan umum, di Desa Krebet, Kecamatan Jambon, Ponorogo.Majalah Tempo, 5-11 Maret 2007, mengawalilaporannya dengan penggambaran tersebut.Dalam berita kesehatannya yang berjudul“Kaum ’Mendo’ dari Ponorogo,” Tempo meliputdesa yang dipenuhi orang-orang terbelakangmental dan cacat ganda itu. Saat ini, di desatersebut ada sekitar 200 orang idiot, dari anakbalita sampai manula. Separuh diantaranyatinggal di Dusun Sidowayah. Sebagian darimereka juga menderita cacat ganda, seperti bisudan tuli.Fenomena itu baru ditemukan awal 1990. Meski lokasinya tak jauh dari Kota Ponorogo, namundesa itu seolah-olah terpencil karena akses jalanke sana sangat buruk. Selain itu, ada SungaiNdawe yang terbentang dan berarus deras.Kehidupan penduduknya sangat miskin.Mereka bahkan tak tahu penyebab keterbelakangan mental yang menimpa anggota keluarga mereka. Dalam satu keluarga bahkanbisa ditemukan beberapa anggotanya yangterbelakang atau cacat ganda.Sebuah lembaga bantuan kesehatan masyarakat bermodalkan Rp 10 juta sudah didirikan.Pemerintah Ponorogo menyediakan kader kesehatan. Namun kondisinya sampai saat inimasih jauh dari yang diharapkan.Keluarga Nyonya Saimun, misalnya, empatdari tujuh anaknya menderita keterbelakanganmental. Tak jauh dari rumahnya, ada Munah,perempuan renta ini juga harus menerima nasibdikaruniai anak dengan mental terbelakang,Kisut (32).Untunglah, orang-orang idiot ini sama sekalitidak mengganggu lingkungan, apalagi mengamuk atau meresahkan warga.Kemiskinan dan keterpencilan desanyamembuat penduduk kawin mawin diantaramereka sendiri. Tak jarang mereka kawindengan orang yang masih sedarah. Itu sebabnyaketerbelakangan mental ikut turun temurun.Ayah Nyonya Saimun juga idiot. NyonyaSaimun normal, namun empat anaknya idiot.Selain kualitas hidup penduduknya harusdiperbaiki, diperlukan penelitian tentangmasalah genetis yang terjadi di desa itu.Menurut Iswari Setianingsih, peneliti seniordari Lembaga Biologi Molekuler EijkmanJakarta, penelitian genetika terhadap warga disana bisa menjawab dugaan penyebab fenomena keterbelakangan mental mereka. Jika penyebab kelainan bisa ditemukan, baru solusiyang tepat bisa diambil. Lembaga Eijkman bersedia membantu meneliti kasus tersebut. „ RHBWarga Desa Krebet penderita cacat mentalBERITA KESEHATANfoto: repro tempo
                                
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65