Page 59 - Majalah Berita Indonesia Edisi 34
P. 59


                                    BERITAINDONESIA, 29 Maret 2007 59Iran dalam Teori MacchiavelliPenyelesaian kasus fasilitas nuklir Iran,mungkin pada akhirnya akan menjadi salahsatu kasus yang mengingatkan kitakembali pada Nicollo Macchiavelli.Seandainya ahli tata negara dan hubunganinternasional ini masih hidup, ia pastimengangguk-angguk melihat bagaimanateorinya digunakan menjadi senjatapamungkas untuk mengakhiri dramapanjang isu nuklir Iran.enggunaan teori kekuasaan yang dikembangkan filsuf berkebangsaan Italia ini,walau akan sangat kontroversial dan mendapat perlawanan masyarakat internasional, mungkin akan menjadipilihan terakhir bagi AmerikaSerikat dan sekutunya untukmengakhiri pembangunan fasilitas nuklir Iran.Berperang Demi DamaiSalah satu teori paling terkenal dan paling kontroversialdari Macchiavelli dalam menciptakan perdamaian dunia,justru dengan perang. “Jikaingin berdamai, maka bersiaplah untuk berperang”, demikian kata Macchiavelli.Kata-kata Macchianvelli initentu sangat bertentangandengan prinsip-prinsip diplomasi yang dikembangkan masyarakat internasional dalammenyelesaikan konflik yangmuncul di tengah-tengah pergaulan antarnegara.Dengan perkataan itu, Macchiavelli mengakui negaranegara yang memiliki kekuatan besar, khususnya dalam bidang militer, menjadipenentu akhir perdamaian.Ironisnya, walau Macchiavelli merupakan sosok filsufyang paling dibenci karenateorinya, namun praktik sehari-hari dalam hubunganinternasional, justru kerapmenggunakan teorinya.Penyelesaian isu nuklir Iranyang semakin memanas sejakawal Maret ini, mungkin akanmenjadi laboratorium palingmutakhir untuk menguji kebenaran teori Macchiavelli.Isu Nuklir Iran MemanasHubungan Iran dan Amerika Serikat beserta sekutunyasemakin memanas di tengahtengah upaya diplomasi penyelesaian nuklir Iran yangterus mengalami kebuntuan.Amerika Serikat yang selamaini masih menempuh jalandiplomasi, mulai menunjukkan tanda-tanda akan mengubah kebijakannya dan mungkin akan menempuh kekuatanmiliter untuk menghentikanIran meneruskan pembangunan fasilitas nuklirnya.Berbagai pemberitaan mulaimenyebut-nyebut langkah AStersebut. Tidak kurang dariMenteri Luar Negeri RusiaSergei Lavroq mengungkapkan kemungkinan terjadinyaserangan militer terhadapIran. “Perkiraan-perkiraandan usulan-usulan mengenaisebuah serangan militer terhadap Iran semakin seringterdengar dan hal ini mengkhawatirkan,” ujar Lavrov,seperti dikutip Harian Kompas, Selasa (27/2).Yang paling mengejutkan,berita yang dirilis HarianKompas dari majalah The NewYorker, justru sudah menyebut sebuah kelompok perencana khusus telah dibentuk dikantor Kepala Staf Gabungan,untuk mengembangkan rencana pengeboman terhadapIran yang bisa diaktifkan dalam 24 jam atas perintah Bush.Namun juru bicara Pentagon,Bryan Whitman, mengatakan,tidak mengetahui adanya kelompok perencana itu dan menegaskan ketidakinginan ASberperang dengan Iran. Sementara di luar upaya-upayadiplomasi yang masih terusdiupayakan, AS secara intensmenyudutkan Iran dari sisiekonomi dan perdagangan,dan tampaknya mulai berhasil.Masyarakat Iran, sebagaimanadiungkapkan Menteri LuarNegeri Condoleezza Rice, semakin mengkhawatirkan banyaknya lembaga-lembagakeuangan yang keluar dariIran dan menolak berurusandengan Iran.Akan tetapi, hal itu tidakberhasil membujuk Iran agarmenghentikan pengayaan uranium di fasilitas nuklirnya.Bahkan, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad justrusemakin bersikukuh. Ahmadinejad menggambarkan program nuklir Iran seperti keretaapi yang berjalan di rel satujalur, tidak memiliki rem dantidak mempunyai “persnelingmundur”.Kebuntuan diplomasi antaraAS dan Iran semakin tidak menentu ketika di saat yang bersamaan, persoalan-persoalankawasan Timur Tengah jugaikut memanas. Raja Arab Saudi, Abdullah, seperti dikutipKompas, Minggu (28/1) darisebuah Harian Kuwait Kuwaiti Al-Siyassah, menengaraiadanya upaya-upaya mengubah aliran Muslim Sunnimenjadi Muslim Syiah.Walau tidak menyebut Irandi belakang upaya-upaya itu,tampaknya komentar RajaAbdullah ditujukan pada upaya kelompok Syiah di Iran yangingin meningkatkan pengaruhdi Timur Tengah. Raja Abdullah mengingatkan, bahwaaliran Sunni akan tetap menjadi bagaian terbesar di duniaMuslim.Perpolitikan di dalam negeriIrak sendiri, juga tidak memperlihatkan soliditas yang kuat.Tindakan Mantan Wakil Perdana Menteri Pertahanan IranAli Reza Asghari yang melarikan diri dan bekerja samadengan Agen Rahasia Barat,seperti dilansir harian Kompas,Jumat (9/3) dari Surat KabarThe Washington Post, memperlihatkan adanya mendungyang menggelayut di dalamnegeri Iran. Hal ini akan semakin mempermudah AS dansekutunya memperdaya Iran.Sementara itu, langkahlangkah AS menuju perangmulai terlihat dari penempatan Kapal Induk USS Ronald Reagen di Hongkong.Satu-satunya harapan menghindarkan Iran dari TeoriMacchiavelli adalah hasil perundingan enam negara yangsedang merancang resolusibaru terhadap Iran. Keenamnegara besar seperti AmerikaSerikat, Inggris, Perancis,Rusia, China dan Jerman,belum menyepakati sanksibaru terhadap Iran. „ MHPBERITA MANCANEGARAFoto udara fasilitas nuklir Iran. foto: repro gatra
                                
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63