Page 12 - Majalah Berita Indonesia Edisi 38
P. 12


                                    12 BERITAINDONESIA, 24 Mei 2007BERITA TERDEPANKubu Buruh TerbelahAksi buruh tak selalu identik dengan anarkis. Buktinyamereka bisa memperingati Hari Buruh Sedunia dengandamai dan tertib. Cuma, Presiden Susilo BambangYudhoyono menyingkir ke Palu.ay Day berlalu dengandamai namun kaya dengan tuntutan. Tak kurang dari 70.000 buruh dikawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) turun kejalan, membawa berbagai spanduk dengan berbagai tuntutan. Tidak seperti tahun lalu yang penuh kekerasan dananarkis, peringatan Hari Buruh Seduniatahun ini, berjalan damai dan tertib.Dominasi warna merah seolah membakarJakarta ketika ribuan buruh menggelarlong march dari Jalan MH.Thamrimmenuju Istana Negara sampai pukul 15.30WIB, Selasa (1/2). Sekitar 800 personilpolisi anti huru-hara berjaga-jaga disekeliling kompleks Istana.Di depan Istana Merdeka, mereka memasang Baliho raksasa yang menggelarempat tuntutan utama: Buruh BukanPenghambat Investasi; Tolak RPP Jaminan PHK; Biaya Murah dan Perlindungan bagi TKI; Hapuskan Mafia di Terminal III (Bandara Soekarno-Hatta).Tuntutan ini disuarakan oleh ForumNasional Serikat Pekerja dan Serikat BuruhIndonesia. Sedangkan dalam bentuk spanduk, mereka antara lain, menuntut pembubaran lembaga tripartit dan penghapusan sistem kerja kontrak dan outsourcing.Tuntutan utama mereka, perbaikan kesejahteraan dengan upah layak nasional,minimum Rp 2 juta sebulan, dan bertekadakan terus memperjuangkannya. Selebihnya, mereka akan membentuk konfederasi nasional buruh Indonesia yangprogresif dan demokratis, dan ikut membangun solidaritas buruh sedunia untukmenghadapi imperialisme modal.Semarak pawai ribuan buruh di ibu kotanegara, Jakarta, berpusat di tujuh titik; didepan Istana Merdeka, Bundaran HI,Gedung MPR-DPR-DPD, Balai Kota,DPRD DKI, Depnaker dan DisdepnakerDKI. Pawai damai ini dikoordinir olehAliansi Buruh Menggugat (ABM) dansejumlah LSM, seperti YLBHI, LBH, PBHIdan AJI. Koordinator aksi dari ABM,Anwar Sastro Ma’ruf menyampaikanorasi: “Kebijakan pemerintah terhadapburuh selama ini hanya menyenangkankaum pemilik modal.” Menurut Anwar,aparat pemerintah tidak lagi melakukankekerasan di dalam membela kepentinganpemodal (kapitalis), tetapi ingin menerapkan UU yang tidak berpihak padaburuh. Karena itu, pemerintah berniatmerevisi sejumlah pasal dari UU Nomor13/2003. Selain itu juga lewat UU Penanaman Modal.Wapres Jusuf Kalla, meskipun menghargai peringatan May Day yang berjalantertib, menolak tuntutan kaum buruh agarpemerintah menetapkan 1 Mei sebagaihari libur nasional. Sebab JK menilai sebanyak 16 hari libur nasional dan agamadalam setahun, sudah yang tertinggi diAsia. “Merayakan boleh, tapi tidak adalibur nasional,” kata JK. Dia juga menolakkenaikan upah secara drastis, sebab halitu dipandangnya akan memicu PHKmassal karena kondisi ekonomi nasionalbelum memungkinkan.Dengan pertumbuhan ekonomi 5-6%setahun, kalau upah dinaikkan justru menambah pengangguran baru. Menurut JK,upah buruh memang perlu dinaikkantetapi secara bertahap. Cuma Wapresmembolehkan buruh menyampaikan pendapat mereka lewat aksi demo ataumogok, yang penting tidak dilakukandengan kekerasan.Ketika Istana terkepung ribuan buruh,Presiden Susilo Bambang Yudhoyonomemilih memperingati Hari Buruh diPalu Utara, dipusatkan di halaman PTCoca Cola. Seperti menjawab tuntutan buruh, SBY meminta lembaga tripartit—buruh, pengusaha dan pemerintah—bekerjalebih intensif membangun komunikasi,demi terciptanya iklim usaha yang kondusif. SBY mengingatkan masalah pengangguran hanya bisa diatasi bilamanasemua unsur dalam tripartit berfungsisecara maksimal.Menjelang May Day, para tokoh serikatpekerja dan pengusaha Indonesia mengajak kalangan buruh memanfaatkan momentum tersebut untuk meningkatkanproduktivitas dan iklim usaha yangkondusif. Sejumlah konfederasi serikatpekerja memanfaatkan momentum ituuntuk melakukan konsolidasi.Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) memperingati Hari Buruh20 Februari. Karenanya, KSPSI memilihtidak turun ke jalan pada 1 Mei. Hal serupadilakukan Konfederasi Serikat BuruhSejahtera Indonesia (KSBSI), GabunganSerikat Pekerja Merdeka Indonesia (Gaspermindo), Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI), dan Federasi SerikatPekerja Badan Usaha Milik Negara Bersatu(FSP BUMN Bersatu). KSBSI memutuskantidak turun ke jalan karena trauma denganchaos pada May Day 2006.Para pemimpin serikat pekerja itu menyerukan aksi damai. Mereka memintapara pengusaha, baik swasta maupunBUMN, tidak berlaku semena-menaterhadap karyawan, dan tidak mengabaikan ketentuan hukum. Pernyataan itudisampaikan Ketua KSPSI Syukur Sarto,Ketua Umum KSBSI Rekson Silaban,Presiden OPSI Yanuar Rizky, KetuaGaspermindo cabang Bogor Sri Suyati,dan Ketua Presidium FSP BUMN BersatuFX Arief Puyuono.Tolak Revisi UUPuluhan ribu buruh seluruh Indonesiayang turun ke jalan pada May Day,menolak revisi UU Ketenagakerjaan(No.13/2003) yang mereka nilai belumberpihak pada buruh. Mereka menyodorkan solusi jalan tengah, tetapi tanpa merevisi UU tersebut. Sekjen KSPSI SyukurSarto mengatakan organisasinya tetapmenolak UU TK yang direvisi dan menolak usulan Asosiasi Pengusaha Indonesia(Apindo) untuk diterbitkannya peraturanpemerintah yang isinya menurunkanbesaran pesangon.Sedangkan Sekjen Apindo Djimantomengatakan kepada Suara Pembaruanbahwa UU TK harus direvisi jika ingininvestasi berkembang. Kata Djimanto, UU(No.13/2003) perlu direvisi, karena kalauditinjau dari segi investasi asing, produkhukum ini dinilai mahal untuk merekrutkepentingan pengusaha. PHK juga membutuhkan biaya besar.Namun Ketua Dewan Pimpinan DaerahSerikat Pekerja Nasional (SPN), EndangSunarto, menuntut pemerintah menghilangkan sistem kerja kontrak karenahanya menguntungkan pengusaha. Mereka juga menolak upah murah bagi buruh, dan meminta 1 Mei ditetapkan sebagai hari libur nasional. Selama ini, kata Endang, pemerintah yang semestinya melindungi rakyat—termasuk kaum buruh—justru menjadi kaki tangan kapitalis. „ SHMilustrasi: dendy
                                
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16