Page 58 - Majalah Berita Indonesia Edisi 50
P. 58
58 BERITAINDONESIA, 22 November 2007BERITA MANCANEGARAAliansiyang TertundaJika aliansi Musharraf-Bhutto tidakberjalan, bukan mustahil AS yang menjadidalang di balik skenario aliansi ini berbalikmeninggalkan Musharraf dan mendukungBenazir Bhutto sebagai pemimpin Pakistan.anggal 3 November2007 akan dikenangsebagai hari yangkelam dalam sejarah Pakistan. Dalam pidato 45menit di televisi, Sabtu malam,Musharraf menjelaskan keputusannya menerapkan statusdarurat untuk mencegah ketidakstabilan politik, melindungi pertumbuhan ekonomi,dan mengatasi sepak terjangekstremis serta teroris yangkian marak. Dengan statusdarurat itu, tidak akan adakekuasaan parlemen dan yudikatif sehingga presiden menjadi penguasa tunggal. Selainitu, sebagian besar hakimMahkamah Agung (MA) dipecat, siaran televisi swasta dihentikan, dan saluran internasional seperti CNN dan BBCdistop. Keadaan darurat itu dinyatakan Musharraf hanyabeberapa jam menjelang pengumuman Mahkamah Agung(MA), apakah akan melegalkankemenangan Musharraf dalampemilu presiden di parlemen,6 Oktober lalu.Sejak deklarasi keadaan darurat disertai pemberhentianKetua Mahkamah Agung Iftikhar Mohammad Chaudhry,massa mulai bergerak melakukan protes. Pelopor demonstrasi justru dari kalangan praktisi hukum dan pengacara diIslamabad, Lahore, Karachidan kota-kota besar Pakistanlainnya. Karena keadaan darurat, termasuk larangan berkumpul, serta pembatasanlainnya, maka aparat keamanan melakukan penangkapandan penahanan terhadap mereka yang melanggar laranganberkumpul. Sedikitnya 3.000orang telah ditangkap.Kondisi politik di Pakistan sebenarnya sempat menunjukkantanda perbaikan dengan kembalinya dua mantan PM Pakistan dari pengasingan. NawazSharif, yang disingkirkan pada2000, pulang pada 11 September 2007 dan Benazir Bhutto,yang bersama suaminya Asif AliZardari berdiam di Dubai danLondon sejak 1999, kembali 18Oktober 2007. KepulanganBhutto mempunyai arti tersendiri sebab memberi dukungan politik bagi presiden sertaitikad memulihkan hubunganantar-elite politik Pakistansejak kudeta 12 Oktober 1999.Namun kepulangan Bhutto disambut dengan serangan bombunuh diri yang menewaskan146 orang, yang berarti musuhmusuh politik Bhutto masiheksis.Sedangkan mantan PM Nawaz Sharif yang tiba di Bandara Islamabad tidak semujurBhutto. Ia dideportasi kembalike Arab Saudi atas perintahaparat keamanan. Meski kepulangan mantan PM NawazSharif ditolak, namun Mahkamah Agung tampaknya akanmengizinkan Nawaz Sharifuntuk berpartisipasi dalampemilu awal 2008. Ia mendapat pengampunan sama halnya dengan pengampunan kepada Benazir Bhutto, yang pernah dituduh korupsi dansuaminya Asif Ali Zardari.Benazir Bhutto dipersalahkanoleh Pemerintah PM NawazSharif melalui investigasi TimAkuntabilitas atau Ehtesabyang dibentuk pada 1999.Rencananya, Benazir Bhuttoyang boleh kembali ke Pakistan,sejak suatu pendekatan rahasiaApril 2007 dengan pembantudekat Musharraf, akan diajakberkoalisi dalam pemerintahanpasca-Pemilu Januari 2008.Pervez Musharraf, yang menggulingkan PM Nawaz Sharifdalam kudeta tak berdarahpada 12 Oktober 1999, kalauterpilih akan tetap menjadipresiden, sedangkan BenazirBhutto akan menjadi PM.Rencana aliansi Musharrafdan Benazir Bhutto inimenjadi ternoda setelah Musharraf sempat memberlakukan status tahanan rumah kepada Benazir Bhutto (9/11).Pasalnya, Bhutto berencanamenggelar protes massal dengan cara long march dariLahore ke Islamabad. Selainitu, Bhutto melemparkan sejumlah tuntutan diantaranyamenuntut Musharraf agarmengakhiri status kondisi negara dalam keadaan darurat,dikembalikannya konstitusi,Musharraf mundur dari jabatan Panglima Angkatan Bersenjata, pemilu parlemen digelar pada pertengahan Januari2008 dan membebaskan semua advokat, hakim dan aktivis yang ditahan aparat pemerintah.Tuntutan Bhutto ini dianggap angin lalu sebab pemerintah Pakistan tetap memberlakukan status darurat.Musharraf juga kemungkinanberubah pikiran dalam merangkul Bhutto dengan PartaiRakyat Pakistan karena hubungan ini dinilai kurang menjanjikan. Masalahnya, Bhuttojuga mengkritik kebijakanpolitik pemerintah yang otoriter dan sewenang-wenangdalam berbagai hal.Bhutto kemudian menyatakan tidak mau lagi berundingdengan Musharraf dan tetapPara demonstran mengecam status darurat yang diberlakukan Presiden Pakistan Pervez Musharraf.Tfoto-foto: nytimes.com