Page 62 - Majalah Berita Indonesia Edisi 50
P. 62
62 BERITAINDONESIA, 22 November 2007BERITA BUDAYATradisi Bedukjuga begitu identik denganmasjid atau surau. Selain berfungsi sebagai tanda masuknya shalat, beduk juga bisadipakai dalam berbagai peristiwa penting keagamaan, terutama menyambut Ramadhandan Idul Fitri. Di Kudus, JawaTengah, menjelang datangnyabulan suci Ramadan ditandaidengan istilah beduk dandangatau dandangan, yaitu memukul beduk secara serentakdan dalam waktu bersamaan.Ketika ditabuh beduk itumenghasilkan bunyi dangdang-dang.Beduk Dandang difokuskanpada dua tempat yakni, KudusKulon dipusatkan di MasjidMenara dan Kudus Wetanyang berpusat di Masjid AgungSimpang Tujuh. Beduk Dandang pertama kali dilakukanpada 30 Syaban 956 H atauSenin Pahing, 1 Oktober 1549.Tanggal itu sekaligus ditetapkan sebagai hari jadi Kota Kudus. Begitupun di MasjidAgung Keraton Kasepuhan,Cirebon, Jawa Barat, tradisimenabuh beduk pukul 24.00memecah kesunyian malamyang semakin menyergap.Suaranya yang khas dan ditabuh dengan menggunakanlanggam khusus menghasilkanirama yang cukup indah.TradisiDalam Ensiklopedi NasionalIndonesia Jilid III, 1988, disebutkan bahwa beduk yangmenghasilkan kualitas suarabagus umumnya terbuat daribatang kayu atau batang pohon enau besar. Bagian tengahbatang dilubangi sehinggaberbentuk tabung besar. Kemudian, ujung yang berukuranlebih besar ditutup dengankan kalau beduk sudah dipakaidalam gamelan sebagai pembawa tempo atau penegasandinamik.Di Banten, beduk digunakansebagai parade seni yangmenghibur, yakni diikuti beberapa orang penabuh bedukyang dijejerkan di lapangansambil sedikit menari. Begitujuga Masjid Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat setiaptahun menyelenggarakan tradisi lomba penabuhan beduk.Kini, beduk memang telahmemasuki arena bukan seputar mesjid dan surau sajatapi sebagai salah satu elemenkesenian yang bisa dikolaborasikan dalam bentuk instrumen musik dalam pentaspanggung. Beduk ini banyakdigunakan kelompok-kelompok musik yang mengusungpada nuansa Islam. Di Banten,misalnya, beduk digunakandalam seni beduk. Beberapaorang menabuh beduk yangdijejerkan di lapangan sambilsedikit menari.Bahkan kini para pemusikmengkolaborasikan suara bedukdengan alat-alat musik lainnya,seperti gitar, kibor, drum, sehingga membentuk irama yangindah dan apik. ZAHkulit binatang yang berasaldari kulit sapi atau kerbau. Biladitabuh, beduk seperti itu akanmenimbulkan suara berat,bernada khas, rendah, tetapidapat terdengar sampai jarakyang cukup jauh.Meski beduk terlanjur melekat dengan masjid. Ketua Lembaga Musik Indonesia, DidiedHerwani Mahaswara, memandang bahwa di Indonesia terdapat berbagai macam alatmusik perkusi, termasuk di dalamnya beduk. Setidaknya adatradisi yang melekat di masyarakat berasal dari dua tradisibesar, yaitu tradisi Asia Kuno.Tradisi Asia Kuno yang beraliran shamanisme membawamusik ritual yang memakaigendang, gong, dan kecrek.Didied yang juga andil dalam lahirnya parade bedukSampoerna Hijau, menjelaskan bahwa jejak keberadaanbeduk bisa dilihat pada reliefcandi Borobudur. Pada reliefcandi dapat dilihat adanyapenyebaran gendang atau beduk berukuran kecil pada masa itu. Senada pula denganpendapat etnomusikolog asalBelanda, Jaap Kunts, dalambukunya Music in Java, 1920.Dalam buku tersebut dinyatadariAsia KunoBeduk dikenal sebagai sebuah alat musikpukul yang merupakan budaya tua yangtumbuh lama di Indonesia.eduk adalah sebuahalat tabuh berbentuk tambun berbahan kulit. Di Mandailing, ada beduk besar bernama Tabu yang disimpan diGordang Sembilang yang biasadigunakan untuk sebuah upacara adat. Begitupun di Niasterdapat beduk yang disebutFondahi, disimpan dalam sebuah rumah adat. Awalnyamemang beduk digunakansebagai sebuah alat musikyang dipukul untuk keperluandalam sebuah upacara adat.Kemudian, Wali Songo,Sembilan Orang Wali terkenalpenyebar agama Islam di Pulau Jawa memanfaatkan beduk untuk kepentingan ibadah. Beduk itu mereka tempatkan di sebelah masjid atausurau dengan posisi digantung. Pemukulan beduk sebagai tanda shalat diperkirakansudah dilakukan sejak abad ke17. Salah satu contoh, sebuahbeduk di Masjid Agung Sumedang telah ada sejak tahun1850.Mengenai asal mulanya, sebagian tokoh agama dan masyarakat meyakini bahwa beduk berasal dari China. Walaumemang belum ada penelitianyang memastikan asal-usulbeduk. Cheng Ho, laksamanadari propinsi Yunnan, Chinayang hidup masa Dinasti Ming,disebut-sebut sebagai orangyang pertama kali memperkenalkan alat tabuh ini ke Indonesia sekitar abad ke-15Masehi. Di negeri asalnya,beduk dipakai sebagai saranamengumpulkan massa atauiringan ritual keagamaan.Beduk akhirnya punya tempat tersendiri dalam tradisi Islam, terutama di Jawa. BedukBBeduk yang menghasilkan kualitas suara bagus umumnya terbuat daribatang kayu atau batang pohon enau besar.