Page 47 - Majalah Berita Indonesia Edisi 56
P. 47


                                    BERITAINDONESIA, 1 Mei 2008 47BERITA EKONOMIAncaman Resesi GlobalMelemahnya perekonomian dunia, lonjakanharga minyak mentah dan berbagaikomoditas, merisaukan negeri ini. Melihatbelum ada tanda-tanda perbaikan, bangsaini harus bersiap menghadapi kemungkinanyang lebih buruk.elemahnya perekonomian dunia membuatsebagian investorluar negeri dikabarkan mulaimenarik modalnya dari Indonesia. Padahal, kini nyaris takada lagi sektor ekonomi dinegeri ini yang tertutup untukpihak asing.Akibat penarikan modal oleh investor asing itu, perekonomian nasional pun mulaiterasa goyang. Inilah salahsatu dampak negatif, dari sistem perkonomian yang sangatterbuka sebagaimana dianutIndonesia selama ini. Karenasetiap ada dinamika barangdan jasa di pasar global, langsung mempengaruhi perekonomian nasional.Situasi ekonomi global itusangat besar dipengaruhimemburuknya ekonomi Amerika Serikat yang dipicu olehkasus subprime mortgage (krisis kredit macet perumahan) dinegara itu. Melambatnya ekonomi AS yang juga telah diikutinegara-negara maju lain ituberdampak pada pekonomianIndonesia melalui perdagangan (trade channel) dan arusmodal (capital flows channel).Sehingga, melemahnya perekonomian global itu telah menurunkan minat investor global terhadap aset-aset negaraberkembang seperti Indonesia.Dampak selanjutnya arus modal masuk pun menurun sehingga rupiah melemah.Kabar tidak enak lagi, perekonomian AS yang merupakanperekonomian terbesar di dunia itu sampai pertengahanMaret, masih terus berlanjuttanpa ada tanda-tanda bakalberakhir. Bahkan menurutkabar terakhir, sebagaimanadilansir oleh berbagai media,krisis itu bahkan sudah merembet ke industri asuransi,sistem perbankan, dan keuangan secara keseluruhan.Di samping melemahnyaekonomi global, pengaruh lonjakan harga minyak mentahdunia sudah lebih dulu menggoyang perekonomian nasional. Setiap kenaikan hargaminyak mentah dunia akanlangsung membengkakkanbeban pemerintah karena harus menanggulangi subsidiBBM. Dengan harga minyak diatas US$100/barel sepertisekarang ini, subsidi BBMdiperkirakan telah membengkak jadi sekitar Rp250 triliundari sebelumnya sekitar Rp170-an triliun.Saling terkait dengan duamasalah di atas, harga berbagai komoditas pangan dipasar dunia juga mengalamilonjakan belakangan ini.Lonjakan ini juga cukupmenggoyang perekonomiannasional, karena walaupunIndonesia dikenal sebagainegara agraris, tapi kenyataannya, negara yang penduduknya mayoritas petani iniharus mengandalkan imporuntuk memenuhi bahan pangannya. Dan inti dari telaknya dampak ekonomi globalterhadap negara ini adalahkarena lemahnya strukturekonomi yang menyangkutbahan-bahan pokok pangan.Masyarakat, terutama kalangan bawah, kini sudah mulaimerasakan dampak dari gejolak harga dan kondisi ekonomi global ini. Selain daya beliyang merosot tajam, baik karena penurunan pendapatansecara nominal maupun akibatmelonjaknya harga pangandan barang-barang kebutuhanpokok lain, konsumen danberbagai sektor dalam perekonomian juga dipaksa mengurangi konsumsi. Masyarakatmulai merasakan memburuknya kualitas kehidupan mereka, seperti akses ke pemenuhan pangan, pendidikan, kesehatan, dan hancurnya infrastruktur dasar. Ancaman lebihlanjut, dikhawatirkan, lapangan kerja dan sumber kehidupan seperti usaha kecil danmenengah pun akan guncangbahkan dikhawatirkan terancam mati.Indikator makroekonomiIndonesia era pemerintahansekarang memang diakui telahberhasil membuat kemajuan.Namun, kemajuan yang sudahdicapai belum banyak bermanfaat bagi sebagian besar masyarakat terutama kalanganbawah karena masih belumada perbaikan signifikan dalam penurunan angka pengangguran dan kemiskinan.Menyadari kondisi yang dikhawatirkan bisa menimbulkan krisis ekonomi itu, pemerintah telah membuat beberapa langkah antisipasi, diantaranya melakukan penghematan dengan memangkasanggaran di berbagai instansipemerintah. Di samping itu,pemerintah pun sudah merevisi RAPBN 2008. Pertumbuhan dipangkas jadi 6,4%,asumsi harga minyak US$83per barel, dan inflasi 6,5%.Target ekspor pun diturunkandari 12,7% menjadi 10,5%, target investasi dipangkas menjadi 12,3% dari rencana semula15,5%.Namun, ke depan, situasiglobal masih sulit diprediksi.Beberapa pengamat menyarankan agar pembenahan segera dilakukan di dalam negeri. Untuk itu, pemerintah,pelaku usaha dan masyarakat,diharapkan bisa saling mendukung, mengambil prakarsadi depan, dan berkontribusiguna membawa perekonomianbangsa terhindar dari ancaman krisis. „ MSMMasyarakat antri minyak tanah di tengah mahalnya bahan pangan
                                
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51