Page 18 - Majalah Berita Indonesia Edisi 57
P. 18
18 BERITAINDONESIA, 19 Juni 2008ulangkali mengeluarkan biayauntuk mendapatkan sapi unggul melalui embrio transferdan/atau inseminasi buatan,namun tidak berhasil denganbaik. Sedangkan di Al-Zaytun,dengan biaya sendiri selaluberhasil dengan memuaskan.Sumber Berita Indonesia diDepartemen Pertanian mengatakan pemerintah (DirekturPembibitan, Ditjen Peternakan, Deptan) sudah delapantahun melakukan uji progenydan sudah 42 kali mengadakanrapat (musyawarah). Sudahcukup banyak biaya yang dikeluarkan. Sempat dilaporkandalam beberapa kali uji progeny ada hasil. Tapi ternyatasetelah diteliti dan dibicarakandalam rapat hasilnya tidakada. Yang ada (berhasil) hanyadi Al-Zaytun.Al-Zaytun sejak berdiri pada1999, sudah menggeluti peternakan sapi, terutama dalamskala penelitian sudah berjumlah delapan ratusan kepalasapi. Kemudian Al-Zaytun saatini mendatangkan 1.180 kepala sapi perah dari NewZealand dalam rangka pengembangan peternakan sapiperah modern dan terpadu dikawasan pertanian terpaduWaduk Windu Kencana, AlZaytun di Indramayu, JawaBarat. Al-Zaytun menargetkanpertumbuhan jumlah sapinyasebesar 400% per lima tahun.Pada tahun 2013 Al-Zaytunsudah akan memilik 5.000kepala sapi, 2018 menjadi20.000 kepala dan 2023 sudahakan mencapi 80.000 kepala.Institusi yang khusus menangani penelitian dan pengembangan sapi di Al-Zaytun diberi nama Pusat Pertanian danPeternakan Terpadu (P3T) AlZaytun, yang kemudian menjadi embrio Fakultas PertanianTerpadu Universitas AlZaytun Indonesia.P3T Al-Zaytun terbilang paling sukses di Indonesia dalammenjalankan program inseminasi buatan (IB) dan transfer embrio (TE) untuk menghasilkan anakan sapi yangmemiliki mutu genetika lebihbaik dibanding indukan sebelumnya. Terbukti dari hasil ujiprogeny (uji zuriat) sapi perahnasional yang dilaksanakanDepartemen Pertanian RI, dari26 Juli 2007 hingga November2007, menempatkan AlZaytun sebagai yang berhasildi Indonesia.Pengujian secara ilmiah kualitas genetika dan reproduksisapi pejantan itu membuktikan, sapi-sapi Al-Zaytunberhasil mencapai persentasekebuntingan tertinggi di Indonesia yakni 80,6 persen, dandengan angka Service per Conception (SC) 1,24. Uji zuriat itudimaksudkan untuk menjaringbibit ternak sapi perah daricalon pejantan unggul, di mana semen atau spermanyadisebarkan kepada induk-induk sapi betina yang menjadiParticipate Cow (PC).Dalam mengikuti programuji nasional itu, Al-Zaytunmenggunakan tiga pejantanbernama Farel (AF 47 30686),Filmore (AF 47 30687), danFormerry (F 006 30662) dan200 kepala sapi sebagai PC. UjiProgeny itu dilakukan berkesinambungan. Hasil hinggaNovember 2007 sudah menghasilkan kebuntingan pada 26kepala sapi dari 31 aplikasi IB.Dari 26 sapi yang sudah diperiksa kebuntingannya terbukti25 ekor berhasil bunting, sedangkan yang belum buntinghanya seekor. Ini berarti, persentasi kebuntingan sementara dalam Uji Progeny Nasional di Al-Zaytun itu adalah80,6 persen, dan Service perConception (SC) 1,24.Al-Zaytun sebagai suatulembaga pendidikan terpaduyang dikelola Yayasan Pesantren Indonesia itu dari awalsangat konsern mengembangkan pertanian dan peternakanterpadu yang belakangan mengembangkannya di kawasanWaduk Windu Kencana, Indramayu. Hal ini, selain untukmemenuhi kebutuhan santri(internal) Al-Zaytun, juga terutama untuk ikut berperan dalam memenuhi kebutuhan daging sapi dan susu sapi nasional yang sampai hari ini masihsangat minim. Termasuk dalam hal penyediaan semen (selsperma), sampai hari ini, Indonesia masih harus mengimporlebih 70% semen (sel sperma).Al-Zaytun sendiri sudah dapatmenyumbang 10% dari hajatnasional hanya dari 18 kepalasapi pejantan unggul yangdihibahkannya kepada negara.Hal ini mendorong SyaykhAl-Zaytun Dr AS Panji Gumilang menghibahkan 18 sapipejantan (bibit) unggul kepadaNegara melalui Deptan. Sapibibit unggul yang dihibahkanitu terdiri dari bebagai jenis,antara lain limusin, simental,angus, brangus dan FH.Al-Zaytun berhasil mengembangkan sapi unggul itu dengan melakukan inseminasibuatan (IB) dan transfer embrio (TE) bekerjasama denganBalai Embrio Ternak Cipelang,di Cipelang, Bogor. Sementaradi tempat lain (lembaga lain)banyak yang gagal. Inseminasibuatan dilakukan dengan mengambil sel sperma atau semen-semen sapi pejantan untuk disuntikkan atau diinseminasikan kepada sapi-sapi betina. Sedangkan transfer embrio, memindahkan embriosapi yang berasal dari sapiinduk betina dan jantan yangbagus-bagus, untuk dititipkandi sapi-sapi penerima atau sapiresipien.Sapi pejantan kelas excellentBERITA KHUSUSSyaykh AS Panji Gumilang dan rombongan dari Ditjen Peternakan di antara 18 sapi yang dihibahkan.