Page 77 - Majalah Berita Indonesia Edisi 57
P. 77
BERITAINDONESIA, 19 Juni 2008 77kejahatan atas kemanusiaan.Itulah sebabnya mulai muncul seruan agar negara majudan berkembang menghentikan subsidi ke sektorpertanian yang digunakan untuk meningkatkan produksiBBN. Seruan ini mungkin akan dimentahkan mengingatinvestasi dunia di BBN terus meningkat dari 5 miliar dolartahun 1995 menjadi 38 miliar dolar tahun 2005.Jumlahnya diharapkan akan meningkat hingga 100 miliardolar tahun 2010. Investasi ini banyak dimainkan olehinvestor seperti Richard Branson dan George Soros, GEdan BP, Ford dan Shell. Uni Eropa bahkan sudahmenyatakan akan tetap pada targetnya untuk mendapatkan 10 persen bahan bakar minyak bersumber dariBBN pada tahun 2020.Meski demikian, mengkaji ulang manfaat dan dampakdari produksi BBN perlu mendapat perhatian seluruhdunia. Sebab sejumlah penelitian menunjukkan bahwaBBN justru memperburuk pemanasan global, merusakhutan dan mengurangi lahan untuk makanan pokok.Hutan hujan di Amazon yang selama ini dikenal memilikikemampuan menyerap karbon yang membuat bumimenjadi panas, mulai terancam.Brazil kini berada di urutan keempat negara pengemisikarbon terbesar di dunia dan emisi itu sebagian besar daripenebangan hutan di Amazon untuk memperluas lahanperkebunan. Sedikitnya 300.000 hektar hutan hujan diBrazil lenyap selama enam bulan terakhir di tahun 2007.Indonesia pun tidak mau ketinggalan. Hutan-hutanditebang dan dibakar untuk dijadikan lahan perkebunankelapa sawit yang nantinya menjadi sumber BBN.Menurut laporan Wetlands International, Indonesiaberada di peringkat ketiga sebagai negara pengemisikarbon terbesar di dunia. Tidak hanya itu, akibat konversilahan hutan menjadi area perkebunan sawit di Kalimantan, misalnya, 5.325 orangutan diperkirakan mati setiaptahun. Populasi orangutan pada 2004 diperkirakan31.300 ekor, tapi kini tinggal 20 ribu.Penebangan hutan memberi kontribusi 20% dari totalemisi karbon di dunia. Kecuali dunia bisa mengurangiemisi karbon dari sumber lain - kendaraan, pabrik,pembangkit listrik - dunia perlu mengurangi penebanganhutan. Ini artinya membatasi ekspansi lahan perkebunan,sebuah usaha yang hampir tidak mungkin, meski sudahdisodori fakta bahwa setiap ton minyak sawit menghasilkan 33 ton emisi karbon dioksida atau 10 kali lebihtinggi dibanding minyak tanah. Hutan tropis yang dibukauntuk perkebunan tebu demi mendapatkan etanolmenghasilkan emisi 50 persen lebih banyak dibandingproduksi dan pemakaian bensin dalam volume yangsama.Sebuah studi oleh ahli ilmu lingkungan hidup DavidTilman dari Universitas Minnesota memberikan'hitung-hitungan' dari upaya memproduksi BBN.Pemikiran bahwa proses fotosintesis di dalam setiaptanaman akan menyerap karbon dioksida dari udara,sehingga mengurangi volume gas rumah kaca itu,memang benar.Tapi, apabila seluruh siklus BBN dipertimbangkan,yakni dari penyiapan lahan sampai konsumsinya,jumlah karbon dioksida yang diserapnya masih kalahjauh dibandingkan dengan volume karbon dioksidayang diemisikan pada saat membuka hutan, membakarlahan, mengeringkan drainase gambut, serta lepasnyagas metana saat menyiapkan lahan kebun. Menurut Tilman, dibutuhkan lebih dari 400 tahun untuk 'menebus'emisi karbon akibat pembukaan lahan untuk tanamanpenghasil BBN. LORBERITA PUBLIKJemput Bola ala Jasa RaharjaPeningkatan mobilitas pengguna transportasi begerak linear dengan peningkatan jumlahkecelakaan. Statistik kecelakaan dari akhir tahun 2006 hingga sepanjang tahun 2007 menunjukkan telah terjadi sejumlah kecelakaan alat angkutan umum baik darat, laut maupun udarayang menelan banyak korban meninggal maupun cacat. Antara lain kecelakaan maskapaiAdam Air, Mandala Airlines, Garuda Airlines, KM. Senopati Nusantara dan kecelakaan yanghampir tiap hari menimpa pengguna jalan raya.Oleh sebab itu, PT Jasa Raharja (Persero) sebagai pelaksana dana pertanggungan wajibkecelakaan penumpang dan dana kecelakaan lalu lintas jalan, mengimbangi peningkatankecelakaan tersebut dengan meningkatkan kualitas pelayanan lewat menaikkan santunan.Sesuai Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) RI No 36/PMK.010/2008 dan PermenkeuNo 37/PMK.010/2008, besaran santunan korban kecelakaan meningkat antara 100-150%.Santunan kepada korban meninggal dunia, misalnya, naik 150% dari Rp 10 juta menjadi Rp25 juta, dan biaya perawatan yang sebelumnya Rp 5 juta naik menjadi maksimal Rp 10 juta.\ selalu peduli dan respek dalam memberi pelayanan, azas pelayanan prima merupakankomitmen perusahaan,\dampingi Kabag Pelayanan, Samuel Winarko kepada Berita Indonesia.Kebijakan menaikkan santunan tersebut, menurut Usman, dilakukan PT Jasa Raharjasetelah melakukan kajian secara mendalam terhadap peningkatan kebutuhan hidup masyarakatdan tingkat inflasi kurun waktu tahun 2001- 2007.Di samping menaikkan santunan, PT Jasa Raharja juga meningkatkan operasionalpelayanan dengan menerapkan sistem jemput bola. Yakni, aktif mengumpulkan berbagai databerkaitan dengan korban kecelakaan, termasuk menghubungi ahli waris korban. MenurutUsman, penerapan pelayanan jemput bola ini dimaksudkan agar proses penyelesaian santunanlebih cepat.PT Jasa Raharja cabang Jakarta pada tahun 2007 lalu menargetkan pelayanan santunanbagi korban meninggal dunia di tempat kejadian perkara (TKP) membutuhkan waktu 8 hari.Artinya, 8 hari setelah kejadian yakni, 7 (tujuh) hari proses pengumpulan data, dan 1 (satu)hari sejak berkas lengkap diterima di Kantor Jasa Raharja, santunan sudah diterima ahli wariskorban.Selain pelayanan tersebut, PT Jasa Raharja juga menyediakan mobil unit kecelakaan dankeselamatan lalu lintas yang memiliki peralatan dan obat-obatan untuk luka-luka ringan sertaaktif memasang umbul-umbul guna menghimbau pengguna jalan agar selalu berhati-hati.Menurut data yang dihimpun, PT Jasa Raharja cabang Jakarta yang sudah memberikansantunan Rp 5 miliar dalam kurun waktu Maret - April 2008. Di tempat terpisah, H Tolu Sukidjo,SE Kepala Cabang PT Jasa Raharja Jawa Barat kepada Berita Indonesia mengatakansantunan yang diserahkan kepada masyarakat meningkat setiap tahunnya. Dalam kurun waktu2004 hingga Februari 2008 tercatat total santunan sebesar Rp 305.002.475.987.PT Jasa Raharja juga memberikan santunan kepada mereka yang mengalami kecelakaanringan. Contohnya, Nuradi, warga di bilangan Kebon Kacang Jakarta Pusat, mengaku mendapatbiaya perawatan dari Jasa Raharja sebesar Rp 2,5 juta walaupun dia hanya mengalami lukaringan. Kecelakan yang dialaminya terjadi di halaman rumahnya. Menurutnya, ketika dia hendakbuka pintu rumahnya, ada mobil nyelonong, menabrak pagar rumahnya sehingga melukainya.Hingga kini, Jasa Raharja tetap berkomitmen meningkatkan pelayanannya. Maka kepadamasyarakat yang ingin mendapat informasi lebih lengkap tentang santunan Jasa Raharja,dapat menghubungi telepon bebas pulsa 0-800-1-33-34-64. RI, BNDDalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, PT Jasa Raharjamenaikkan santunan korban kecelakaan 100% hingga 150%. Proses pelayananpun ditingkatkan dengan sistem jemput bola.