Page 18 - Majalah Berita Indonesia Edisi 62
P. 18
18 BERITAINDONESIA, Desember 2008BERITA UTAMAterlaksana, sebab keduanya masih belummemiliki waktu yang cocok. Sehingga fotoyang dibingkai tersebut dititipkan kepadaDubes RI di Washington, DC, SudjadnanParnohadiningrat, untuk kemudian diserahkan langsung kepada Obama.Kekecewaan Presiden SBY rupanya tidak lama. Pucuk dicinta ulam tiba. SBYmenerima telepon dari Obama dalam perjalanan pulang dari KTT APEC di Lima,Peru, saat transit 2,5 jam di Seattle AS(25/11). Obama menyempatkan berkomunikasi di tengah sibuk rapat mempersiapkan pemerintahannya. Presiden SBYmakin terkesima sebab disapa Obama dengan bahasa Indonesia. “Mr. President,apa kabar?” sahut Obama menyapa Presiden SBY. “Alhamdulillah, baik,” jawabSBY penuh keakraban.Dalam percakapan berikutnya, SBYmengucapkan selamat atas terpilihnyaObama dan menyampaikan harapan agarkerja sama Indonesia-AS terus ditingkatkan pada masa mendatang. SedangkanObama mengatakan pentingnya peran diIndonesia dan terus memantau langkahlangkah Indonesia dalam berbagai bidangtermasuk dalam mengatasi krisis keuangan global dan perubahan iklim.Setelah berbicara resmi dengan bahasaInggris, Obama kembali mengajak SBYberbahasa Indonesia. SBY pun mengundang Obama datang ke Indonesia. “Dalam kesempatan hadir di APEC tahun depan di Singapura, kami mengundang MrPresident terpilih ke Indonesia,” ujar SBY.Obama menyambut baik undangan itu.Kedatangan Obama nanti tidak hanyamengandung arti strategis dalam hubungan bilateral, tapi juga untuk melepas kangen. “Saya sudah lama dan ingin sekalimerasakan bakso, rambutan, dan nasigoreng,” kata Obama.Pada akhir pembicaraan sekitar limayang asing,” tulisnya. Ikatan emosionalObama dengan Indonesia juga digambarkannya dalam buku Dreams from My Father (1996) yang banyak menyinggung periode dia tinggal di Jakarta tahun 1968-1971.Sejumlah teman sekolah Obama di Indonesia ikut-ikutan terkesiap melihatObama yang dulu suka bermain kelerengdan petak umpet itu kini menjadi presidenAS terpilih. “Ia termasuk anak hiperaktif.Kami tak berhenti bermain kelereng, takgebok, tak lari, dan gambaran,” kata RullyDasaad, sohib Obama di SD Besuki.“Ia senang menggambar. Saya sukabawa komik-komik impor ke kelas, Barrysuka meniru gambar Superman, Batman,atau Spiderman. Kami sering bertukarkoleksi komik, ia suka membaca komikyang waktu itu terkenal, Wiro Si AnakRimba. Tetapi, jangan suruh Barry bernyanyi. Pernah dia disuruh guru nyanyilagu untuk mengenang pahlawan, Syukur.Wah, lucu banget,” ujar Rully, yang kinifotografer profesional. Kenangan-kenangan masa kecil yang tadinya sudah tertimbun kini berubah menjadi harta karunyang membanggakan.Hidup Obama yang bersinggungandengan Indonesia tidak lepas dari perkawinan ibunya, Stanley Ann Dunham dengan pria Indonesia bernama Lulu Soetoro yang sedang mengikuti program doktor bidang studi geografi di UniversitasEast West Center, Hawaii. Mereka menikah setelah Soetoro meraih gelar doktor,kemudian pindah ke Indonesia tahun1960-an. Bersama orang tuanya, Obamatinggal di sebuah rumah di Jalan Dempo,Taman Amir Hamzah, kawasan Menteng,menit itu, SBY mengatakan sudah menitipkan album foto kenangan Obama dananak-anak SDN 01 Menteng lewat DubesRI di Washington. Obama merasa terkejutdan menyatakan ingin sesegera mungkinmelihat foto kenangan bersama temanteman semasa kecilnya itu.Tanah Air KetigaKegembiraan Presiden SBY juga terinspirasi buku profil yang dikirim Obama,berikut tulisan tangannya. Dalam buku itutermuat empat tahun masa kanak-kanakObama di Indonesia. Presiden pantas bergembira, seperti anak-anak SD Negeri Besuki, Jakarta dan hampir seluruh rakyatIndonesia.Sebab antara Obama dan Indonesia terjalin hubungan emosional yang tidakmungkin dilupakan dalam sejarah. Dalammemoarnya The Audacity of Hope(2006), Obama melukiskan Indonesia sebagai tanah airnya yang ketiga. Ia pernahmenempuh pendidikan dasar di SDNMenteng 01, Jakarta selama 2 tahun,sampai usia 8 tahun. Obama mengenang,rumah mereka di Jakarta tidak berkakusduduk, di halaman belakang ada kandangayam dan di luar jendela kamar kainjemuran bergelantungan.“Tak ada uang untuk masuk sekolah internasional, saya masuk sekolah biasa danbermain dengan jongos, tukang jahit, ataupegawai rendahan,” tulis Obama mengenang Indonesia.Dalam buku itu pulalah, ia mengulasevolusi Indonesia dari sebuah kampungbesar, lalu jadi antek politik dan ekonomiAS, kemudian mengalami krisis moneterdan reformasi, sampai jadi negara yangtak toleran lagi. Menurut Obama, Indonesia kini tak sama lagi. “Indonesia terasajauh dibandingkan dengan 30-an tahunyang lalu. Saya takut ia menjadi tanahTINGGAL DI INDONESIA: Ann Dunham bersama suami keduanya, Lolo Soetoro, puterimereka, Maya dan Barack Obama (kanan).BERSUA: Obama bertemu dengan rivalnya dari Partaipemerintahan, 17 November 2008.foto-foto: flickr.com