Page 14 - Majalah Berita Indonesia Edisi 66
P. 14
14 BERITAINDONESIA, April - 15 Mei 2009BERITA UTAMAkecurangan sistematis. Bagaimana adaanak kecil masuk DPT, tapi orang yangsudah tinggal bertahun-tahun tidakmasuk? Ini memalukan,” tegasnya.Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengaku kecewa dengan kinerja KPU. “Saya kecewa sekali. Tapi kita tidak boleh langsungbegitu saja mengganti anggota KPU ataumemundurkan pemilu. Yang pentingkesalahan-kesalahan saat ini jangandiulangi kembali pada Pilpres nanti,”katanya.Begitu pula Rizal Ramli yang memotoriBlok Perubahan menilai pemilu legislatifkali ini merupakan pemilu terburuksepanjang reformasi. Ia juga menilai KPUkurang profesional dan kurang independen dalam bekerja.Rizal Ramli membandingkan anggotaKPU Pemilu 1999, ada mantan MendagriRudini dengan anggota Adnan BuyungNasution yang mengerti hukum. KPUPemilu 2004, diisi oleh dosen-dosen yangtahu politik dan hukum. “Meski ada cacatuang, Pemilu 2004 berhasil,” kata Rizaldalam konferensi pers di Rumah Perubahan, Jalan Panglima Polim V, KebayoranBaru, Jakarta Selatan, Sabtu,(11/4/2009).Kekacauan penyelenggaraan Pemilu 9April 2009 sebenarnya sudah diprediksiakan mungkin terjadi sejak awal seleksianggota KPU. Tim yang ditunjuk dandibentuk pemerintah tidak meloloskanbeberapa nama yang oleh publik dinilaimemiliki kapasitas lebih baik daripadacalon anggota KPU yang diloloskanmengikuti fit and proper test oleh DPR.Entah sengaja atau tidak! Tapi yang jelas,lima orang anggota tim penyeleksi KPU2009, tidak ada yang mendalami pemiludan pekerjaan KPU. Sehingga sangatmungkin mereka tidak paham kriteriaanggota KPU. Seleksi terkesan dilakukanterlalu politis dan seperti sekadar membuka lowongan pekerjaan.Hasilnya, tidak satu pun anggota KPUyang mempunyai keahlian khusus (ilmuwan) di bidang politik apalagi keahliankhusus pemilu. Juga tidak ada ahli hukumpidana atau hukum ketatanegaraan.Ketua KPU Prof Dr Abdul Hafiz Ansharyberlatar belakang pendidikan S-1, Peradilan Agama, IAIN Antasari, Banjarmasin (1982), S-2, Sejarah Peradaban Islam, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta(1992) dan S-3, Sejarah Peradaban Islam,IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (2000).Guru Besar IAIN Antasari ini memang punya pengalaman sebagai Ketua KPU Provinsi Kalimantan Selatan (2003-April2005).Begitu pula anggota KPU lainnya, SriNuryanti, Sip, MA, Dra Endang Sulastri,Msi, I Gusti Putu Artha, Sp, Msi, Prof DrIr H Syamsulbahri, MS, Dra Andi Nurpati,MPd dan H Abdul Aziz, MA tidak ada yangpunya keahlian khusus mengenai Pemilu.Namun dalam seleksi awal oleh tim seleksibentukan pemerintah yang diketuaiSarlito Wirawan, mereka inilah yangterpilih dengan nilai terbaik.Sementara mantan Wakil Ketua KPURamlan Surbakti dan mantan anggotaKPU Valina Singka tidak lolos. Tentanghal ini, Ramlan mengatakan bahwa ia danValina awalnya berat hati untuk mengikuti seleksi, tetapi atas desakan berbagaipihak yang meminta mereka maju lagiagar ada kesinambungan antara KPU2009 dengan 2004, akhirnya mereka ikut.Ternyata, kata Ramlan, saya tidak luluskarena dianggap IQ rendah dan tidak loyalpada Pancasila.Ketika penurunan kualitas Pemilu iniditanyakan, Ramlan mengatakan jikapencapaian Pemilu 2009 setara denganPemilu 2004 itu sudah dianggap jalan ditempat. “Ternyata, kualitas pemilu sekarang menurun. Penurunannya lebih parahdari perkiraan saya,” kata Ramlan, sebagaimana dirilis Kompas, Minggu, 12 April2009.Ramlan Surbakti menyebut beberapafaktor yang membuat kualitas Pemilu kaliini menurun. Pertama, KPU Pemilu 2009tidak punya kesinambungan dan pengembangan dari KPU sebelumya. Semuamulai dari nol. Selain anggotanya baru,komisi juga tak berupaya menggunakanarsip pengalaman lama untuk menyempurnakan pemilihan sekarang. Kesalahanlama terulang, bahkan lebih buruk.Kedua, anggota KPU sekarang dipersepsikan tidak memenuhi kualifikasi mengurus pemilu. Dari tujuh anggota, takada ilmuwan politik yang mendalamipemilu. Juga tak ada ahli hukum pidanaatau hukum ketatanegaraan. Ia membandingkan dengan KPU Pemilu 2004,dari sembilan anggota, Hamid Awaludinmemahami hukum; Nazaruddin Sjamsuddin ilmuwan politik yang punyapengalaman kenegaraan; Chusnul Mar’iyah punya keahlian politik dan kependudukan; dan Ramlan ilmuwan politikyang mendalami pemilu.Ketiga, di antara ketujuh anggota KPUsekarang, tidak ada yang punya kepemimpinan baik. Semestinya anggota komisimenciptakan kebijakan makro-manajemen, sedangkan sekretariat jenderalmembuat perencanaan operasionalmikro. Namun, pembagian tugas itu sering tertukar.Menurut Ramlan, KPU itu seharusnyamampu membuat peraturan pelaksanaanPemilu yang menjabarkan dan menegaskan pasal multitafsir, meluruskan pasalCONTRENG: Ketua Umum PDIP Megawati Sokearnoputri memberikan suaranya pada Pemilu9 April 2009Mantan anggota KPU 2004 Ramlan Surbaktifoto-foto: daylife.com