Page 65 - Majalah Berita Indonesia Edisi 67
P. 65
BERITAINDONESIA, 16 Mei - 15 Juni 2009 65BERITA BUKUMenakarLennon dan GatesKejernihan Malcolm GladwellUntuk menjadi sukses, tidak cukup dengan ketekunan.eperti karya-karya sebelumnya,kepiawaian Gladwell selalu menyertai ketajaman analisa dalammenyampaikan gagasan. Kerjakeras adalah kata kunci yang ingin iasampaikan dalam puluhan halamanpertama buku baru yang ditulisnya Outliers. Dalam buku itu ia menyebutkanbeberapa orang atau kelompok yangberhasil di antaranya The Beatles dan BillGates.Nama The Beatles sudah menjadibagian dari sejarah yang tak akan terlupakan. Tapi jauh jadi history maker,musik mereka telah diasah melalui intensitas dan kerja keras yang terbilangtidak biasa. The Beatles adalah salah satusejatinya sang-”outliers”.Kendati rumah mereka diLiverpool, mereka memutuskanuntuk lengser ke Hamburg untukmeraih kesempatan yang lebihbesar. Jika The Beatles merasanyaman dalam zona aman diLiverpool dengan pola aktifbermain musik hanya sejamsetiap main, maka di Hamburgmereka bisa bermain delapanjam selama tujuh hari. Dalamkonteks intensitas, The Beatlesmenyublimkan definisi senimenjadi proses kerja kreatif.Sedangkan Bill Gates dipaparkan telah berlumut diSBegitu banyak hal besar dan terlalu sedikitwaktu. Pameo usang manusia urban itu malahmembuat seorang lelaki ceking berpikir lain. Lalusi lelaki ceking itu, Malcolm Gladwell menuangkan kompleksitas dunia lewat Blink (2005).“Kekinian dunia menyebabkan pandangan matajadi terarah pada fokus-fokus yang sempit,”ungkap lelaki kelahiran 3 September 1963 ini.Gladwell mulai menyedot perhatian saat bukupertamanya The Tipping Point (2000). Debutyang mengesankan, 2,3 juta eksemplar ludesdalam putaran perdana promo bukunya. Tippingsendiri menangkap kompleksitas fenomenasosio-kultural yang mendedah masa kritis,ambang batas dan ambang krisis. Gladwellmengulas bagaimana krisis-krisis kecil dapatmenimbulkan wabah sosial.Contoh kasus yang diajukan adalah ketikamerek sepatu Hush Puppies mulai mengalamikemunduran produksi di awal tahun 1994.Alkisah seorang perancang busana menangkapbasah sepasang remaja yang mengenakansepatu bermodel klasik itu di kawasan East Village. Informasi ini lalu berkembang dan membakar semangat Wolverine, perusahaan pembuat sepatu tersebut. Tipping menjelaskanbagaimana fenomena sosial itu mengarah padasifat yang menular, perubahan kecil yang berefekbesar, serta perubahan yang menyeluruh dandramatis.Nama Gladwell semakin meroket ketika bukuBlink (2005) menandai debut keduanya. Di siniGladwell bukan hanya digilai anak muda sebagaiperluasan pembaca bukunya, tapi menuaisejumlah kritikan tajam. Blink sendiri mengulasbagaimana caranya mengambil keputusansecepat kedipan mata. Dari sini sejumlah kritikusmengganggap Blink sebagai petunjuk jalanpintas mengambil keputusan dan memprovokasiorang malas berpikir.“Hanya karena saya ingin mendorong orangmemanfaatkan kekuatan besar intuisi yangmereka miliki dengan serius,” sanggah Gladwellmenghadapi berbagai tudingan.Sebagai seorang jurnalis, Gladwell memegang teguh pemaknaan data dan reportase.Pengalaman menjadi juru warta membuatnyalebih peka terhadap gejala sosial yang terjadi.“Begitu banyak hal rumit dan tidak terselesaikandalam satu tulisan reportase, itu yang kemudianmengendap dalam otak saya bertahun-tahun,”kata Gladwell.Kekayaan data riset dan teraan lapangan,tidak membuatnya kaku dalam menuangkangagasannya. New York Time memuji gayapenyajian Gladwell sebagai “kejernihan memandang kompleksitas dunia”.Pengalaman mengolah berita keras (hardnews) menjadi tulisan yang lembut membuatnyamahir ber-story telling. “Begitu banyak orangyang mendukung pembentukan saya yangsekarang. Ketika sadar apa yang akan saya tulisini sangat kompleks, saya langsung mengambiljarak terdekat pada kesederhanaan…,” ujarGladwell.Yang paling duluan reaktif terhadap karyakaryanya justru anak muda (terutama dalamBlink). Selain tema yang disodorkan, Gladwellpunya jurus ampuh gaya tuturan yang renyahdibaca. “Tak perlu membuka buku rujukan lainuntuk mengerti apa yang dimaksud dalam Blink.Bahkan saya merasa Blink ditulis dengansekejap mata dan saya membacanya jugadengan mengerdipkan mata saya,” ungkap ParisHilton yang juga pernah menikmati karyaGladwell. CHUSSEDOT PERHATIAN: Tulisannya kaya dengan risetdan survei lapanganfoto: ist