Page 59 - Majalah Berita Indonesia Edisi 67
P. 59


                                    BERITAINDONESIA, 16 Mei - 15 Juni 2009 59BERITA LINGKUNGANBogorKota PetirKota Bogor sudah lama menjadi tujuan wisata karenakeindahan alam dan kesejukan udaranya. Namun, di balikdaya tariknya itu, sebuah ancaman senantiasa mengintai.asih belum lepas dari ingatan kita, Jemadi (40) dan Sumini (42) warga Jakarta Barat meninggal akibat sengatan listrik bertegangan tinggi yang disebabkan oleh petir saat berada di Kebun RayaBogor. Dan akibat serangan petir pula,pada 2004 sepasang kekasih ditemukantewas, yang diduga diakibatkan petirmenyambar ranting pohon besar lalujatuh menimpa pasangan yang berada dibawah pohon hingga tewas.Menurut para ilmuwan, petir terjadiakibat perbedaan kandungan ion positifyang ada di awan dengan ion negatif yangada di dalam bumi. Ketika hujan akanturun biasanya diawali awan tebal yangmengandung banyak uap air. Di dalamnyabanyak sekali pasangan ion positif dan ionnegatif. Sehingga melalui proses kimiadalam awan tebal, ion positif yang dihasilkan melebihi ion negatifnya, makaion positif tersebut mencari ion negatifyang ada di bumi.Perpindahan ion positif dari angkasaini, menyebabkan terjadinya loncatan ionpositif ke bumi dan disebut kilatan petir.Menurut Dr Karel kecepatannya bisamencapai 300 kali lipat dari kecepatan peluru senapan. Berdasarkan perhitunganpara ilmuwan, ketika tengah terjadi pergolakan udara pada atmosfir, dalam setiapdetik kilatan petir akan terjadi ratusan kalitabrakan listrik yang mengenai bumi danmolekul-molekul serta atom-atom udarayang terbentuk oleh peristiwa ini akanmengirim bahan-bahan penguat untuktumbuhan.Menurut pengamatan Kepala StasiunKlimatologi BMKG Bogor Endang Suprapti, seringnya Bogor yang dijuluki KotaHujan dihujani petir, karena daerah iniberada pada kelembaban udara yang idealuntuk terjadinya petir. Kelembaban udararata-rata 85 persen dengan suhu rata-rataudara maksimum 32,7 derajat celsiusyang mana suhu udara harian adalah 25,5derajat celsius. Ini berpotensi menimbulkan berkumpulnya awan cumulonimbus(cb). Dengan suhu udara sebesar 32,7derajat celsius, radiasi matahari yangmemanasi permukaan bumi menimbulkan gerakan massa udara vertikal yangmemisahkan muatan listrik negatif danpositif di dalam awan cb sehingga menyebabkan timbulnya suara petir.Sementara itu Dr Istiqlal Amin dari Balai Agroklimat dan Hidrologi Bogormenambahkan, penyebab lain tingginyafrekuensi petir di wilayah Bogor adalahkeberadaan Gunung Salak dan Pangrango. Kedua gunung tersebut mengalihkanawan yang menuju Bogor ke ketinggianyang potensial menimbulkan petir. Saatmencapai ketinggian potensial ini, didalamnya kemudian terjadi pemisahanlistrik negatif dan positif.Menurut BMKG Kota Bogor, frekuensipetir yang melanda kota ini tergolong luarbiasa. Dari tahun 1991 sampai 2008, ratarata petir terjadi 215 hari per tahun. Lebihbesar dibanding Brasil, Amerika Serikat,dan Afrika Selatan, masing-masing 140,100, 60 hari per tahun. Dengan catatantersebut, dua pertiga dari total hari dalamsetahun, kota Bogor dihujani petir. Dari2004 hingga 2008, petir tertinggi dalamsatu bulan sebanyak 13.056 kali padabulan April 2007 dan 10.363 kali padabulan November 2006. Dalam seharimisalnya puncak frekuensi tertinggidalam sehari, petir terjadi pada 6 April2007 dan 17 November 2006 masingmasing dengan jumlah 1.555 kali dan 1.151kali dalam sehari.Tingginya intensitas petir di kotatersebut, menurut Endang Suprapti,menjadikan kota Bogor tertinggi di duniadalam masalah kerapnya petir menyambar. Akibatnya di kota tersebut seringmembuat para petugas lampu lintaskewalahan. Seperti yang diungkapkanKepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas DinasPerhubungan Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Bogor, AdeTedi Sutiadi, 29 unit lampu lalu lintasdalam sebulan mengalami kerusakanakibat disambar petir yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas.Tak hanya kerusakan lampu-lampu laluMLUAR BIASA: Dari tahun 1991 sampai 2008,rata-rata petir di Kota Bogor terjadi 215 hariper tahun. Lebih besar dibanding Brasil,Amerika Serikat, dan Afrika Selatan, masingmasing 140, 100, 60 hari per tahun.foto: flickr.com
                                
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63