Page 62 - Majalah Berita Indonesia Edisi 67
P. 62
62 BERITAINDONESIA, 16 Mei - 15 Juni 2009BERITA PUBLIKMenjaga Kedaulatan IndonesiaDengan sistem e-office, waktu bisa efisien, percaloan bisadihindari, kedaulatan negara juga tetap terjaga.erkembangan teknologi yang semakin canggih sekarang ini, baikteknologi informasi (IT) maupuntransportasi membuat kehidupanpenghuni planet ini semakin mudah dankompleks. Dengan lahirnya informationtechnology (IT) berbasis internet, batasbatas negara seakan tidak dikenal lagi. Namun sebaliknya, dengan perkembanganalat transportasi, lalu lintas warga duniasemakin tinggi, sehingga membuat batasbatas negara semakin perlu dipertegasdan ditegakkan demi kedaulatan negara.Salah satu cara menegakkan kedaulatannegara ini adalah dengan merapikanadministrasi orang yang keluar masukwilayah negara, yang di Indonesia tugasini dilakukan oleh Direktorat JenderalImigrasi (Ditjenim).Selengkapnya, tugas Ditjenim adalahmengeluarkan dan memeriksa administrasi (ijin) orang-orang yang hendak keluar-masuk dari dan ke Indonesia. Sepertidiketahui, pada waktu masuk atau keluardari suatu negara, pada prinsipnya orangharus memiliki dua identitas. Pertama,harus memiliki identitas pribadi yang berlaku secara internasional yang disebutPaspor. Kedua, harus memiliki ijin masuksekaligus menjadi ijin tinggal, yang dinamai Visa.Sebagai penjaga ‘pintu gerbang’, Ditjenim selalu dituntut memberikan pelayanan sempurna seperti kemudahan dankecepatan pelayanan. Seperti dikatakanDirjen Imigrasi, Basyir Ahmad Barmawikepada Berita Indonesia, dalam memberikan pelayanan keimigrasian, instansinya dituntut banyak hal, seperti: mudah,ramah, berkeadilan (first timing first).Untuk itu, Ditjenim pun selalu berupayamenyempurnakan pelayanannya. Sepertibaru-baru ini, Basyir mengatakan, Keimigrasian membuat standarisasi pelayananberbasis teknologi. Tapi, itu menurutnyatidak melepas arti “pengamanan” sehingga dibuat spesifikasi teknis tertentubagi pembuatan dokumen keimigrasianagar tidak mudah dipalsukan. Dan sejaktahun 2006, dibentuk sistem e-office sebagai platform yang memberi kemudahan.Purnawirawan Komjen Polisi ini menyadari, langkah ini akan mendapatpenolakan dari beberapa pihak mengingatwarga Indonesia yang belum semua melekteknologi. Namun, Basyir mengatakanharus mengambil langkah ini karena tidakmau ketinggalan. “Untuk perkembanganlebih lanjut, pasti banyak resistensinya,terutama dari segi kultural, tapi hal initetap harus saya lakukan demi Imigrasi kedepan,” katanya.Lebih jelasnya dia mengatakan, “Teknologi informasi berkembang sangat cepat,kalau tidak melakukan perubahan dengansegera, kita akan sangat ketinggalan.Mudah-mudahan akhir tahun 2010,sistem fasilitatif dan sistem paspor melalui proyek BCM (Border Control Management) dan PMS (Passanger MovementSistem) dengan e-paspor, dimana semuadata terpusat di pusat data keimigrasianDitjenim-Jakarta, sudah terwujud. Hal iniakan menjadikan Imigrasi selangkah lebihmaju.”Dengan cara ini, dalam pembuatanpaspor, pemohon tidak perlu harus datangke kantor imigrasi, cukup melalui internet, melalui situs www.imigrasi.co.id.Dengan cara ini, waktu bisa diefisiensi danproses percaloan juga bisa dihindari.Mengenai kesiapan sumber daya manusia (SDM) Ditjenim dalam pelaksanaansistem e-office itu, Basyir mengatakan,hidup ini pilihan, tidak bisa sekaligusjalan. Kalau mau membuat perubahanberdasar teknologi informasi, pasti adaresistensinya. Oleh karena itu harusmempersiapkan alat yang dimaksud. Danterkadang masih menemukan orang-orang yang tidak berminat dengan alat-alatitu, karena dirinya gagap teknologi (gaptek). Itu merupakan risiko yang harusdihadapi. Tapi kalau kita ingin maju,daripada sepuluh tahun ke depan kitaterlambat, lebih baik katanya sekarangberperang dengan segala risiko. Artinya,pendidikan disiapkan. Pemilihan orangorang yang akan mengoperasikan alattersebut harus terus dilakukan. Dansejauh ini, Ditjenim sudah memetakan(competency profile) dari personil yangada, melatih personil terpilih untukmengoperasikan alat tersebut.Selain melayani dalam hal administrasi,Ditjenim juga berfungsi sebagai penjagakedaulatan Indonesia. Ketika ditanyabagaimana peran Ditjenim dalam haltersebut, Basyir mengatakan, Ditjenimmemang berperan sebagai penjaga dipintu-pintu gerbang keimigrasian. Pintugerbang ini begitu besar dan luas. Diantaranya adalah Bandara dan pelabuhan.Ditjenim harus bekerja sebaik mungkin dipintu-pintu gerbang itu.Jika orang luar mendarat harus masukke gerbang itu, dan di situ harus tercatatkapan dia masuk, kapan dia keluar. Danyang terpenting, layak tidaknya harusdiproses demi Kedaulatan Negeri ini.Menyadari luasnya pintu gerbang itu, diamengakui Ditjenim tidak bisa menjagasendiri. B69, JKPANTRI: Masyarakat sedang menguruspaspor di kantor imigrasiDirjen Imigrasi Basyir Ahmad BarmawiSuasana pengurusan paspor di kantor Imigrasi.foto: dok.berindo