Page 53 - Majalah Berita Indonesia Edisi 67
P. 53


                                    BERITAINDONESIA, 16 Mei - 15 Juni 2009 53BERITA KESEHATANmerusak katup-katup jantung. Namun,ada pula demam rematik yang meskisudah diterapi, masih meninggalkangejala sisa pada katup jantung. Inilah yangberpotensi di masa datang menjadi kasuspenyakit jantung rematik.Di Rumah Sakit Jantung Harapan Kitatercatat sebanyak 60% operasi perbaikan/penggantian katup jantung adalah kasusPJR. Katup jantung yang rusak harusdiperbaiki atau diganti tergantung derajatkerusakannya, demi menjaga fungsi organjantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh. “Bila katup tidak berfungsi,akan timbul keadaan yang disebut gagaljantung yang dapat menyebabkan kematian,” jelas Dr Nur Haryono dariRSPJN Harapan Kita.Pengobatan utama adalah dengan eradikasi/pemusnahan Streptokokus. Eradikasi Streptokokus dengan pemberianantibiotik dalam jangka waktu lama. Bagimereka yang belum mengalami kelainanjantung, antibiotik harus diberikan selama 5 tahun secara terus-menerus atauhingga penderita berusia 21 tahun. Sedangkan mereka yang telah mengalamikelainan jantung, antibiotik harus diberikan selama 10 tahun atau hingga merekaberusia 40 tahun. Selain antibiotik,diberikan obat anti-inflamasi, serta obatobat spesifik bagi kelainan organnya.Pencegahan demam rematik berupapencegahan primer dan pencegahansekunder. Untuk pencegahan primer,perlu ditegakkan diagnosa infeksi salurannafas oleh streptokokus beta hemolitikusgrup A. Hal ini penting untuk mencegahtimbulnya demam rematik Sering padapemeriksaan sulit dibedakan denganinfeksi oleh sebab lain misalnya infeksivirus atau bakteri pada tenggorok.The American Heart Association danWHO menganjurkan pencegahan sekunder dengan pemberian suntikanpenisilin setiap 3-4 minggu. Meskipunnyeri bekas suntikan, pasien lebih memilih cara ini karena dapat dengan mudahdan teratur melakukannya, dibandingkandengan tablet penisilin oral setiap hari.Pencegahan sekunder ditujukan terhadappenderita yang telah pernah menderitademam rematik dengan tujuan agardemam rematiknya tak kambuh lagi.Penelitian menunjukkan bahwa penderitayang secara teratur mendapat pencegahan, jarang mendapat serangan demam rematik untuk kedua kalinya.Semua penderita demam rematik perludirawat di rumah sakit karena memerlukan pengobatan intensif. Setelah pulangpenderita masih memerlukan pemantauan jangka panjang supaya tidak kambuh lagi terutama yang jantungnya belumterkena. Istirahat penting demi mengurangi beban kerja organ-organ yangmengalami kelainan. Perlu diwaspadai,setiap kali kambuh gejala akan lebih beratdari sebelumnya.Prognosa penyakit demam rematikbelum memuaskan. Bila terapi tidakmemadai, sekitar 65 persen dari penderitaakan mengalami infeksi berulang. Beberapa studi melaporkan bahwa penderitademam rematik yang telah mengalamikelainan jantung (carditis) ringan 73persen di antaranya akan mengalamikelainan jantung yang lebih berat dikemudian hari. Sedangkan mereka yangmengalami kelainan jantung (carditis)berat saat menderita demam rematikhampir seluruhnya akan masuk ke dalamkondisi gagal jantung dan paru.Tindakan pencegahan lainnya denganpemeriksaan gigi anak secara rutin danpenanganan radang tenggorokan sedinimungkin, serta menjaga kebersihanlingkungan. Seperti kata pepatah bijak,bukankah lebih baik mencegah daripadamengobati? „ DGRPada penderita juga dapatditemukan adanya kelainankulit berupa kemerahan padabadan dan tangan danbenjolan/massa kecil yangberbentuk padat, tidak lunak,dan tidak melekat pada kulit.
                                
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57