Page 48 - Majalah Berita Indonesia Edisi 67
P. 48
48 BERITAINDONESIA, 16 Mei - 15 Juni 2009BERITA POLITIKsuara di dapil DKI Jakarta II inimengaku belum tahu akan duduk dikomisi mana di DPR. Menurutnya,penentuan komisi sebaiknya dilakukanoleh partai. Karena partai akanmengkaji kapasitas para calegnya danmenempatkannya pada komisi yangtepat agar bisa bekerja optimal.Meski demikian, ia berpendapat, saatini masih banyak masalah yang menjadipekerjaan besar pemerintah. Misalnya,masalah pemerataan kesejahteraansosial, kesenjangan pendidikan, danjaminan hidup warga negara. “Selamaini pemerintah hanya menjadikan manusia sebagai objek pembangunan.Padahal seharusnya, manusia adalahsubjek pembangunan,” kata perempuanyang menjabat sebagai Wakil Ketua DPPPartai Gerindra ini.Saat ditanya mengenai lobi politik diDPR, putri proklamator Bung Hatta ini,menyatakan kesiapannya. “Lobi politiktidak apa-apa asalkan tidak bertentangan dengan prinsip yang saya pegang, seperti anti korupsi, menegakkankeadilan sosial dan ekonomi kerakyatan,” katanya tegas.Venna MelindaIngin Membuktikan DiriCaleg Partai Demokrat yang jugaberprofesi artis, Venna Melinda, memastikan diri melenggang ke gedung DPR Senayan. Saat ditanyaapa rencananya setelah menjadi anggota DPR-RI periode 2009-2014,Venna menjawabingin menyejahterakan seniman. Yah, itulah cita-citamulia artis Venna Melinda, yang jagomenari dan senam salsa ini. Vennaberhasil lolos dari Dapil Jatim VIdengan perolehan 5.369 suara dalampemilu legislatif 9 April lalu. Saatsosialisasi ke desa-desa, ia mengakutelah menginventarisasi permasalahandi masyarakat terutama di kalanganseniman yang banyak mengeluh tentangkesejahteraan. Ia berharap dapat dudukdi Komisi X DPR yang membidangimasalah pendidikan, pariwisata dankebudayaan. “Supaya saya bisa lebihluas mengekspresikan tugas-tugas saya.Saya akan mempertanggungjawabkandan bekerja maksimal sesuai komisitempat saya bernaung,” kata ibu satuanak itu.Niatnya menjadi anggota DPR, lanjutmantan None Jakarta 1993 ini, sematamata dilandasi keinginan untuk berkiprah dalam menyalurkan aspirasimasyarakat. “Saya siap mengembanamanah rakyat kapan pun kepercayaanitu diberikan. Sebagai perempuan, sayaakan menunjukkan bahwa politisi perempuan bisa diandalkan,” ujarnyabersemangat.Wanita kelahiran Surabaya, 20 Juli1972, ini juga ingin mendorong kiprahperempuan agar lebih meningkat. Kalausekarang sudah ada kuota 30 persenperempuan di parlemen, ke depan kalaubisa lebih banyak lagi.nya kaum perempuan yang terlibat aktifdi dunia politik karena adanya pandanganyang keliru dalam kultur masyarakat kitayaitu, tidak adanya rasa percaya terhadapistri yang berkiprah dalam politik darisang suami. Serta adanya pendapat bahwapolitik itu hanya untuk kaum laki-lakisaja, dan perempuan tidak perlu turutcampur dalam kegiatan tersebut. Laki-lakisebaiknya memberi kesempatan lebih luaskepada perempuan untuk berpolitik.Sebaliknya keinginan perempuan untukberpolitik harus ditingkatkan denganmeningkatkan kualitasnya.Namun jangan hanya perempuan sajayang perlu dituntut kualitasnya. Pihaklaki-laki yang ada di dewan juga belumtentu berkualitas. Demikian hal itu diungkapkan pengamat perempuan dari PusatKajian Politik (Puskapol) Fisip UI Sri BudiEko Wardhani. Ia mengatakan tidak adiljika menilai anggota legislatif dari kaumperempuan kurang vokal dalam menyuarakan kepentingan rakyat. Mediahanya mengekspos anggota legislatif lakilaki, sehingga legislator perempuan kalahpamor dan vokalnya akan berkurang.Pandangan itu semakin tidak adilkarena jumlah keterwakilan perempuan(misalnya) di DPR hanya 11,5% atau 63orang dari 550 kursi di DPR. Sementaralaki-laki berjumlah 88,5% atau 487 orang.Dia juga mencontohkan dalam masyarakat sipil (PNS) khususnya perempuanyang terlibat dalam birokrasi, sangatberkualitas dengan memiliki sikap yangcukup profesional dan wawasan yang luas.Pada pemilu 2009 kali ini, keterwakilanperempuan meningkat cukup signifikan.Jumlah caleg DPR RI 2009 yang dirilisKomisi Pemilihan Umum (KPU) (29/10/2008) menunjukkan daftar calon legislatiftetap (DCT) 11.301 orang. Sebanyak 7.391di antaranya laki-laki, sedangkan 3.910perempuan (34,60%).Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol) UI sudah mencatatjumlah perempuan di DPR periode 2009-2014 meningkat daripada jumlah perempuan yang duduk di parlemen sebelumnya. Jika anggota DPR perempuan sekarang berjumlah 56 orang, Puskapol UImemperkirakan, jumlah perempuan diDPR akan mencapai 80-83 orang. Untuksementara dari 29 provinsi, Puskapol UImencatat perkiraan jumlah caleg perempuan yang pasti lolos ke Senayan adalah73 orang.Di sisi lain, dari sekian banyak perempuan yang terpilih menjadi anggota parlemen, ada pula yang mampu bersaing dengan caleg pria dengan perolehan suaranya yang melampaui BPP. Sebanyak tujuhdari 25 caleg perempuan tersebut memperoleh suara di atas 30%. Bahkan, terdapat tiga caleg perempuan yang meraihsuara di atas 100% bilangan pembagipemilih (BPP). Mereka adalah Puan Maharani (Putri Megawati Soekarno Putri)dari dapil Jateng 5 memperoleh 242.504suara atau 128,90% dari BPP 188.131suara dan Karlon Margaret Natasa dariPDIP dapil Kalbar meraih 222.021 suaraatau 151.79% dari BPP 146.273 suara,serta Ratu Munawarah Zulkifli istriGubernur Jambi dari PAN dapil Jambimemperoleh 157.651 suara atau 106,69Úri BPP 147.760 suara.Sementara itu dari Jateng III, EvitaNursanty dari PDIP meraih 63.116 suaraatau 39% dari BPP 161.840 suara danAngelina Sondakh dari Demokrat 145.159suara atau 74.15%. Dari Kalteng, calegGolkar Hj Chairun Nisa mendapat 40.017suara atau 34,66% dari BPP 115.472. DiSulut, caleg PAN Yasti Soeppredjo Mokoagow memperoleh 48.937 suara atau dariBPP 163.083.Bertambahnya jumlah caleg perempuandi Senayan tidak lepas dari peranan partaiyang memberlakukan kuota perempuan30% dan tidak menempatkan perempuandalam nomor sepatu. Alhasil perolehanPartai Demokrat dibanding tahun 2004meningkat 250%. Dari Pemilu 2004hanya berjumlah enam orang, sekarangmenjadi 21 orang. Sementara itu, caleg perempuan PDI-P juga mengalami peningkatan dari 12 orang menjadi 19 orang.Sedangkan caleg perempuan Golkar, PKBdan PPP yang akan duduk di parlemencenderung stabil, hanya PKS dan PANyang mengalami penurunan.Menurut Sri Budi Eko Wardhani, Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik (Puskapol) Fisip UI, peningkatan perolehansuara partai juga didukung oleh penempatan para caleg perempuan dalam nomorurut. Di samping itu meningkatnya representasi perempuan di parlemen didominasi oleh caleg dengan latar belakangdinasti politik, yaitu caleg yang basisrekruitmennya melihat aspek ikatankeluarga. HTS, LORfoto: ist