Page 44 - Majalah Berita Indonesia Edisi 67
P. 44
44 BERITAINDONESIA, 16 Mei - 15 Juni 2009BERITA POLITIKVirus Koalisi yang MencMenjelang Pemilu Presiden 2009, sejumlah partai politik(parpol) besar justru harus berhadapan dengan masalahperpecahan di tubuh mereka sendiri. Dan anehnya, friksiyang terjadi tersebut justru hanya diakibatkan olehperbedaan dalam menentukan arah koalisi partai mereka.enjelang pemilihan presiden2009, suhu politik semakinmemanas. Para elite politiknegara kita seolah bergeraksendiri-sendiri untuk menggalang kekuatan koalisi partainya dengan dalih untuk membentuk suatu pemerintahan yangkuat dan koalisi permanen partai diparlemen.Para elit politik tidak memperhatikanlagi jalur formal yang telah ditetapkanoleh partai untuk mengambil keputusanrapimnas (rapat pimpinan nasional). Walaupun rapimnas dilakukan, namun ituhanya menjadi formalitas saja, dan mengabaikan suara dari bawah. Akibatnya taksedikit kebijakan yang diambil oleh paraelit politik di tingkat pusat (DPP) berseberangan dengan sikap elit politik ditingkat daerah (DPD).Sikap pragmatis yang dipertontonkanoleh para elit politik di tanah air menunjukkan kekuasaan bisa melakukan segalahal. Sehingga, perlu dipertanyakan ada apadi balik perpecahan internal yang dialamisejumlah partai. Dalam hal ini ketua partaiyang dipilih sebagai pimpinan dianggaptidak bijaksana dalam mengambil keputusan. Sehingga menyebabkan tidak kompaknya para pengurus partai. Setidaknyaada tiga partai politik yang dirundungancaman perpecahan secara bersamaanyaitu Partai Golkar, PAN, dan PPP.Di Partai Golkar sendiri, ketika partaiitu melaksanakan Rapimnassus di HotelBorobudur, di Hotel Aryaduta Jakarta(23/4) sejumlah anggota Dewan Perwakilan Daerah Tingkat II Partai Golkar jugamelakukan pertemuan. Sehingga banyakpihak mempertanyakan apakah kejadiantersebut sengaja dilakukan dengan waktuyang bersamaan untuk memecah partai.Melihat hal itu, Ketua Umum JusufKalla mengatakan tidak ada perpecahandi tubuh Golkar. Hal itu dikatakannyauntuk menjawab spekulasi yang sebelumnya menyebutkan bahwa mayoritasDPD Tingkat II melalui surat yang merekabuat meminta agar JK menganulir pencalonannya sebagai capres.Mengetahui adanya desakan dari pengurus partai daerah agar partai Golkarkembali berkoalisi dengan Partai Demokrat, Jusuf Kalla kembali berang denganulah pengurus Partai Golkar dari berbagaidaerah. Sebanyak 25 pengurus daerahtingkat provinsi menyerahkan tiga lembarsurat ke Ketua Umum Golkar yang menganjurkan Golkar berkoalisi kembali dengan Partai Demokrat serta mengajukan6 tokoh Golkar untuk diajukan sebagaicalon pendamping Susilo Bambang Yudhoyono dalam pemilu presiden.Desakan pengurus daerah tersebut, ditingkat pusat juga disuarakan elit politikpartai Golkar, Muladi. Ia menginginkanagar Golkar kembali berkoalisi denganSusilo Bambang Yudhoyono. Muladimenganggap JK telah ngos-ngosan menjalin koalisi dengan partai lain setelahmenyatakan Golkar bercerai denganDemokrat. Namun, tidak ada yang berhasil diajak berkoalisi. Menurut Muladi,sebaiknya Jusuf Kalla segera menggelarrapat yang muaranya Golkar kembaliberkoalisi dengan Demokrat. MantanMenteri Kehakiman ini juga tak sungkansungkan menyarankan Kalla memintamaaf kepada Yudhoyono sebagai bentukpenyelesaian konflik.Jusuf Kalla yang mempunyai slogan ’lebih cepat lebih baik’ ini memang dapatmembuktikan dia lebih cepat denganmendeklarasikan dirinya untuk majusebagai calon presiden yang berpasangandengan Wiranto untuk pilpres 2009 padabulan Juli mendatang. Kendati demikian,sejumlah daerah juga menolak keputusantersebut karena dianggap tidak melaluiprosedur. Sejumlah pengurus daerahmendesak agar Munaslub (musyawarahnasional luar biasa) Partai Gokar segeradilaksanakan, namun pasangan JKWiranto dengan mantap tetap majusebagai capres.Wakil Ketua Umum DPP Partai GolkarAgung Laksono yang sebelumnya berseberangan dengan pengajuan JK-Winsebagai capres dan cawapres 2009, akhirnya tunduk pada keputusan resmi partaitersebut. Keputusan pengusungan JKWin merupakan keputusan yang sesuaimeski sempat didahului perbedaan pendapat. Agung bersama elite Golkar lain seperti Muladi dikenal sebagai faksi yang setuju jika Golkar kembali bergabung dengan Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Agung mengatakan kalau keputusan sesuai prosedur,yaharus tunduk. Siapa pun kader Golkarharus tunduk dan memberikan dukungankepada JK-Win sebab pemilu presidenyang sudah di ambang pintu.Sebelumnya, mengenai adanya perpecahan internal partai Golkar menjelangpemilu sudah diprediksi oleh sejumlahpengamat. Bima Arya pengamat politikdari Universitas Paramadina mengatakanbahwa Golkar memang lemah di daerah.Kepatuhan kader daerah lemah terhadappusat dan DPP tidak peka terhadapkonstelasi politik lokal.Ketidakkompakan dalam tubuh partaitidak hanya dirasakan oleh partai Golkar.Di tubuh partai berlambang Ka’bah PPP(Partai Persatuan Pembangunan) jugaterjadi perbedaan pendapat mengenaiarah koalisi partai. Sehingga dalam partaitersebut ada dua kubu antara KetuaUmum Suryadharma Ali yang lebih memilih untuk berkoalisi dengan PDIP.Sedangkan Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah yang juga sebagai Ketua MPP PPPyang dekat dengan SBY di pemerintahaningin berkoalisi dengan Partai Demokrat.Beberapa aksi protes sempat dilakukanseperti menduduki kantor PPP atau keluardari sidang Rapimnas.Namun, Ketua DPP PPP Bidang Pendidikan dan Kesejahteaan Sosial ImamSuharjo membantah adanya konflik ditubuh PPP. Menurut dia, yang terjadi didalam tubuh partai hanya perbedaanMilustrasi: dendy