Page 43 - Majalah Berita Indonesia Edisi 67
P. 43


                                    BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006 43BERITA KHASBERITAINDONESIA, 16 Mei - 15 Juni 2009 43rminalorang warga pendatang dari Alas Roban,Jawa Tengah yang kini tinggal di sekitarJalan Raya Otista, Jakarta Timur. Ia mengaku sudah puluhan tahun berjualannasi di Terminal Kampung Melayu. Sebelumnya ia sempat menjadi penjual asongan.Bermodalkan meja kecil tanpa kursi,dan menggelar makanan yang telah dimasaknya dari rumah, Ibu Erna mempersilakan para pembeli yang kebanyakanpara supir dan para kondektur untukduduk di pinggir jalan beralaskan kardusbekas yang sudah disediakannya. Parasupir dan kondektur itu dengan lahapmenyantap nasi dan lauk yang ada meskibau pesing sangat menyengat. Bau pesingini sebenarnya akibat ulah mereka sendiri,yang kencing sembarangan tatkala mobilmereka berhenti di terminal.Menu yang disediakan Bu Erna sebenarnya sangat menarik, siapapun yangmelihatnya pasti tergugah selera makannya. Ada ayam gulai, ikan sambal, telor,serta sayur yang disantan dengan kental.Ada pula minuman siap saji yang terdapatdalam box berisi es. Ia juga menyediakanair panas untuk membuat teh atau kopihangat. Ketika ditanya mengapa tidakmembuka warung yang menunya tidakkalah dengan menu makanan di restoranPadang, Ibu Erna menjawab dengan nadarendah, “Kemauan sih ada mas, tapi gakkuat bayar kontrakannya, “kata Ibu Ernayang punya lima anak ini.Meski berdagang dengan sarana yangLain lagi cerita Sibarani (39) seorangsupir yang datang dari Sumatera. Ia setiaphari mengangkut penumpang dengantrayek dari Kampung Melayu-Ragunan.Dia mengaku pendapatannya berkurangsejak beroperasinya Busway. Namun, karena sulitnya mendapat pekerjaan, profesisebagai supir terpaksa dia kerjakan.“Sebenarnya karena tidak ada pekerjaanyang lain, kita menjadi sopir, “ kata priayang sudah tinggal di Jakarta sejak tahun1992 ini sambil menghela napas.Dia mengeluhkan, pendapatan yangditerimanya tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya yang tinggal di sekitar Pondok Kopi,Jakarta Timur. Sambil sesekali menariknafas, ia menceritakan anaknya yangtahun ini akan lulus dari SMA dan berencana kuliah. Sibarani sangat berkeinginanmenyekolahkan anaknya ke universitas,namun anaknya itu menyadari keadaanorang tuanya yang kurang mampu.“Pak, biarlah saya kerja dulu, setelahbekerja saya akan kuliah lagi, “ kataSibarani sambil menirukan ucapan anaknya yang tidak ngotot memaksa ayahnyasupaya membiayai dia kuliah. “Syukurlahkalau kamu mengerti keadaan orangtuamu,” kata Sibarani dengan hati pedihmenjawab anaknya.Cerita kehidupan yang serba sulit jugadialami oleh para pengojek yang mangkaldi terminal. Mereka datang dari berbagaiprofesi termasuk tukang bangunan. Bahkan ada yang bekerja sebagai pegawainegeri yang setiap hari melewati terminal.Padahal sebagian dari mereka tinggal diPancoran, Bekasi, bahkan Tanjung Priuk.Namun, kesulitan ekonomi membuatmereka harus menyambi untuk menambah sumber pemasukan.Sama seperti para pengojek, parapedagang asongan yang ada di terminalKampung Melayu juga kebanyakan dariluar Kampung Melayu. Seperti Pak Maman (47), yang tinggal di Kramat Jati,Jakarta Timur. Bapak berusia hampirkepala lima ini mengaku, sudah dua puluhtahun lebih mangkal di terminal tersebut.Kakek yang sudah memiliki cucu satu inijuga kadang-kadang mangkal di PusatPerbelanjaan Jatinegara yang tidak jauhdari terminal Kampung Melayu. Daripengakuannya sebagai pedagang asongan,ia mampu menghidupi keluarganya walaupun pas-pasan. Layaknya seorangpekerja kantoran, dia juga berangkat lebihpagi dari rumahnya. Maklum, dia takutditinggal pelanggannya yang sudah setiamembeli dagangannya. „ HTS, PANsangat minim, Ibu Erna mengaku bisamenyekolahkan lima anaknya. Dua anaknya tinggal di Alas Roban, dan dua lagitinggal bersama mereka dan keduanyamasih sekolah. Sementara anak pertamanya sudah menikah dan kini tinggal diJember, Jawa Timur.mpung Melayu, Jakarta Timur.Ibu Erna, warga pendatang dari Alas Roban, Jawa Tengah, mengais rezeki di TerminalKampung Melayu, Jakarta.
                                
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47