Page 38 - Majalah Berita Indonesia Edisi 70
P. 38
38 BERITAINDONESIA, September 2009LenteraL ENTERA38Masa depantidak datang tibatiba. Masa depanadalah buah daribenih yang kitatanam hari ini dankemarin. Makasiapapun yangingin tahu masadepannya, lihatlahapa yangdilakukannyakemarin dan saatini.menjadi budaya bagi Al-Zaytun sejakawal berdirinya. Pada suatu acaraSarasehan Sehari bertema “MembangunBudaya Bersih dan Sihat MenujuTerwujudnya Science TechnologySociety dan Membentuk Zone of Peaceand Democracy,” bersamaan hari ulangtahun ke-3 Al-Zaytun, 27 Agustus 2002,Syaykh AS Panji Gumilang dalamtaushiyah mengingatkan di eraglobalisasi ini, laju ilmu pengetahuandan teknologi seolah tak mampu direm.“Siapa yang tertinggal akan ditinggal,”katanya.Di samping dampak manfaatnya,ternyata laju itu memiliki dampak lainjika sains dan teknologi telanjang danberjalan sendiri. Menyikapi laju sainsdan teknologi yang seperti ini, Syaykhal-Zaytun meyimpulkan perlunyasebuah budaya atau pengembanganpemikiran cita-cita yang sihat danbersih, dalam makna fisik dan nonfisik.Menurutnya, manusia yang mampumenggunakan sains dan teknologi untukmemberi manfaat besar kepada umatmanusia adalah manusia yangmempunyai nilai thawwabin danmutathahhi-rin (dari konsep Allah:‘innallaha yuhibbu al-thawwabin wayuhibbu al- mutathahhirin).“Budaya sihat dan bersih dalammakna fisik dan non-fisik ini menjadisyarat mutlak bagi umat manusia jikaingin menggenggam sains dan teknologiyang pada dasarnya berasal dari Ilahi.Lihat keterkaitannya dengan konsepAllah yang lain, “inna al-ardl yaritsuha‘ibadiya al-shalihuun.’ bahwa Allahmewariskan buminya kepada hambayang saleh yang salah satu definisinyaal-thawwab-in dan al-mutathahhirin.Manusia seperti itulah yang akanmampu mewujudkan masyarakat sainsdan teknologi,” kata Syaykh.Sementara itu, katanya, saat ini (abad21) sains dan teknologi semakin banyakdimanfaatkan untuk dapat menciptakansatu kondisi dunia yang damai.Tampaknya, manusia-manusia yang adadi dunia sudah mulai enggan berperangsetelah melewati abad 20 yang dipenuhionak duri serta akibat peperangan yangmengerikan, sejak Perang Dunia (PD) I,PD II, dan PD III (Perang Dingin). Padaabad ke-21 ini pula negara-negara majumulai membuat zona damai dandemokrasi (Zone of Peace and Democracy) dengan satu perjanjian “tidaksaling menyerang satu sama lain.”“Mirip seperti Piagam Madinah yangdicetuskan Rasulullah SAW 14 abadsilam. Dalam konstelasi global yangdemikian itu, tercetuslah sebuahpertanyaan, ‘Indonesia mau dibawa kemana?’ Jawabannya tentu dibawamasuk ke dalam zone of peace anddemocracy sebab zona itulah yang akanmembawa ketentraman ekonomi dunia,ketentraman teknologi dunia, danNEGARA MAJU: Di era globalisasi ini, laju ilmu pengetahuan dan teknologi seolah tak mampu direm. Tampak dalam gambar beberapailmuwan di University of Tokyo, Jepang, sedang mengujicoba robot pelempar bolafoto-foto: daylife.com