Page 39 - Majalah Berita Indonesia Edisi 70
P. 39


                                    BERITAINDONESIA, September 2009 39LENTERAketentraman kebudayaan dunia,”Syaykh al-Zaytun menjelaskan.Pada kesempatan itu, Syaykh jugamemberi jawaban atas pertanyaan:“Apakah demokrasi sesuai denganIslam?” Sebuah pertanyaan yangmungkin dari adanya “cendekiawan”muslim yang berprinsip bahwademokrasi berasal dari Barat sehinggatak tepat jika dijadikan landasankehidupan muslim. “Kita tidak harusmenjawab sesuai dan tidak sesuai, sebabsudah sejak lama Islam mengenaljumhuriyyah. Jika demokrasi ituditerjemahkan dengan jumhuriyyah,maka maknanya no problem. Lagi pulabukankah segala sesuatu itu datangnyadari ilahiah, sehingga dulu ada yangmengatakan vox populi vox dei, suararakyat adalah suara Tuhan?” jelasSyaykh.Benih Masa DepanMasa depan tidak datang tiba-tiba.Masa depan adalah buah dari benihyang kita tanam hari ini dan kemarin.Maka siapapun yang ingin tahu masadepannya, lihatlah apa yangdilakukannya kemarin dan saat ini.Dengan pemahaman ini, bermaknabahwa sesungguhnya masa depan bisadijemput (dijangkau) dari apa yangditanam (dilakukan) hari ini. Masadepan yang dijemput dengan karya, visidan iman (sesuatu yang diharapkan danbukti dari segala sesuatu yang belumdilihat) tetapi diyakini telah dilabuhkansampai ke belakang tabir, menembuspuluhan tahun bahkan ratusan danribuan tahun ke depan.Masa depan adalah soal waktu.Bagaimana prospek masa depanseseorang, antara lain bisa dilihat darisikapnya terhadap waktu. Bagaimana iamemanfaatkan waktu sebagai modaltermahal dalam perjalanan hidupnya.Dalam hidup ini, kita memiliki tiga jeniswaktu yakni masa lalu, hari ini dan esok(masa depan).Masa lalu adalah waktu yang sudahberada di luar kontrol kita. Sesuatu yangtelah menjadi kenangan. Kita tidak bisalagi melakukan sesuatu untuk kembaliberbuat pada masa lalu. Maka tidak lagielok bila kita selalu berorientasi padamasa lalu dalam menjalani hari ini danmenjemput masa depan. Biarlah masalalu sebagai renungan dan evaluasiuntuk kita melakukan yang terbaik hariini dan esok.Sebab hari ini dan esok adalah waktuyang masih berada dalam kontrol.Bagaimana kita mengatur danmenggunakan waktu hari ini adalah jugabermakna bagaimana kita merancang(mengontrol) masa depan.Manajemen waktu inilah pula salahsatu yang amat terkontrol dari hasilSidang Tahunan Litbang Al-Zaytunsebagaimana telah dipaparkan dalamcatatan seri kedua pada edisi lalu. Baikperihal pengaturan waktu pembelajarandi dalam kelas maupun pembelajaran diluar kelas.Juga berkaitan pemanfaatan waktuuntuk hal-hal yang baik. Antara lain,bagaimana Al-Zaytun setiap hari giatmenanamkan benih-benih toleransi danperdamaian. Maka tidaklah berlebihanbila kelak (esok) para alumni Al-Zaytunakan menjadi pembawa cahaya toleransidan perdamaian di tengah masyarakat,bangsa dan negara bahkan dalampergaulan internasional.„ BI Marjuka-Hotsan-CRSSUMBER ENERGI: Syaykh melihat, berkaitan dengan budaya cinta damai, sangat boleh jadipada 2020 Bangsa Indonesia sudah mempunyai nuklirMULTI DISIPLIN: Dua orang peneliti sedang mengenakan layar 3 dimensi di kepalanya danmenyaksikan animasi tentang transportasi. Teknologi yang digunakan membutuhkan kerjasama ilmuwan, insinyur dan ahli teknologi
                                
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43