Page 8 - Majalah Berita Indonesia Edisi 84
P. 8


                                    8 BERITAINDONESIA, Mei 2011BERITA TERDEPANfoto: reproTeror Bom yang Tiada HentiMemudarnya pengamalan nilai-nilai Pancasila merupakansalah satu faktor penyebab maraknya aksi kekerasan danteror. Ke depan, pemerintah harus tegas terhadap setiappelaku aksi kekerasan.ejak satu dekade terakhir ini, Indonesia menjadi lahan subur aksiteror, khususnya teror bom.Meski beberapa gembong teroristelah berhasil dilumpuhkan aparat kepolisian, namun teror bom seakan tiadahentinya di negeri multi etnis, agama,suku, dan budaya ini.Masih sangat segar dalam ingatan,tragedi bom Marriot dan Ritz Carlton, 17Juli 2009 yang membuat bangsa inisangat terpukul. Untuk sesaat riak terorbom memang sempat mereda dan berganti dengan aksi teror berupa perampokan gerombolan bersenjata. Namundua bulan terakhir teror bom kembaliterjadi dan cukup meresahkan masyarakat karena sasarannya semakin sulitdiprediksi. Teror pertama terjadi berupabom buku yang dialamatkan ke beberapatokoh, di antaranya akitivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla,Kepala BNN Gories Mere, Ketua UmumPemuda Pancasila Yapto. dan musisiAhmad Dani. Walau tidak menlan korbanjiwa, namun ketika dalam proses pengamanan bom yang diterima Ulil pada15 Maret 2011, bom akhirnya melukai 3orang, termasuk seorang anggota polisi.Berselang satu bulan kemudian, tepatnya pada 15 April 2011, teror bom kembaliterjadi. Tidak seperti biasanya, jika pelakuteror sebelumnya selalu mencari sasaranyang berkaitan dengan milik Amerika atauEropa, kali ini pelaku teror meledakkandiri di Masjid At-Taqwa di Markas PolresCirebon saat menunaikan sholat Juma’at.Korban pun tidak bisa dihindarkan, walautidak ada korban jiwa selain pelaku sendiriyang kemudian berhasil diindentifikasibernama M Syarif, namun belasan anggota kepolisian mengalami luka-luka.Kapolresta Cirebon salah satu korbanyang mengalami luka yang cukup parah.Satu minggu pasca bom bunuh diriCirebon, tepatnya pada 21 April, teror bomkembali terjadi di Serpong, Tangerang,Banten. Di lokasi yang berjarak seratusmeter dari Gereja Christ Cathedral ituditemukan bom seberat 150 kilogram,dekat pipa gas negara. Bom berdaya ledaktinggi yang diperkirakan akan diledakkantepat pada saat perayaan Hari RayaPaskah 22 April itu berhasil digagalkansetelah Detasemen Khusus 88 Polriberhasil meringkus pelaku teror yang jugamerupakan aktor bom buku, Pepi Fernando bersama rekannya di Banda Aceh,Kamis (21/4/2011).Dalam perburuan orang-orang yangdiyakini sebagai pentolan teroris, Sabtu 14Mei polisi telah menewaskan dua terdugateroris, Sigit Qurdowi alias Sigit Hermawan (35) dan Hendro Junanto (35)dalam baku tembak di Sukoharjo, JawaTengah. Selain kedua korban tersebut,seorang warga bernama Nur Iman jugamenjadi korban peluru nyasar.Terkait pergeseran sasaran teror belakangan ini, pengamat terorisme NoorHuda Ismail menduga, pola teroris bergeser jadi mengarah kepada pihak kepolisian karena polisi selama ini gencarmencari dan menangkap teroris.Senada dengan Noor Huda, pemerhatiterorisme Mardigu Wowik Prasantyomengatakan, jika secara klasik motifpelaku teror selama ini selalu menggunakan dalih agama, namun kali ini iatidak melihat dalil agama sebagai motifuntuk melakukan teror.Tentang pendapat yang mengatakanbahwa rendahnya pendidikan juga turutmemicu mudahnya pelaku melakukanaksi teror karena mudah dipengaruhi ataudi-”cuci otak”, peneliti senior International Crisis Group Working to PreventConflict Worldwide, Sidney Jones mengatakan pola itu tidak sepenuhnya benar,karena pelaku yang berhasil ditangkapbelakangan ini misalnya adalah orang-orang yang rasional. Terbukti, mereka ratarata sarjana. Sidney Jones juga tidakmelihat kaitannya terhadap kemiskinan.Khusus mengenai teror bom di Masjid,Kepala Badan Nasional PenanggulanganTerorisme (BNPT), Ansyaad Mbai mengatakan, teror dengan modus operandiseperti itu sudah tidak baru lagi. Terordengan modus yang sama menurutnyasudah pernah terjadi beberapa tahunsebelumnya, seperti bom di Mesjid Istiqlaltahun 1998-1999 dan di Mesjid AgungYogyakarta tahun 2000.Sementara itu, Mencoba mencari akardari aksi teror ini, Ketua Badan PekerjaKomisi untuk Orang Hilang dan KorbanTindak Kekerasan (Kontras) UsmanHamid menyatakan pesimis negara bisamembongkar peledakan bom dan seluruhkasus terorisme, sepanjang di dalamnegara Indonesia ada pihak-pihak yangmempunyai kepentingan tertentu. “Negara tidak akan bisa membongkar peledakan bom dan seluruh kasus teroris,sepanjang di dalam tubuh negara masihada orang-orang yang memelihara, membina, mempersenjatai sekaligus mendanaikelompok-kelompok teroris,” kata Usmankepada wartawan di Jakarta, Senin (18/4/2011).Sedangkan menurut Ketua MahkamahKonstitusi, Mahfud MD, maraknya aksikekerasan yang terjadi di tengah masyarakat akibat sikap intoleransi beragama,sektarianisme dan premanisme adalahakibat memudarnya nilai-nilai Pancasilayang dapat mengancam Negara KesatuanRepublik Indonesia (NKRI). “Mesti adaupaya menegakkan nilai-nilai Pancasila.Sementara Presiden harus lebih tegasmenindak premanisme,” kata Mahfud MDdi gedung MK, Rabu, (27/4). „ HS, MSS
                                
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12