Page 62 - Majalah Berita Indonesia Edisi 91
P. 62


                                    62 BERITAINDONESIA, Desember 2013BERITA LINGKUNGANZbut dan telah menyerahkan masalahnya ke Dinas PU Tata Air JakartaTimur. Namun, Kasi PemeliharaanSaluran Sudin PU Tata Air JakartaTimur, Sunarto, menyatakan bukanpihaknya yang bertanggungjawab karena pekerjaan pihak ketiga.Lurah Pondok Kopi Panangaran Ritonga menjelaskan dengan mengutipketerangan pekerja proyek tersebutmengatakan bahwa penebangan pohonitu terkait kepentingan proyek saluran airyang diperlebar dari 60 cm menjadi 80cm. Ritonga mengatakan berdasarkanPerda 8 tahun 2007, setiap pemotongansatu pohon pelindung harus menggantidengan 10 pohon lain yang berdiameter10 cm dan tingginya 3 m. Namun, sampaisaat ini belum ada pihak yang menunjukkan tanggung jawab atas penebanganpohon-pohon pelindung jalan tersebut.Tidak jauh dari Jalan Raya PondokKopi tersebut, terjadi kebiasaan buruk diTaman Pemakaman Umum Pondok Kelapa. Di Taman Pemakaman PondokKelapa seluas 442.921 M2, yang jugatengah dibenahi supaya menjadi bagiandari ruang terbuka hijau (RTH) itu,hampir setiap hari terjadi penyiksaanterhadap pohon-pohon yang ada diarea RTH tersebut. Tampaknya,sudah menjadi kebiasaan bagi pekerjadi RTH Pemakaman itu membakarsampah dan dedaunan persis di pangkal batang pohon. Sudah banyakbatang pohon yang sudah menjadigosong (arang, melompong) sebelahakibat pembakaran. Tentu pohonpohon tersebut sangat tersiksa. Bahkan sebagian sudah tidak bisa bertahan hidup, mati sekarat dan tumbang.Saat Berita Indonesia berkunjung keRTH Pemakaman Pondok Kelapa tersebut, Senin 21 Oktober 2013 terjadi pembakaran sampah dan dedaunan di batangsebuah pohon. Kepada pekerja tamanditanyakan: “Kenapa membakar sampah di batang pohon?” Dengan entengdia menjawab hal itu sudah biasaterjadi di taman itu. Apakah parapekerja pernah mendapat teguran?Pekerja itu menjawab: Tidak pernah.Area Taman Pemakaman PondokKelapa tersebut juga sudah berfungsisebagai tempat olahraga pagi bagipenduduk sekitar. Bahkan sebagaiarea bermain bagi anak-anak. TamanPemakaman itu memang sudah mulai ditata sedemikian rupa. Tapi selalusaja ada kebiasaan buruk dari petugaspengelolanya. Selain pembakaranpohon, juga setiap pagi petugas pembersih jalan menggunakan mesinpeniup sebagai pengganti sapu.Dengan mesin itu dedaunan dansampah yang mengotori jalan danPAKU POHON: Penyiksaan pohon juga dilakukan para pemasang iklan dan spanduk. Merekamemaku iklan dan spanduknya dengan menancapkannya langsung ke batang pohon. Salahsatu di antaranya dalam foto ini spanduk dipaku di pohon-pohon pelindung jalan di JalanPramuka, Jalan Suprapto dan Jalan Salemba, Jakarta Timur. (Foto Berindo - arys)area parkir ditiup sehingga debu punbeterbangan. Tentu saja menimbulkan polusi udara pagi hari. Anehnya,dedaunan dan sampah itu ditiup keselokan-selokan yang ada di sekitarnya. Sehingga selokan menjadi mampet. Sebagian ditumpuk di pangkalpohon untuk kemudian dibakar.Selain itu, penyiksaan pohon punsering kali dilakukan oleh pemasangiklan dan spanduk di beberapa jalanprotokol di Jakarta. Sangat jamakiklan dan spanduk dipaku langsungke batang pohon pelindung jalan.Selain sangat merusak pemandangan, juga tentu sangat menyiksa pohon-pohon tersebut. Salah satu iklan(spanduk) yang belum lama ini dipaku di hampir semua pohon yang adadi Jalan Pramuka, Jalan Suprapto,dan Jalan Salemba adalah spandukbertuliskan Penegak Negara Kesatuan Republik Indonesia - Penegak NKRI.„ BERINDO - CRS
                                
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66