Page 61 - Majalah Berita Indonesia Edisi 98
P. 61


                                    BERITAINDONESIA, Edisi 98 61BERITA HUMANIORAmengerjakan pekerjaan di luar job description-nya. Dari sinilah, karyawan generalis menjamur bak cendawan di musim hujan.Dikotomi generalis dan spesialis ini semakin mengemuka di tengah era disruptive innovation seperti sekarang ini. Pertanyaan, “Mana yang lebih baik untuk karier saya, menjadi generalis atau spesialis?”, juga makin mengemuka dan menjadi kerisau an bersama. George Bradt, kontributor Forbes, dalam tulisannya berjudul “When to Hire Generalists vs. Specialists: Lessons from the Fab Five” mendefi nisikan Generalis dan Spesialis dengan singkat dan menarik: “A gene ralist knows less and less about more and more until eventually he or she knows nothing about everything. A specialist knows more and more about less and less until eventually he or she knows everything about no thing.” Kemudian dia menyimpulkan: “Being either a generalist or a specialist is useless, and anyone trying to be both at the same time inevitably self-destructs.”Saat ini, setidaknya ada tiga “Pihak Pendukung” kalau bicara Generalis atau Spesialis yaitu Pihak Ge neralis, Pihak Spesialis, dan Pihak Generalis-Spesialis Seimbang (Jalan Tengah). Cara berpikir Pihak Generalis ini bisa didalami dari sejumlah artikel menarik di Forbes diantaranya berjudul “The Secret Power of The Generalist -- And How They’ll Rule The Future” dan “Build Your Career As A Generalist, Not A Specialist”. Meghan Casserly, staf Forbes dalam paragraf pertama tulisannya “The Secret Power of The Generalist” mengambil contoh dunia binatang yang di dalamnya terdapat spesies-spesies yang hidup sebagai “generalis” dan “spesialis”.Binatang “spesialis” seperti Koala/Panda hanya bisa hidup dalam kondisi spesifik seperti cuma makan daun eucalyptus dan lingkungan hangat yang dikelilingi pepohonan. Sedangkan generalis, misalnya tikus, bisa bertahan hidup di mana saja. Tikus bisa hidup di lingkungan panas, dingin, bisa makan dari tumpukan sampah atau buah yang tumbuh liar.Binatang “spesialis” hanya bisa hidup dalam kondisi tertentu dan bila kondisi itu tidak terpenuhi, mereka terancam punah. Sedangkan generalis, seperti tikus, bisa beradaptasi dan tetap hidup meski pindah dari got yang hangat di Indonesia ke got yang dingin di Swiss. Dalam kacamata dunia kerja, konsep ini juga berlaku bagi karyawan, baik yang generalis maupun spesialis. Perkembangan teknologi dan persaingan yang semakin ketat membuat banyak perusahaan membutuhkan spesial is. Di jaman sekarang ini, para spesialis menjadi “hot commodity’ yang diiming-imingi karier bagus dengan gaji yang besar.Dalam lingkungan kerja yang sangat kompetitif itu, para spesialis berjaya seperti ahli fi sika mikro nuklir, ahli fiber optik, ahli industrial relations, dsb. Namun, perlu diingat, mereka akan berfungsi baik bila dalam lingkungan yang syaratnya ter-
                                
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65