Page 19 - Majalah Berita Indonesia Edisi 99
P. 19
BERITAINDONESIA, Edisi 99 19BERITA UTAMAKebutuhan dasar tentu terkait pangan, air bersih, energi walaupun tidak bisa dielakkan persahabatan dan juga kerjasama dengan masyarakat dunia lainnya,” kata AHY. Dia menjelaskan, kita hidup di tengah-tengah percaturan global, kita tidak sendirian, tidak boleh merasa terisolasi dalam negara kita sendiri. Tidak boleh juga menjadi katak dalam tempurung yang merasa hebat di pekarangannya sendiri. Kita harus melihat jauh keluar. “Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar tidak boleh menjadi pecundang atau penonton dalam kompetisi yang semakin keras ke depan. Kita harus menjadi pemenang dalam globalisasi,” tegas AHY.AHY menegaskan Indonesia akan abadi selamanya. “Jika kita terus mengisinya dengan moralitas dengan keteguhan serta never give up spirit. Mentalitas pantang menyerah. Dibutuhkan keyakinan besar seperti halnya kita yakin peristiwa Isra’ Mi’raj itu terjadi. Dan pada akhirnya melalui peristiwa itu nabi besar Muhammad SAW membawa instruksi kepada umatnya sampai akhir zaman tentang sholat misalnya.”Menurutnya, itu semua hanya dengan keyakinan tidak mungkin kita bisa jelaskan dengan logika. “Hanya dengan faith, keyakinan dalam diri kita. Dan itu juga yang dibutuhkan untuk bangsa ini bisa maju ke depan. Kalau kita punya keyakinan bahwa tidak akan berubah nasib sebuah bangsa jika kita tidak mengubahnya sendiri. Dan kalau kita yakin hanya dengan kerja keras dan kerja sama kita bisa lebih sejahtera lagi maka kita pasti akan melakukan itu ke depan bersama-sama,” AHY meyakinkan. Sebaliknya, kata AHY, kalau tidak yakin, tidak punya faith dalam hidup kita, maka jangan sampai atau jangan pernah berharap kita bisa menjadi lebih baik lagi ke depan.AHY pun mengajak hadirin untuk terus membangun keharmonisan di antara kita. “Suarakan kedamaian!” pekiknya. Dia mengungkapkan begitu dia diajak tur keliling di atas bis. Dia melihat banyak sekali tulisan seperti Al-Zaytun Pusat Pendidikan Pengembangan Budaya Toleransi dan Perdamaian. “Tepuk tangan untuk Al-Zaytun. Ada dua kata di situ: Toleransi dan Perdamaian,” ajak AHY yang disambut tepuk tangan meriah. Toleransi dan perdamaian itu, jelas AHY, dua hal yang sangat berkaitan erat tidak dipisahkan satu sama lainnya. “Toleran, tolerance itu adalah sikap menghormati, menghargai satu sama lain, tidak memperbesar perbedaan di antara kita, menghargai perbedaan. Kita menghargai kebebasan orang berbicara asalkan jangan sampai kebebasan berbicara orang itu melukai kebebasan kita. Betul? Negara kita adalah negara merdeka. Kita adalah bangsa merdeka,” jelasnya. AHY menegaskan tidak boleh ada satu warga negara Indonesia yang takut untuk berbicara di negerinya