Page 47 - Majalah Berita Indonesia Edisi 99
P. 47
BERITAINDONESIA, Edisi 99 47AWARDsebagainya. Namun, saat itu, agama yang dianut adalah agama Hindu. Setelah itu masuk agama Buddha. Dalam perjalanan selanjutnya, muncul Kerajaan Demak yang membawa ajaran Islam. Kemudian pada masa Kerajaan Mataram, datang Portugis masuk ke Ternate. Kemudian datang Spanyol masuk ke Tidore. Tidak lama kemudian, Belanda datang. Tahun 1612 berdirilah Kota Modern Batavia.Pada jaman Majapahit, orang-orang China yang datang dari negeri China sudah banyak tinggal di tanah Jawa. Mereka lah yang membangun istana, jalan, dan sebagainya. Itu diperkirakan sekitar tahun 1.400-an atau 1.500-an.Sementara itu, di negeri nun jauh di sana, muncul tokoh besar bernama Genghis Khan. Diktator yang paling diktator di dunia ini berhasil menaklukkan kerajaan Islam bernama Bagdad. Tatkala Bagdad bertekut lutut, tentara-tentara muslim yang menyerah kalah dibawa ke negeri China karena China sudah dikuasai oleh Genghis Khan. Saat itu berdirilah dinasti baru, bernama Dinasti Yuan. Dinasti inilah yang masuk ke tanah Jawa yang kemudian menaklukkan Kediri, yang dipimpin oleh Jayakatwang. Pasukan Kublai Khan, cucu dari Genghis Khan, yang menaklukkan Kediri kemudian ikut membantu mendirikan Majapahit Raden Wijaya. Pasukan dari Kublai Khan itu tidak mau pulang. Mereka adalah muslim keturunan Hui-hui. Hui-hui lahir dari tentara muslim yang dibawa Genghis Khan ke negeri China lalu menikah dengan orang China. Boleh dibilang, Hui-hui adalah Arab keturunan China atau China keturunan Arab. Mereka inilah yang yang datang ke tanah Nusantara ini, sebelum bernama Indonesia. Mereka ikut bersama-sama mendirikan Majapahit, satu beragama Islam, satu beragama Hindu-Buddha. Seratus tahun kemudian, terjadi perubahan total di negeri China. Dari Dinasti Yuan kembali kepada Dinasti Ming. Namun penguasa-penguasanya Tanggapan dari Ronald Malisa (Panitia) dari majalah Gaharu:Apa yang disampaikan oleh Syaykh dalam orasi sangat menunjukkan Syaykh begitu paham dan menguasai sejarah. Informasi seperti ini sangat diperlukan bagi kaum millennial, yang jarang mendapatkan ajaran dan didikan seperti ini.Yang mengagetkan saya, ketika Syaykh mengajak menyanyi lagu berbahasa Ibrani dan mengajak untuk menari bersama. Apa judulnya lagu itu? Ya Hava Nagila. Berapa banyak Syaykh menguasai lagu berbahasa Ibrani? (Banyak. Hava Nagila hanya satu di antaranya, Red).Tanggapan dari Adrian Saroinsong, Pendeta GKPB (Gereja Kristen Perjanjian Baru) Sumedang (undangan):Saya pendeta tetapi senang bergaul dengan teman-teman lintas agama. Kalau ada kesempatan, saya ingin berkunjung ke Al-Zaytun. (Sudah bertukar nomor kontak).Tanggapan dari Thony Ermando (Panitia):Terimakasih, kedatangan Syaykh Al-Zaytun sangat menyemarakkan suasana. Kalau tidak ada Syaykh Al-Zaytun dan rombongan mungkin acara tidak semeriah ini.Tanggapan dari Roy Agusta (Ketua Panitia Penyelenggara):Orasi Syaykh pas banget. Sekaligus sebagai pelurusan sejarah. Selama ini masyarakat hanya menerima sejarah sebagai sebuah informasi yang diterima turun temurun. Kalau sejarah itu A, ya sudah A saja yang diikuti, tanpa pernah mencari dan mendapatkan sejarah yang sebenarnya.Dengan paparan Syaykh ini, saya menjadi lebih tertark untuk membaca buku-buku sejarah. Yang tidak hanya dari sumber saja. Panitia memohon maaf apabila tidak pas memberikan waktu yang kurang leluasa kepada Syaykh Al-Zaytun pada saat orasi. Namun melihat antusias hadirin saat menyimak orasi beliau, itulah realita yang dapat kita lihat. Hadirin suka dan sepakat dengan apa yang disampaikan Syaykh. Realita itulah suatu kejujuran. Melihat antusiasme hadirin, ikut menari bersama Syaykh. Dari lingkaran kecil kemudian menjadi sebuah lingkaran yang lebih besar. Tampak wajah-wajah ceria yang tidak dapat direkayasa. Dan itu Panitia tidak ada yang nyuruh mereka untuk maju lho. Artinya itu sebuah sikap jujur dari para hadirin. Kemudian mohon maaf. Kalau kami dari Panitia sebenarnya tidak ingin membatasi kehadiran rombongan Al-Zaytun. Namun dari tuan rumahlah yang membatasi jadi 20 saja dari Al-Zaytun.Tuan rumah Bpk. Yusak Toto, pendeta GKPB Fajar Pengharapan Bandung. Ada kesan takut-takut untuk menerima Al-Zaytun.Namun setelah orasi Syaykh, dan melihat apa yang ditampilkan oleh beliau beserta grup keroncong dan paduan suaranya, pak Yusak Toto ini kaget. Ternyata Al-Zaytun tidak seperti yangdia bayangkan sebelumnya. Untuk acara ini, majalah Gaharu akan menerbitkan liputan khusus. Dan akan memberikan tekanan kepada orasi Syaykh, dan bagaimana tanggapan dari para hadirin.Apa Kata Mereka