Page 64 - Majalah Berita Indonesia Edisi 99
P. 64


                                    64 BERITAINDONESIA, Edisi 99BERITA KESEHATAN64Apa Penyebab Kanker?Catatan Ch. Robin SimanullangPola hidup sehat sangat penting dan mutlak! Walaupun hal itu bukan jaminan untuk mencegah penyakit kanker. Penyakit tua mematikan ini bermutasi jahat dari sel tubuh sendiri (bukan datang dari luar tubuh). Suatu penyakit misterius (saya menyebutnya penyakit iblis dan/atau penyakit teroris) yang hingga kini secara medis (ilmu kedokteran) belum diketahui apa penyebab pastinya dan belum pula ditemukan apa obatnya.Steven Paul Jobs mantan CEO Apple Corporation yang kaya raya, sejak muda memilih gaya hidup vegetarian untuk menghindari kanker, tapi pria kelahiran San Francisco 24 Februari 1955 ini meninggal pada usia 56 tahun (5 Oktober 2011) akibat penyebaran kanker pankreas yang menggerogotinya.Ibu Negara Ani Yudhoyono, istri Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Ke-6 RI, seorang ibu yang sangat telaten mengatur pola hidup sehat dan dalam hampir 15 tahun terakhir semua asupannya mesti memiliki jaminan higienis, tiba-tiba terdiagnosa menderita kanker darah. Kini Ibu Ani tengah berjuang melawan (untuk mengalahkan) kanker dengan perawatan superintensif di Singapura. (Kita berdoa, kiranya Ibu Ani kuat mengalahkan kanker).Sangat beragam pengalaman pen derita kanker yang menunjukkan penyebab spesifiknya tidak diketahui, atau pemicunya sangat beragam. Kanker itu sangat misterius. Ilmu kedokteran menyebut jenisnya saja lebih 200 berdasarkan asal jaringan, yang setiap jenisnya memiliki kelainan dan keganasan serta pemicunya sendiri. Kanker itu menyerang setiap orang tanpa mengenal batas usia, muda-tua, kelas sosial miskin-kaya, jelata-elit, ras atau suku bangsa. Dan, apa penyebab kanker belum dapat diketahui secara pasti (saintifi k) karena merupakan gabungan dari sekumpulan faktor pemicu.Kanker sudah ada setua sejarah manusia. Penyakit mematikan ini muncul dalam proses pertumbuh an triliunan sel dalam tubuh manusia itu sendiri. Pertumbuhan sel itu terjadi dengan membelah diri secara normal. Kanker itu muncul dari sel yang terbelah secara tidak normal, kemudian bermutasi menjadi jahat (kanker).Sel kanker itu seperti iblis, dia penyaru yang licik. Sel normal (baik) yang dengan licik bermutasi menjadi sel jahat (tumor-kanker ganas). Dia dengan licik menipu serdadu imun tubuh (sel darah putih) sehingga menganggapnya sebagai teman bukan musuh jahat yang amat berbahaya. Sel kanker itu pun bertumbuh mulai dari polip hingga menjadi tumor ganas yang pada tingkat (stadium, penyebaran) tertentu pura-pura baik, tidak menimbulkan rasa sakit. Sehingga tidak hanya luput dari serangan serdadu darah putih (sistem imun), juga menipu penderitanya bahkan menipu diagnosa medis.Saya menyebut kanker itu serdadu (pasukan khusus) iblis dalam tubuh kita. Kanker (serdadu iblis) itu dilengkapi dengan kemampuan intelijen tempur yang amat handal, sehingga dia bisa luput dari pasukan kekebalan tubuh kita yang sesungguhnya sangat rajin berpatroli menangkal setiap bibit penyakit yang menyerang tubuh kita. Kemudian ketika kanker sudah menyebar dan menyakiti, pasukan khusus darah putih tersadar dan berusaha melawannya, tapi tidak berdaya lagi.Saya punya pengalaman betapa liciknya sel kanker (sel pasukan khusus iblis) ini. Saya menderita kan ker usus besar (kolon, kolorektal) yang hingga stadium 3C (diagnosa endoscopy dan CT Scan) belum terasa menyakiti. Dia menipu saya dan dokter yang merawat saya. Saya hanya mengalami gangguan pencernaan, mudah menceret, serta BAB terasa kurang tuntas, tanpa rasa sakit. Kala mencret, minum satu-dua tablet, sudah berhenti. Hal ini membuat kewaspadaan saya dan dokter sangat teledor, apalagi BAB terkadang sudah berdarah.Saya beruntung, karena salah meminum obat. Suatu malam saya mencret dan tidak beritahu kepada siapa pun. Lalu, saya salah minum obat, saya minum obat lambung bukan obat mencret. Sehingga mencret terus sepanjang malam, hingga dehidrasi. Besoknya harus dirawat di rumah sakit dan ditangani dokter spesialis bagian dalam. Dokter memeriksa dengan memukul-mukul perut saya, berta nya: “Terasa sakit?” Tidak ada rasa sakit. Periksa darah dan dilakukan diagnosa USG, semua baik. Setelah tiga hari, saya pun dipersilahkan pulang.Tapi saya meminta untuk dilanjutkan diagnosa endoscopy. Dokter sepakat dan dijadwal. Hasilnya, saya menderita kanker kolon. Kemudian segera dirujuk ke rumah sakit khusus kanker, dilanjutkan diagnosa CT Scan. Hasilnya, dokter menyebut saya menderita kanker stadum 3C, artinya sudah menyebar ke luar dinding kolon, dan ke satu atau lebih kelenjar getah bening, tapi belum sampai ke hati atau paru-paru (stadium 4). Itu artinya saya divonis akan mati 1 sampai 3 tahun lagi jika tidak ada upaya perlawanan 
                                
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68