Page 65 - Majalah Berita Indonesia Edisi 99
P. 65
BERITAINDONESIA, Edisi 99 65BERITA KESEHATAN(perawatan).Saat itu secara kasat mata, kondisi fi sik saya masih sehat. Tidak ada rasa sakit, berat badan saya normal, masih kuat jalan pagi. Kemudian, selama satu bulan sebelum operasi, saya melawannya dengan cara saya sendiri, ‘diet ekstrim’ memperkuat imunitas diri sendiri dengan prinsip: Fight for life, ready to die. Kalahkan kanker! Lalu, saya menjalani operasi, hasil anatomi patologinya, stadium 2B, di luar dugaan dokter, belum ada penyebaran ke luar dinding kolon. Untuk lebih memastikan, saya ja lani diagnosa PET Scan, hasilnya semua organ tubuh saya bersih, tidak ada penyebaran kanker. Tapi dokter KOHM, tetap memutuskan saya harus menjalani kemoterapi sebagai antisipasi, karena kanker itu misterius.Begitulah liciknya kanker itu membuat penderita dan dokternya lengah dan terperdaya. Maka, ketika dokter meng anjurkan supaya saya menjalani kemoterapi, saya pun menuruti nya, tidak mau lengah lagi, dengan catatan, dokter harus benar-benar memperhitungkan manfaat dan risiko kemoterapi itu. Kemoterapi itu juga memperkuat sebutan saya bahwa kanker itu penyakit iblis atau teroris. Sebab saya menjadi benar-benar sakit setiap kali menjalani kemoterapi. Kemoterapi itu bukan obat. Saya menyebut kemoterapi itu infus kimia pembunuhan untuk penyembuhan. Sebab kemoterapi itu tidak hanya membunuh sel kanker tetapi juga membunuh semua sel yang terbelah secara normal. Jadi ibarat teroris, sel kanker itu tidak mau mati sendirian tanpa memakan korban yang lebih banyak. Tapi itu harus saya jalani karena kanker itu penipu ulung seperti iblis dan sangat jahat seperti teroris. Melawan dan mengalahkan kanker itu butuh perjuangan yang hebat: Kanker yang mati atau penderitanya yang menderita hingga akhirnya wafat.Kembali ke apa penyebab kanker, supaya kita jangan lengah. Termasuk ketika kita sudah menjalankan pola hidup sehat (penangkal kanker), apalagi bila masih hidup serampangan. Munculnya kanker itu dapat dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya faktor genetik, lingkungan, makanan, gangguan keseimbangan hormonal dan radikal bebas.Penelitian John Hopkins University menemukan, dua pertiga kasus kanker pada orang dewasa dipicu mutasi gen (faktor genetik) yang menyerang orang secara acak, dan akhirnya menimbulkan tumor. Artinya, kasus kanker terbanyak adalah karena faktor ketidakberuntungan. Penelitian ini melacak jumlah divisi sel induk yang ada di 31 jenis jaringan, dan membandingkannya dengan risiko kanker sepanjang hidup di jaringan yang sama. Kesimpulan yang mereka temukan, semakin tinggi jumlah pembelahan sel jaringan, semakin tinggi tingkat risiko kanker.Penyelidik studi Bert Vogelstein, MD, profesor onkologi Johns Hopkins University School of Medicine menyebut studi mereka menunjukkan bahwa secara umum, perubahan dalam jumlah pembelahan sel induk di suatu jenis jaringan sa ngat berkorelasi dengan perubahan dalam kejadian kanker pada jaringan yang sama. Bermakna, semakin banyak pembelahan sel yang terjadi, semakin besar terjadi risiko mutasi acak dan semakin ganas perkembangan kanker. Kalau begitu, apakah hal ini berarti kita tak perlu menerapkan pola hidup sehat? Bert Vogelstein menegaskan tidak demikian. Meski ada jenis kanker sangat berhubungan de ngan faktor mutasi gen, tapi ada jenis lainnya yang lebih terkait oleh pola hi dup. Di antaranya, kanker kulit, leher, kepala, kolon dan rektum (usus besar dan anus), dan kanker paru-paru. Dijelaskan, kalimat mutasi gen secara acak bukan berarti benar-benar secara acak. Maka faktor gaya hidup tetap penting. Menurut David Katz, MD, MPH, Direktur Yale University Prevention Research Center, angka mutasi lebih tinggi pada mereka yang terpapar racun karena gaya hidup serampang an, dan lebih rendah pada mereka yang konsekuen melakukan pola hidup sehat.Penelitian menunjukkan, pemicu gen kanker menjadi tidak aktif dan penekan gen kanker menjadi aktif pada mereka yang berpola hidup sehat. Maka, menjalankan pola hidup sehat sangat mutlak dan bijak. Pola hidup sehat antara lain, sebagaimana disarankan American Cancer Society, batasi konsumsi daging, perbanyak sayur dan buah segar, rutin berolahraga, antisipasi sinar UV matahari dengan tabir surya dan jauhi rokok. Juga hindari makanan yang mengandung bahan kimia, zat pewarna, dan makanan yang diasap dan diasamkan serta diolah (pemanis) secara berlebihan. Pelihara keseimbangan hormonal dan lingkungan hidup yang sehat. mbi