Page 34 - Majalah Berita Indonesia Edisi 04
P. 34
LENTERA34 BERITAINDONESIA, Oktober 2005Agaknya, pukul 10.00 pagi itu menjadi saat-saat yangsangat istimewa bagi M. Noer. Mengenakan kemeja batiklengan panjang dan bertongkat, pria berdarah Madura, usia87 tahun itu, tampak sangat ceria. Dia menyambut tamunyasatu per satu dengan kehangatan Madura. Yang paling khususketika M. Noer menyambut Syaykh Panji Gumilang. Merekaberpelukan erat seperti ayah dan anak yang baru bertemudari perpisahan panjang.Selain rombongan Ma’had Al-Zaytun juga tampak tokohtokoh pendidikan Jawa Timur, seperti Prof. Dr. H. Rum Rowi,dosen IAIN Sunan Ampel, juga Ketua MUI Jawa Timur. Disitu juga hadir mantan rektor Universitas Airlangga, RektorUniversitas Surabaya, dan sejumlah tamu penting lainnya.M. Noer menghargai kedatangan Syaykh Panji Gumilangdan rombongannya sebagai sebuah kehormatan yang takternilai. Dia telah mendengar keuletan dan kegigihan PanjiGumilang di dalam membangun pendidikan yang berwawasan internasional yang dikembangkan di Ma’had AlZaytun.M. Noer menempatkan posisi pendidikan begitu pentinguntuk mengantar bangsa Indonesia mengisi cita-citakemerdekaan. Terutama pendidikan yang berbasis perbaikanmoral bangsa. “Moral ini sangat penting kita amalkan untukmencegah apa yang terjadi di Indonesia saat ini. Rakyatmenangis, musibah demi musibah terus menimpa. Tsunami,gempa bumi, merosotnya nilai tukar rupiah dan kelangkaanBBM. Saya kira almukharam AS Panji Gumilang memahamiitu,” kata M. Noer di dalam pidato sambutan singkatnya.Di dalam silaturahmi tersebut, Syaykh Panji Gumilangmenyemat atribut Universitas Al-Zaytun pada M. Noer yangdiangkat sebagai anggota Dewan Kurator. Kedudukanterhormat itu diterima baik oleh M. Noer yang memberiDI TENGAH DUHamparan karpet biru. Deretan kursi tertatarapi di halaman rumah di Jalan Ir Anwari No.11,Surabaya. Rumah itu tampak dan terasa asri diantara rimbunan aneka tanaman dan kicauburung, tak ubahnya berada di sebuah pedesaan. Itulah gambaran suasana Sabtu pagi, tanggal 11 September, di kediaman mantan Gubernur Jawa Timur, H.Muhammad Noer, yang merasa selalu dekat dengan rakyatdi pedesaan. Pagi itu M. Noer kedatangan para tamu penting,rombongan Universitas Al-Zaytun yang dipimpin SyaykhAbdul Salam Panji Gumilang.Ruang tamu rumah M. Noer memang tak begitu luas. Disitu terpampang berbagai koleksi piagam dan foto kenangansemasa M. Noer jadi gubernur. Di situ pun ada rekamangambar Jawa Timur tempo dulu yang ditata rapi. Tak herantatkala melihat foto-foto tersebut, para tamu diajak sejenakmenengok ke masa lalu.Syaykh AS Panji Gumilang, tahun 1996, Syaykh AS Panji Gumilang, tahun 1996,memilih tempat pertapaan Wira Lundra, tokohlegendaris Indramayu, untuk membangunkomplek Ma»had Al-Zaytun. Tempat itu tadinyaterkucil, sunyi selepas pukul 17.00, tak adawarga yang berani melintas. Penghuninyahanya burung-burung dan binatang liar. hanya burung-burung dan binatang liar.Sembilan tahun kemudian, tempat itu ibarat Sembilan tahun kemudian, tempat itu ibaratsebuah kota yang dihubungkan jalan beraspal, sebuah kota yang dihubungkan jalan beraspal,punya sejumlah gedung bertingkat, universitasdan stadion olahraga bertaraf internasional. dan stadion olahraga bertaraf internasional.Geliat Kota