Page 35 - Majalah Berita Indonesia Edisi 04
P. 35
BERITAINDONESIA, Oktober 2005 35(LENTERA)USUNperhatian sangat besar pada dunia pendidikan. Dia juga memiliki yayasanpendidikan dan menjabat anggota DewanKurator di berbagai perguruan tinggi diJawa Timur. Misi yang dibawa PanjiGumilang untuk M. Noer: kesediaanmenjadi anggota Dewan Kurator, dan izinpenggunaan namanya sebagai namagedung perkuliahan yang akan dibangunoleh Universitas Al-Zaytun.Mengapa Syaykh memilih M. Noer?Panji Gumilang menjawab: “Bangsa Indonesia memiliki tokoh-tokoh sepuh,tengah dan muda. Kekuatan ini harusdipadukan, sehingga Indonesia dapatdikemas sedemikian rupa lewat pendidikan untuk diwariskan kepada generasi muda. H. Raden Panji MuhammadNoer, salah satu tokoh yang patut diteladani di Jawa Timur.” M. Noer, menurutcatatan dan keizinan, berada di nomorurut 17. Tetapi yang pertama kali dinominasikan untuk menempati urutanpertama.Syaykh Panji Gumilang yang lahir dandibesarkan di Jawa Timur sangat mensyukuri pertemuannya dengan M.Noer,tokoh besar dari provinsi tersebut. Syaykhsendiri kelahiran kampung SumberAnyar, Kecamatan Sidayu. Dulu kecamatan tersebut masuk wilayah Kabupaten Surabaya. Tetapi sekarang sudahkarena di sana ada agen Minak Jinggo. AlZaytun juga punya agen (koordinator) disetiap provinsi dan kabupaten.Bangunannya berdiri tahun 1998.Pendaftaran pertama untuk tsanawiyahtahun 1999. Ternyata yang mendaftar1.300, lolos saringan 500 murid, berasaldari seluruh Indonesia, termasuk daritanah leluhur Bugis, Madura dan Banten.Pesantren itu diresmikan oleh PresidenB.J. Habibie, 27 Agustus 1999, mengukuhkan awal proses belajar mengajaryang dimulai hampir sebulan sebelumnya, 1 Juli 1999.Syaykh punya obsesi—Ma’had AlZaytun mendekatkan gap kualitas pendidikan desa dan kota. Obsesi itu sudahkesampaian, karena setiap Kamis, Jumat,Sabtu dan Ahad, Al-Zaytun ramai dikunjungi. “Empat hari itu laksana suasana kota besar di tengah dusun yangsangat sunyi,” kata Syaykh.Setiap tahun, komplek Ma’had AlZaytun dikunjungi tak kurang dari600.000 tamu. Sampai tahun 2005 angkapengunjung sudah mencapai 5.000.000.Tamu-tamu yang datang, kata Syaykh,ketika pulang menitipkan semen untukpembangunan Al-Zaytun. Syaykh seringdiusik oleh pertanyaan: “Dananya darimana?” Jawabannya sederhana sesuaikenyataan, “dari ummat.” Tetapi banyakyang tidak percaya. Inginnya dijawab,dari saudi Arabia dan Kuwait. Jika adatamu yang menghendaki jawaban sepertiitu, Syaykh hanya berkomentar,”“itutandanya bapak belum pernah menyumbang. Dia pun akhirnya mengulurkansumbangan.“Alhamdulillah dana untuk membangun Al Zaytun tidak pernah kosong.Makanya pembangunan tidak pernahberhenti,” kata Syaykh.Tanggal 27 Agustus 2005, MenteriPendidikan Nasional Prof. Dr. BambangSudibyo meresmikan berdirinya Univesitas Al-Zaytun. Kini pesantren tersebutmenerapkan sistem pendidikan satu pipa,mulai dari tingkat Ibtidaiyah (SD),Tsanawiyah (SMP), Aliyah (SMA) sampaiPerguruan Tinggi.Prof. KH Rum Rowi menilai sistempendidikan di Al-Zaytun dikelola secaraterpadu, patut diteladani lembaga-lembaga pendidikan lain, agar hasil darididikan yang unggul ini menyebar kemana-mana. “Bagi kita yang punyalembaga pendidikan yang lebih tua,jangan segan-segan mencontoh AlZaytun. Tidak ada salahnya belajar padayang lebih muda. Unair pun boleh belajarbanyak dari Al Zaytun. Tetapi jugasebaliknya,” kata Rum Rowi. ■ SB, SHjadi bagian dari Kabupaten Gresik.Setamat dari Pondok Pesantren Gontor,Syaykh merantau ke Jakarta dan menemukan pendamping hidupnya, putriseorang kiai, di Banten.Sejarah Al-ZaytunSyaykh berkisah bahwa sebelummulai mendirikan bangunan Ma’had AlZaytun (1996), dia mula-mula memintaIzin Mendirikan Bangunan (IMB) keKantor Dinas Pekerjaan Umum (PU),Kabupaten Indramayu. Pertanyaan demipertanyaan pun muncul. Dia dicandaibermimpi karena mendirikan bangunandi tengah hutan, jauh dari desa Mekarsari,Heurgeulis. Untuk apa? Itulah pertanyaan awal yang menggelitiknya saatitu. Lantas Syaykh menjawab: “Untukpesantren.” Tanda tanya berikutnya, “pesantren kok pakai IMB?” Kendati merasalega, Syaykh meminta secarik kertas yangberisi catatan dari Dinas PU agar sewaktumembangun tidak diganggu.Cita-cita mendirikan Ma’had AlZaytun memang sudah lama terpendam,perwujudan sebuah lembaga pendidikanyang dikelola ummat untuk menjembatani kesenjangan kualitas pendidikanantara kota dan desa. Daerah di manaSyaykh dan rekan-rekan mendirikanMa’had Al-Zaytun, dulunya dikenalsebagai tempat pertapaan Wira Lundra,tokoh legendaris Indramayu.Di kawasan tersebut, tadinya lepaspukul 17.00 tidak ada warga yang beranimelintas. Penghuninya hanyalah binatang liar dan burung. Tujuh bulan berikutnya berdiri bangunan bertingkat,bangun konstruksinya diilhami olehgempa bumi Kobe, Jepang. “Sebelummendirikan bangunan tersebut kamibelajar ke Kobe, sebuah kota yang dibangun di tengah guncangan gempa bumi.Kami tiru karena Indramayu merupakangaris lintasan gempa. Maka kami buatkonstruksi baja,” kata Syaykh PanjiGumilang.Muncul pertanyaan berikutnya: “Nanti muridnya dari mana?” Soalnya, tempatitu jauh dari pusat pemukiman, tidak adajalan raya dan jauh dari pusat kota.Syaykh menjaring murid tsanawiyah(SMP), mencontoh pabrik rokok MinakJinggo, produk rokok yang paling tidakdisukai di daerah asalnya, tetapi lakukeras di daerah-daerah lain, bahkansampai di Irian. Kendati demikian,Ma’had Al-Zaytun sangat ketat menerapkan “larangan merokok” bagi semuapenghuni dan para tamu ketika berada dikomplek pondok pesantren termodern diAsia itu. Kenapa demikian? Kata SyaykhTOKOH