Page 65 - Majalah Berita Indonesia Edisi 06
P. 65
BERITAINDONESIA, Desember 2005 65(BERITA SOSIAL)ker. Keaktifannya di ORARIdimulai sejak tahun 1970. Iapernah menjadi pengurus dibidang administrasi beberapa periode.Kesibukannya di perusahaan memang sangat padat. Bahkan waktu untukkeluarga pun diakuinya sangat sedikit. Pagi-pagi iaharus berangkat ke kantordan baru pulang antara jamdelapan sampai jam sepuluhmalam. Jika ada jadual senam di klub jantung sehatnya, jam lima pagi ia sudahberangkat ke Lapangan Monas, setelah itu baru mandidan berangkat kerja.Untungnya, isterinya sangatmendukung segala kegiatannya. Kedua anaknya pun sudahdewasa dan memiliki kesibukan sendiri. Anak pertamanya,perempuan, sudah lulus S2 dariInggris dan kini membantunyamenjalankan perusahaan.Anak bungsunya, laki-laki,masih kuliah di Inggris.Kepada anak-anaknya, iapernah menyampaikan sebuahnasehat. “Kalau kamu hobimemasak, jangan sekali-kalimembuka restoran.” Dari segibisnis, menurutnya, hal itutidak akan membawa keuntungan. Sebab, seseorang akan keasyikanmengerjakan hobinya,melakukannya sesempurna mungkin dan tidakpeduli apakah ia untungatau rugi dalam bisnisnyaitu.Hal itu pernah terjadipada dirinya. Saat berusia 19-20 tahun, ia bekerjaselama lima tahun di bengkelsaudaranya. Tidak peduli untung atau tidak, yang pentinglangganan puas. Bengkelnyamenjadi terkenal. Satu hari bisa60-70 mobil masuk ke bengkelitu. Antri saking banyaknya,bahkan mobil RI-1 pun menjadilangganan bengkelnya.Ia bekerja dari pagi sampaimalam, kadang-kadang jadualkuliah pun ditinggalkan demimenyelesaikan pekerjaan. Setelah lima tahun, Robert barusadar bahwa ia tidak akan majukarena hobinya di bidang mesin membuatnya tidak pedulipada keuntungan. Jadi pekerjaan itu ia tinggalkan dan mencari bidang yang tidak dikuasainya.Beralihlah ia ke bidang kontraktor karena pernah kuliah dijurusan teknik sipil. Sifatnyayang tekun, disiplin dan prinsipnya untuk menjiwai setiappekerjaannya, membuatnyacepat menguasai bidang ituLagi-lagi ia keasyikan dan tidakpeduli pada keuntungan.Kini ia memilih mengurusperusahaan yang menanganikeagenan yang tidak bisa ditangani sendiri, melainkanharus ditangani bersama banyak orang.Nasionalisyang perfeksionisTekun, disiplin, bersungguhsungguh dan menjiwai apapunyang dikerjakannya. Itulahrahasia sukses Robert Jap.Setidaknya, seperti diakuinya,bisnis dan kehidupan sosialnyasampai sekarang berjalan dengan baik dan lancar.Setiap Selasa, Kamis danMinggu, ia senam bersamaklub jantung sehatnya di Lapangan Monas. Hari Sabtu, iamewajibkan dirinya untuk berenang. Ia memang suka olahraga sejak masih sekolah. Semua olahraga diikutinya. Iabahkan pernah menjuarai beberapa pertandingan bowlingdan menjadi andalan saat bergabung di klub bulutangkismaupun bola basket. Olahragadianggapnya seperti pekerjaanjuga.Namun demikian, ternyata iaberjiwa pendidik. Robert dengan karakternya yang perfeksionis itu ternyata selalumelakukan kaderisasi. Banyakorang yang dibinanya menjadisukses. Ia senang-senang sajadan membagikan kiatnya. Intinya, orang harus menjiwai apayang dikerjakan. Dengan penjiwaan, kita akan tahu semuadetail dari pekerjaan itu, dari Asampai Z.Menjadi pengusaha yang super sibuk dan seorang organisatoris yang punya banyakkegiatan sosial, tidak membuatnya buta pada kondisiTanah Air yang saat ini tengahprihatin akibat melemahnyaperekonomian dan rongronganterorisme.Jiwanya terusik dengan adanya peledakan bom yang terusterjadi. Menurutnya, faktorkurangnya pendidikan menyebabkan rakyat Indonesia,terutama di daerah-daerahyang jauh dari jangkauan pemerintah, mudah dipengaruhidan diimingi-imingi olehideologi yang ekstrim, yangmungkin sengaja ditanamkan oleh negara asing yangberkepentingan. Di negaralain yang pendidikannyalebih maju, amat sulit mempengaruhi seseorang.Faktor lainnya, menurutRobert, adalah jumlah penduduk Indonesia terlalubanyak. Sehingga tidak terawasi. Celakanya, negeri initanahnya sangat subur dankaya, menanam apa sajalangsung tumbuh. Hal inimenyebabkan bangsa kitamenjadi bangsa yang termanjakan, malas dan inginmudahnya saja.Robert berharap, pemerintahperlu membenahi masalah itudengan serius. Sayangnya, iamelihat banyak keputusan yangdiambil pemerintah berdasarkan kepentingan-kepentingantertentu.Sebagai seorang pengusaha, Robert sangat memahami, situasi yang tidak kondusif akan menyebabkan perekonomian Indonesia semakin terpuruk. Para investorakan memindahkan modalnya ke negara lain karenatidak mau merugi.Di usianya yang sudah 54tahun, Robert Jap masih inginberbuat sesuatu untuk orangbanyak. Apa daya, tenaga danpikirannya sudah terbatas.Namun dengan mengikutiberbagai aktivitas sosial, terutama di Yayasan Jantung Indonesia, Robert berharap keberadaannya akan bermanfaatdimana ia bisa berperan sertamengkampanyekan jantungsehat bagi masyarakat luas. Iaberharap gerakan jantung sehat ini akan bertambah majudan anggotanya semakin banyak agar bangsa ini menjadisehat.Dengan membantu merekamenjadi sehat, itu berarti membantu mereka mengurangibiaya kesehatan. Indonesiamembutuhkan sumber dayamanusia yang sehat jasmanidan rohani untuk membangunnegara ini menjadi lebih majulagi. ■ RHJumlah penduduk Indonesia terlalu banyak.Sehingga tidak terawasi.Bangsa kita menjadibangsa yang termanjakan, malas dan inginmudahnya saja.ROBERT YAP(KANAN): Bersama Ratu Hemas dalam rangka acaraHari Jantung Sedunia 2003, yang diselenggarakan di CandiBorobudur, Jawa Tengah.