Page 62 - Majalah Berita Indonesia Edisi 06
P. 62


                                    BERITA WAWANCARA62 BERITAINDONESIA, Desember 2005Apa prediksi Anda tentang aksiteror bom di Indonesia setelahtewasnya DR Azahari?Barangkali mereda itu temporer. Sayakatakan demikian karena peralatan danbahan yang disiapkan serta sumberdananya semakin seret, khususnya jangkapendek menjelang Natal dan Tahun Baru.Tapi dalam jaringan itu masih adaNoor Din Moh. Top. Bahkan sudah adapengganti Azahari yang sudah bisa merakit bom dengan kemampuan sama. Itucukup pontensial membuat teror.Apa perbedaan aksi teror yangterjadi di luar negeri dengan di Indonesia?Perbedaannya, pelaku teror di luarnegeri usai beraksi biasanya ada pihakyang langsung bertanggung jawab. Di Indonesia tidak ada. Tapi pada periodeterakhir ini sudah mulai ada pihak yangmengklaim bertanggung jawab. Buktinya,video yang disita polisi menunjukkanpesan tertentu dari para teroris.Apa sebenarnya motivasi teror didi Indonesia? Apakah hanya sekedar menebar rasa takut atau adasasaran tertentu?Teror di Indonesia tidak ada targetlangsung terutama ke Amerika dan koalisinya seperti pasukan-pasukan Amerikayang ada di Irak misalnya. Di sini sasarannya hanya secara simbolis yang merekaanggap mewakili kepentingan Amerika,Inggris, Australia dan sebagainya. Jadidalam perjuangan ideologi itu sama.Siapa yang berkepentingan dengan teror di Indonesia?Yang berkepentingan itu kelompokradikal di dalam bereaksi terhadap aksi.Terjadi dialektika saat mereka menafsirkan kondisi yang dianggap sebagai tidakadil. Mau berhadapan langsung tidakmampu sehingga menempuh jalan teror.Ini adalah perjuangan ideologi bahwamereka merasakan diperlakukan tidakadil di dalam kancah pergaulan global.Mengapa justru Indonesia yangjadi sasaran teror Azahari danNoordin, bukan Malaysia, Filipinaatau Thailand?Pelaku teror sama dengan pelakukejahatan lain. Mereka selalu memperhitungkan kesempatan dan resiko: kesempatan berbuat dan resiko terdeteksi. Indonesia dinilai wilayah yang memberikesempatan lebih besar dilakukannyateror dibandingkan negara-negara lain.Indonesia mereka anggap pengawasannya relatif lemah dibandingkandengan Malaysia. Selain itu, resiko untukterdeteksi di Indonesia lebih kecil.Teroris di Indonesia selalu dikaitkan dengan Ustad Abu BakarBaasyir dan Jamaah Islamiah (JI).Dia pernah melarikan diri ke Malaysia ketika UU Anti Subversif berlaku. Bagaimana Anda melihatnya?Ketika Indonesia menggulirkan gerakan reformasi, demokratisasi itu bergeraklebih cepat. Kebebasan menyatakanpendapat terbuka luas. Ketika masihberlaku UU subversif yang didukungaparat intelijen yang didominasi TNI khususnya TNI AD, aksi teror tidak terjadi.Tatkala UU itu dicabut kemampuanintelijen tadi tidak dialihkan kepada kemampuan polisi apalagi setelah kedua institusi ini berpisah. Sehingga seolah-olahAngkatan Darat itu lepas tangan dan tidakikut campur tangan lagi. Sehingga kemampuan intelijen kita merosot drastis.Menurut analisis Anda, bagaimana posisi Malaysia setelah tewasnya Azahari?Bagi Malaysia dengan tewasnya DRAzahari, tidak ada sesuatu yang dirugikan.“TERGANTUNGPELUANGDAN RESIKO”Teroris adalah pelaku tindak kriminal yang selalu menebarancaman. Mengapa Indonesia kini dalam ancaman besarterorisme? Guru Besar Kriminologi Universitas Indonesia,Prof. DR. Muhammad Mustofa, MA, memaparkanpandangannya kepada wartawan Berita Indonesia, M.Subhan, akhir pekan lalu.Ketika Indonesiamenggulirkangerakan reformasi,demokratisasi itubergerak lebihcepat. Kebebasanmenyatakanpendapat terbukaluas.
                                
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66