Page 58 - Majalah Berita Indonesia Edisi 06
P. 58
BERITA FEATURE58 BERITAINDONESIA, Desember 2005Kebiasaan sehari-hari parastaf eksekutif bengkelperhiasan John Hardy,berkumpul di bawahnaungan pohon beringinraksasa, untuk santap siang bersama.Biasanya seseorang membuka acaratersebut dengan sambutan singkat. Selasalalu, lebih dari 40 tamu, manajer, eksekutif dan perancang, jedah sejenakdengan santapan lezat di sendok garpuyang hampir masuk ke mulut, ketikapemilik perusahaan, John Hardy, tibatiba berdiri untuk membacakan sekantong rapor lama yang dikirim ibunyadari Kanada.“Tidak tercatat, terabaikan, menyedihkan,” katanya. “Seorang pemimpidi siang bolong. Berusaha yang terbaik,tetapi terlalu lamban.” Hardy meletakkanrapor terakhir, tertanggal 22 Juni 1967,ke atas tumpukan.”“John tidak berhasilmenyelesaikan sekolahnya. Dia harusmengulang di tingkat 12.”Hardy meletakkan rapor-rapor lamanya di atas meja dan berpidato di depanaudiensnya yang terdiam.”“Pada suatutitik di dalam hidup ini, saya tidak pernahmembayangkan bahwa suatu hari akanmembacakan rapor yang memalukan inidi depan Anda semua di Bali. Ingat, kitasemua di dalam perjalanan, dan tidakpernah tahu di mana kita akan berhenti.Yang paling penting, kita menikmatiperjalanan ini.”Pemimpi yang terabaikan ini, demikian dia menyebut dirinya, mungkinlebih tepat untuk sekolah mekanik, tetapisekarang dia seorang visioner di balikbisnis desain perhiasan beromzet 100 jutadolar AS setahun, pengusaha barangbarang mewah terbesar di Bali. Perjalanan Hardy tidak hanya mengembangkan bisnisnya, tetapi juga akanmemasuki sebuah dunia yang nikmat,mewah dan alami seperti perhiasanperhiasannya.Seperti ribuan hippies yang berebutjalan keluar dari lobang tikus, Hardyberkelana di pantai-pantai Bali pertengahan tahun 1970-an dengan modalpendidikan artistik yang hampir tamatdan beberapa ratus dolar. Merancangperhiasan permata segera menghentikannya dari jalan kembali yang sia-sia keKanada dan bekerja di toko ayahnya.Setiap untaian yang terjual seperti hidupbeberapa hari di surga. Desain-desainperhiasan perak Hardy yang unik segeramenjadi “penanda” bagi keluarga-keluarga yang berkeliling di seluruh Asia.“Orang-orang melihat yang lainlainnya mengenakan perhiasan bikinansaya di Bandara, dan itu seperti sebuahkode rahasia,” katanya. “Tanpa bicara,mereka tahu di mana mendapatkannya.”Kode itu kemudian jadi pujaan, dan tahun1969, dia mendapat pesanan dari NeimanMarcus, seorang retailer barang-barangmewah terkemuka di Amerika Serikat.Sejak itu Hardy menemukan cinta didalam hidupnya, seorang wanita yangmewujudkan mimpinya ke dalam kenyataan. Wanita itu semula membencinya. “Waktu itu saya sedang berkencandengan seorang pemain jet sky,” kataCynthia Hardy, wanita Amerika, sembaritertawa. Tetapi dia juga sedang mencarisesuatu yang berarti di Bali, bahkanbertekuk di bawah lutut Hardy bagi duniayang lebih sempurna—sebuah dunia dimana kecantikan dan kemewahan dapatmenjadi sebuah solusi, tidak hanyasebuah komoditi. Kemampuannya memetik permata dari jutaan ide Hardy,dalam sekejap membangkitkankesadaran, dan mendorong mereka bekerja, tidak hanya memacu mesin hubungan mereka,tetapi juga “kerajaan” mereka.Hari ini, “kerajaan” itu berpusat di salah satu lingkunganpabrik yang paling inovatif danalamiah di Bali. Dinding pabrikitu terdiri dari bata tanah mentah, dikelilingi bogenvil yanglebat, bukannya kawat beraliranlistrik. John Hardy menyebutnya “sebuah solusi alami bagimasalah keamanan internasional.” Atapnya ditutup dengantanaman buah anggur untukmengisolasi bagian interior daripengaruh buruk sinar matahari. Buahtanaman itu dijadikan hiasan snak.Teratai kolam merambat di bawah lantaibengkel. “Jika ikan mati,” kata Hardy,”“kita segera tahu ada sesuatu yangsalah.”Kompleks pabrik dirancang tidakmenghujam ke dalam tanah. BilamanaHardy menutup bengkelnya, tempat itubisa kembali ditanami padi dalam tigabulan. Ruang pamernya adalah sebuahKapal Bambu yang dibangun dari bambuukiran, dirancang oleh seorang perancang terkenal Malaysia, Cheong YewKuan.Melewatkan waktu bersama Hardyseperti berada dalam mimpi: tiba-tibasemuanya jadi mungkin. ■ TIME-SHKEMEWAHANDARI MIMPIKecintaan John Hardy pada kerajinan tangan danperhiasan telah mewujudkan ide kemewahan yang alamibagi sebuah tempat yang semuanya baru—tempat palingeksotik di dunia. TIME (5/12) menyajikan laporan khususberjudul, Putra Bali, berikut ini.Hardy dan istrinya, serta Rumah Keluarga Hardy di Bali.