Page 59 - Majalah Berita Indonesia Edisi 06
P. 59
BERITAINDONESIA, Desember 2005 59(BERITA NUSANTARA)Pikiran Rakyat (21/11) dariBandung memberitakan,mulai 1 Januari 2006pabrik pupuk PT PupukKujang (Persero) akan berhenti berproduksi menyusul selesainyakontrak pasokan gas dari PT Pertamina(Persero) per 31 Desember 2005.Wilayah Jawa Barat dan Banten yangmerupakan lumbung padi sekaliguspemasok pangan nasional, setiap tahunmembutuhkan 800.000 ton pupuk.Pupuk Kujang yang berlokasi di Cikampek memasok 500.000 ton, sisanya diisiPT Pupuk Sriwijaya (Pusri) dari Palembang.Dirut PT Pupuk Kujang Aas Asikinmengakui pihaknya masih terus mengadakan pembicaraan dengan Pertamina.Namun selama itu pula Pertamina selalumenyatakan tidak sanggup memasokgas. Asikin kemudian mencari alternatifkepada BP Indonesia untuk memasok 60MMSC FD. Namun BP Indonesia mengalami kendala teknis sehingga baru bisamelakukan pasokan gas pada tahun2007.Dirut PT Pusri Dadang H Kodrikepada Kompas (23/11) mengakui adaketerbatasan pasok gas bagi industripupuk, yang setiap harinya membutuhkan gas 851,1 juta kaki kubik (MMSCFI).Namun yang terpenuhi hanya 69 persensaja atau 584 juta kaki kubik.Dadang Kodri menyatakan kebijakan gas nasional belum berpihak kepadaindustri pupuk, padahal kebutuhanindustri ini hanya 8 persen dari produksigas nasional. PT Pusri menghasilkan 2,2juta ton pupuk pertahun, 1,9 juta tonuntuk kebutuhan dalam negeri sisanyadiekspor.Kusnomo, Kepala Dinas Pertaniandan Peternakan Kabupaten Indramayu,kepada Pelita (25/11) mengatakan ketidakjelasan produksi pupuk Kujangdikhawatirkan mendorong para spekulan berulah. Gejala ke arah itu sudahnampak dengan menghilangnya pupukdi Indramayu. “Kami sudah mengordermasing-masing 900 ton dan 650 tonuntuk dikirim musim tanam ini, tapianeh pupuk tak ada,” ujarnya.Ketua Himpunan Kerukunan TaniIndonesia (HKTI) Jawa Barat, RudyGunawan merasa galau jadinya. MelaluiPikiran Rakyat, suratkabar terkemukabertiras terbesar di Jawa Barat, Rudymendesak agar sejak sekarang pemerintah mengambil langkah-langkah nyatauntuk menyikapi persoalan ini. ■ SP/HTNasib NaasPETANI JABARBelum reda rasa resah ‘ketiban’ puluhanribu ton impor beras dari Vietnam, kinipetani di wilayah Jawa Barat menghadapiancaman kelangkaan pupuk.NASIB PETANI JABAR: Menghadapi kelangkaan pupuk.BERITA NUSANTARAKepala Rumah Sakit UmumDaerah (RSUD) Bayu Asih,Purwakarta, Jawa Barat, Ir.Subiat Sulaeman, MM komitmen mengutamakan pelayanan kesehatan kepadamasyarakat. Berdasarkan prinsip efisiensi dan produktivitas Bayu Asih akanterlepas dari komersialisasi pelayanan.Sesuai PP No. 23/2005 dan PerdaPurwakarta No. 22/2002, keberadaansetiap RS dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kesehatan masyarakat yang berdaya guna dan berhasilguna. Juga mengutamakan penyembuhan serta pemeliharaan yang serasi,terpadu, serta bermutu sesuai standarumum pelayanan nasional.Untuk itu, ujar Subiat Sulaemen dalamperbincangan khusus dengan Berita Indonesia, Bayu Asih harus memiliki manajemen yang handal, mandiri, sertamampu memantapkan kualitas pelayanan. Agar anggaran pendapatan RSsebanding dengan pembiayaan pelayanan, maka pengelolaan Bayu Asihharus pula mampu meningkatkan pendapatan.Unit Farmasi dapat dijadikan salahsatu pos pendapatan bagi Bayu Asih.Subiat mempunyai cara untuk itu. Yaitu,menganut fleksibilitas anggaran danmengubah sistem penyediaan obat pertahun anggaran, sesuai aturan menggunakan mekanisme tender. Penyediaanobat dapat disesuaikan dengan kebutuhan perawatan berjalan.Kata Subiat, RSUD Bayu Asih telahmenyiapkan kas Unit Farmasi sebesarRp 2 miliar. Uang itu dipergunakan untukmenyiapkan persediaan obat sesuaikebutuhan pelayanan setiap saat.RSUD sudah pula melakukan kontaklangsung dengan 45 distributor farmasi,sehingga setiap kebutuhan resep dapatterlayani dengan baik tanpa harusmembeli dari apotek luar yang biasanyalebih mahal. ■ BN/HTRSUD PURWAKARTAUTAMAKAN PELAYANAN