Page 9 - Majalah Berita Indonesia Edisi 06
P. 9


                                    BERITAINDONESIA, Desember 2005 9(BERITA UTAMA) Ansyaad Mbai, Ketua Desk AntiTeror, Kementerian Polhukam, mengatakan kepada M. Subhan dari BERITA Indonesia, terorisme adalah perbuatankelompok-kelompok didasari pada ideologi yang radikal. “Ideologi radikal inikalau dari aspek agama ada di semuaagama, bukan Islam saja,” kata Ansyaad.Ansyaad mengatakan ulama-ulamamoderat, baik dari NU maupun Muhammadiyah, akademisi dan cendekiawanmuslim mengutuk aksi bom bunuh diri.“Ideologi yang mereka kembangkanjustru menghancurkan Islam sendiri,”kata Ansyaad. Dia merujuk ke JamaahIslamiyah (JI).Di Indonesia, kata Ansyaad, memangJI tidak ada secara formal. Tetapi eksistensinya ada, semua jelas dan sudahterungkap di Pengadilan, baik dokumenmaupun pengakuan dari anggotanya yangmasih hidup. Mulai dari rekrutmenanggota, pelatihan, pendananya dan jugaterstruktur.DR. Din Syamsuddin, tokoh Islamdari Muhammadiyah, mencurigai adaskenario global di balik aksi-aksi terorisme di Indonesia. Dia mempertanyakan: “Siapa yang paling diuntungkan dariaksi-aksi teror di Indonesia ini?” Yangjelas bukan Indonesia, karena justrumenjadi korban: instabilitas ekonomi,keamanan, politik dan dunia parwisata.Dan kerugian paling besar citra Indonesia dan umat Islam Indonesia.“Karena itu terorisme harus kitahadapi secara bersama-sama,” kataSyamsuddin dalam program Meet thePress di Metro TV (17/11).Kata Syamsuddin, pemicu aksi terorisme bukan semata-mata persoalanagama. Sangat kompleks. Tetapi harusdiakui karena belum meluasnya pesanIslam yang rahmatan lil ‘alamin.Mengapa mereka merusak citra Islam? Mengapa tidak sama-sama mengajak: “...mari kita bangkit, memerangiterorisme sebagai musuh bersama.”Distorsi dan stigmasasi teroris denganIslam sangat menyakitkan ummat. KataSyamsuddin:”“Padahal kita yang banyaktidak melakukan aksi teror, justru menampilkan wajah Islam yang damai.”Faktanya, di sini ada 3.000 alumniperang Afganistan yang direkrut tahun1980-an. Mereka juga direkrut ke FilipinaSelatan dan Chechnya. Sekarang jaringanbawah tanah JI meracuni kalanganmuslim muda dan dimanfaatkan olehgembong teroris berkebangsaan Malaysia, Noor Din, tadinya bersama rekannya,Azahari. SHledakkan bom dan menimbulkan korbanjiwa.Kata Syaykh, para pelaku aksi bombunuh diri itu orang-orang yang latah,tidak mengenal agamanya sendiri. Dantindakan bunuh diri, salah. Soal suarakeras para ulama, menurut Syaykh, tidakterlalu penting, karena hanya diplomasisuara. Yang penting, menghentikan aksiaksi kejahatan kemanusiaan. Pihak yangmenghentikannya bukan para alim ulama, tetapi para pemegang kunci keamanan negara bersama komponen bangsadan rakyat Indonesia.“Perangkat hukum harus kuat. Penegakan hukum harus berjalan. KUHPsaja bisa digunakan untuk menangkaporang yang buat kegaduhan, apalagimembunuh,” kata Syaykh. Jika ada yangmengaku bertemu Noor Din, sebaiknyapolisi memeriksa orang itu.Syaykh mengingatkan, “jangan karena kejahatan-kejahatan kecil Indonesiaseakan-akan dikuasai oleh kejahatan.”Sejatinya kejahatan kemanusiaan tersebut bisa dihitung dengan jari, kataSyaykh. Saat ini, satu letupan saja dariorang-orang jahat efeknya seperti sangatluas. Namun Syaykh optimis Indonesiaakan menjadi bangsa yang kebal setelahmelewati berbagai kejadian pahit.
                                
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13