Page 28 - Majalah Berita Indonesia Edisi 07
P. 28
28 BERITAINDONESIA, Januari 2006BERITA OPINIPara muslim muda perlu belajarbahwa segelintir ekstremissedang berusaha membajakkeyakinan kita. Inilah yangmempengaruhi para pembuatopini di Barat.Setiap era punya gagasan konyol. Dalamera kita, adalah sebuah noda jika Islammenghendaki permusuhan dan agresi, danmenolak cara-cara damai di dalam pengelolaan ekonomi dan demokrasi.Sudah tentu pandangan ini datangnya daripara ekstremis Islam—kelompok sangatkecil yang berusaha membajak kepercayaankita.Ironisnya, pandangan serupa juga mempengaruhi Barat, yang sangat sering menerima begitu saja pengakuan para ekstremis yang merasa mewakili Islam.Permutar-balikan seperti ini memecah belahrakyat justru di saat kita perlu bekerjasamademi keamanan dan perdamaian.Kebutuhan untuk merintangi pemecah-belahan mengilhamipencerahan Islam yang lebih tegas. Ini didasarkan padaprinsip-prinsip yang sangat fundamental dari kepercayaankita, yang telah menjadi perangkat checks and balance(penguji) yang moderat bagi masyarakat Islam selama lebihdari 1.400 tahun.Saya menggunakan istilah “pencerahan” bukan “perumusankembali” karena doktrin dasar Islam tidak perlu dirumuskankembali. Hanya para ekstremis itulah yang sedang berusahamerumuskan kembali Islam.Mereka memutar-balik dan meninggalkan ajaran-ajaranIslam yang benar, mengklaim diri mereka, boleh membunuhrakyat sipil tidak berdosa “atas nama Allah.”Padahal, Al-Qur’an mengajarkan (5:87): “…Janganlah kamumelampaui batas; Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang melampaui batas.”Islam tradisional sangat bertentangan dengan tafsirantafsiran palsu para ekstremis. Meyakini dua prinsip utama,sama seperti yang diyakini umat Yahudi dan Kristen—mencintai Tuhanmu dan mencintai tetanggamu sebagaimanamencintai dirimu sendiri.Seperti sabda Nabi Muhammad SAW: “Hidupku denganNyadan di tanganNya, tak seorangpun di antara kamu yangpercaya, kecuali mencintai tetanggamu seperti mencintaidirimu sendiri.”Karena mereka berasal dari sumber yang sama, prinsip Islam tradisional dapat menaklukkan nilai-nilai Barat dalambanyak hal penting: hak azasi manusia, kebebasan, hak-hakperempuan, pengutukan terorisme, pelarangan agresi atasnama agama, penghormatan agama-agama lain, menjadiwarga Muslim yang baik di negara-negara non-Muslim, dankebebasan memilih bentuk pemerintah atau demokrasinyasendiri.Sebagai bagian dari pencerahan Islam tradisional, Jordaniamenyiarkan”“Pesan Amman”, November2004. Deklarasi ini merupakan sebuahpenjelasan singkat tentang wajah Islamsesungguhnya, dan sebuah seruan pentingnya hidup bersama secara damai diantara semua umat manusia.Untuk menyebarluaskan pesan itu, Jordania menampung lebih dari 180 intelektual dari 45 negara, mewakili delapanaliran tradisional Islam (mazhab) dari tigacabang utama Islam (Sunni, Syiah danIbadi).Didukung oleh 17 fatwa dari lembagalembaga Islam terkemuka dunia, paraintelektual itu menandatangani sebuahdeklarasi; penegasan kembali tentangkeberadaan delapan mazhab tersebut, sertapemikiran Sufi dan Asy’ari. Deklarasi itujuga mengutuk penyebutan para Muslimlainnya sebagai kafir oleh kaum ekstremis.Fatwa-fatwa itu dikeluarkan untuk menegaskan bahwa fatwa kaum ekstremis yang membenarkankekerasan, jelas-jelas melanggar prinsip-prinsip dasar Islam.Dengan menyangkal legitimasi Islam mereka, di satu sisimembongkar akar kaum ekstremis, dan di sisi lain mengukuhkan landasan Islam tradisional yang dianut 99,9persen Muslim di seluruh dunia.Dalam jangka panjang, pencerahan ini menjadi senjata yangpaling vital di dalam setiap perang melawan kaum ekstremis.Ini memberi pelajaran bagi para pemuda kita bahwa orangorang yang berusaha merekrut mereka menjadi anggotakelompok fundamentalis radikal menawarkan janji palsu yangdikemas dari ideologi yang menyimpang.Dengan membeberkan kepalsuan yang dilakukan kaumekstremis justru akan menarik lebih banyak pemuda Muslimbergabung ke dalam Islam tradisional moderat.Banyak pemimpin demokrasi terkemuka dunia mendukungproses ini. Tetapi kekuatan Barat harus berusaha memahamiIslam, bukannya mempengaruhi inti ajaran dan doktrinnya:tidak membuat kaum Muslim marah—atau mendorongmereka menjadi tangan-tangan teroris—suatu persepsi bahwakekuatan asing sedang berusaha memanipulasi kepercayaanmereka. Sumbangan yang paling berharga dari Barat adalahtetap berpegang pada prinsip demokrasi yang benar dan citacitanya yang paling mulia.Jika kita bersama-sama memadu semua sumber daya moraldan intelektual kita, kaum ekstremis akan segera mendapatidiri mereka telah dikepung oleh mereka yang mencintaitetangga mereka seperti diri mereka sendiri. Pada akhirnya,akan suburlah nilai-nilai universal: kebaikan, perdamaian,kebebasan, dan keadilan.*Penulis adalah Raja Jordania, salah seorang pemimpindunia, yang diminta NEWSWEEK untuk menyumbangkanpikiran pada edisi khususnya (Desember 2005-Februari 2006).Dialihbahasakan dan disarikan dari artikel asli berjudul “IslamicReaffirmation”. ■ SHPencerahan IslamAbdullah II Bin Al-Hussein*