Page 26 - Majalah Berita Indonesia Edisi 07
P. 26
BERITA NASIONAL26 BERITAINDONESIA, Januari 2006Provinsi Papua yang terletak diujung paling Timur Indonesia kembali didera bencana.Kali ini soal kelaparan yangdialami warga di KabupatenYahukimo. Sejumlah media massa mewartakan perihal itu berdasarkan keterangan bupatinya, Ones Pahebol.Sejak November hingga 9 Desemberlalu sudah 55 orang meninggal dan 112sakit terserang penyakit busung lapar.Selain itu sekitar 15.000 penduduk ditujuh kecamatan terancam kelaparan.Mereka kehabisan bahan makanan sepertiumbi-umbian karena terlambat menanamdan terpaksa makan akar pohon.Berita yang bombastis ini alhasil sampaipula ke Istana. Kabar dari bumi Cendrawasih ini menyentak dan membuat perasaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) “campur-aduk”. Ini diungkapkan sendiri oleh SBY saat memberi sambutan pada acara pemberian penghargaanketahanan pangan di Istana Negara“Perasaan saya campur aduk.Orang mengatakan persaaan saya“mix feeling. Disatu sisi saya gembira bertemu para pejuang ketahanan pangan. Di saat bersamaan saya sedih dan prihatin melihat kejadian itu (kelaparan diYahukimo)” kataSBY seperti ditulis Bisnis Indonesia (10/12).Presiden SBY yang purnawirawanJenderal itu pun cepat tanggap.Begitumendengar kabar, malam itu juga MenkoKesra Aburizal Bakrie diperintahkansegera berangkat ke lokasi. “Saya mintakasus ini segera diatasi. Selamatkansaudara-saudara kita” ujar SBY.Kejadian yang menimpa warga Papuaitu juga dicermati wakil rakyat di DPR.Ketua DPR Agung Laksono mendesakpemerintah bertindak cepat dan serius.”DPR amat prihatin atas tragedi tersebut”,ujar Agung seraya menambahkan, kasusini adalah bukti buruknya infrastrukturpemerintah yang tak mampu melakukandeteksi dini dalam mencegah terjadinyabencana kelaparan.Bantuan pangan dan obat-obatan punsegera berdatangan. Termasuk bantuandari Ibu Negara Ny. Ani Yudhoyono.Mulai dari beras, mie instan, ikan sardendalam kaleng, sampai kecap dan minyakgoreng. Dalam jumlah terbatas, bantuanini dibawa langsung Menko Kesra Aburizal Bakrie didampingi Mensos, Menkesdan Gubernur Papua JP Solossa denganmenggunakan pesawat helikopter TNIAD.Depkes tak ketinggalan mengirim timmedis dan obat-obatan. Ada dua timmasing-masing 4 dokter diberangkatkan,kata Menkes Siti Fadilah Supari sepertiditulis Media Indonesia (14/12).Pengiriman bantuan ke 17 titik daerahbencana itu terkendala transportasi.Karena lokasinya berada di lereng-lerengpegunungan. Di ketinggian antara 1.500hingga 2.000 meter di atas permukaaanlaut. Satu-satunya cara hanya denganpesawat dan heli. Sementara cuaca jugakurang bersahabat. Praktis pesawat hanyabisa mengudara antara pukul 07.00 hingga 09.00 WIT. Sesudah itu kabut menyelimuti punggung bukit. Akibatnya banyakbahan bantuan menumpuk di Wamena.Kasus kematian warga Papua ini sempatdibantah oleh Aburizal dan Menkes SitiFadilah Supari. Mereka meninggal bukanakibat busung lapar tetapi kekurangan gizidan berbagai penyakit. Namun realitanya,diakui para misionaris yang aktif di sana,kasus ini sudah berlangsung lama.Presiden SBY sekembalinya dari lawatan ke luar negeri menginstruksikanMenko Kesra terus melanjutkan penanganan bantuan dan pencegahan terjadinya bencana kelaparan hingga di daerahterpencil lainnya di pedalaman Papua.Bantuan itu dirancang sampai empatbulan mendatang hingga tanaman umbiumbian yang ditanam rakyat segera dapatdipanen.(Kompas,18/12).Kasus Yahukimo ini membuka matabanyak pihak tentang masih adanyadaerah rawan dan daerah tertinggal.Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) Saifullah Yusuf mengakui di seluruh Indonesia masih ada 199 kabupaten tertinggal.120 berada di kawasan Indonesia Timurdan sisanya di wilayah Indonesia Barat.Khusus kasus Yahukimo, “Kami mengirimkan tenaga medis, bahan makanandan mengatasi keterisolasian”, ujarSaifullah” ■ SPDeritaMeski sempat dibantah sebagai busung lapar,bantuan pangan untuk Yahukimo terusdilanjutkan sampai empat bulan mendatang.di Bumi Cendrawasih