Page 22 - Majalah Berita Indonesia Edisi 07
P. 22


                                    BERITA WAWANCARA22 BERITAINDONESIA, Januari 2006“Seharusnya PetaniLebih Diuntungkan”Sebagai ‘komandan’sebuah lembagapenjaga ketahananpangan nasional,tugas WidjanarkoPuspoyo, tidaklah ringan. Apalagilembaganya ini sejak dulu sudah dicapsebagai sarang korupsi, kolusi bagikelompok politik yang berkuasa padawaktu itu. Di masa lalu, Bulog sebagailumbung padi dan lumbung uangsering dibuat tidak berdaya oleh permainan penguasa untuk kepentinganekonomi dan politik mereka.Padahal beras dan gula masih menjadi komoditi strategis sekaligus politis.Karena itu pemerintah berkepentinganmenjaga keamanan ketersediaan berasnasional dengan harga terjangkau.Beras Raskin misalnya, dijadikansebagai program perlindungan sosialyang ditujukan kepada rakyat miskin.Begitu juga sebagai penyangga stokpangan nasional, Bulog harus mempunyai cadangan optimal minimal 1juta ton beras untuk mengantisipasikeadaan darurat.Oleh karena itu, bagaimana puncaranya, Bulog harus selalu menjagaketersediaan beras. Namun, lembagayang kini berubah menjadi Perum ini,kini sedang berada di ‘persimpangan’.Ketika impor beras menjadi pilihanuntuk memenuhi stok pangan yangsaat ini dinilai sedang dalam masarawan, Bulog lagi-lagi menuai kritik,tidak memihak kaum petani.Padahal menurut Widjanarko, kebijakan impor tidak akan dilakukanjika stok beras nasional dinilai cukup.Sementara itu, Widjan beranggapanbahwa kondisi pangan sudah dalamkondisi rawan. Maka mau tak mauimpor beras harus tetap dilakukanuntuk memenuhi ketersediaan itu.Sebagai orang yang cukup tahu mengenai seluk-beluk Bulog, WidjanarkoPuspoyo tetap berharap di tahun-tahunmendatang Bulog dapat lebih banyakmenyerap beras dari dalam negeri.Untuk itu, pihaknya kini sedang meWIDJANARKO PUSPOYO (DIRUT PERUM BULOG)22 BERITAINDONESIA, Januari 2006
                                
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26