Page 16 - Majalah Berita Indonesia Edisi 07
P. 16
16 BERITAINDONESIA, Januari 2006BERITA UTAMADinamika mewarnai petapolitik tanah air, baik ditingkat nasional maupundi daerah selama 2005. Dikancah nasional, tensi politik berpusar pada hubungan tiga pelakon: eksekutif (Presiden, Wapres, dankabinet), legislatif (DPR dan DPD), sertapartai politik (baik pendukung maupunoposisi pemerintah).Lantas, bagaimana potret politik pada2006? Menurut Direktur Riset AkbarTandjung Institute (ATI), Alfan Alfian,kondisi politik 2005 mencerminkankondisi politik pada 2006: dinamis tapitetap stabil.“Kondisi 2005 mencerminkan kondisipolitik pada 2006 yang akan berjalandinamis tapi stabil,” tukas Alfan dalamacara kajian politik “Refleksi Tahun 2005dan Prediksi Politik 2006”, di Jakarta,Selasa (20/12).Kesimpulan itu didasarkan pada dinamika politik nasional yang disimbolisirberubahnya peta dukungan Parpolparpol seperti Partai Golkar (PG), PartaiKeadilan Sejahtera (PKS), dan PartaiBulan Bintang (PBB) kepada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla(SBY-JK).Hasil perubahan peta politik itu, lanjutnya, pemerintahan SBY-JK telah mampumelakukan konsolidasi politik ditandaidengan keberhasilan meraih dukunganpolitik di Parpol dan parlemen.“Jadi sesungguhnya politik 2005 adalah politik konsolidasi kekuatan-kekuatanpolitik pemerintahan SBY-JK,” ujarnya.Karena itu, pada 2006 mendatangstabilitas politik pemerintahan SBY-JKmasih tetap akan terjaga. DukunganParpol kepada duet tersebut tetaplanggeng.“Kami memprediksi tidak akan adapenarikan dukungan dari partai politikterhadap pemerintahan SBY-JK, kecualiada kejadian yang luar biasa yang menuntut itu,” ujarnya.Bachtiar Effendy, Direktur EksekutifSoegeng Sarjadi Syndicate (SSS), senadadengan Alfan Alfian. Kata Bachtiar, tahun2006 merupakan tahun penting bagipemerintahan SBY meskipun secarapolitik akan stabil karena adanya dukungan dari semua Parpol, kecuali PDIPerjuangan.Sosiolog politik dari Universitas Airlangga, Daniel Sparingga, saat berbicaradalam “Evaluasi Politik Akhir Tahun SSSdan Asosiasi Ilmu Politik Indonesia(AIPI)” di Jakarta, Kamis (22/12), memperkirakan pada tahun 2006 PresidenSBY akan mempertontonkan jati dirinyadengan mengirimkan pesan kepadapublik bahwa dia bukan pemimpin yanglembek, lamban, dan peragu.“Pada saat yang sama Wapres JusufKalla akan berkata pada Yudhoyono, yessir, you are the boss, but bla-bla-bla itupanjang sekali,” ujar Sparingga.Kesimpulan ATI diperkuat juga dengananalisis kekuatan-kekuatan politik atasposisi dan kecenderungan Parpol-parpol,parlemen, militer, lembaga kepresidenan,mahasiswa/LSM, dan pengusaha saat ini.ATI menyarankan agar Parpol-parpoldan DPR benar-benar mempermainkanperannya sebagai pilar demokrasi. Sebab,selain sebagai kelompok penyeimbang,eksistensi DPR dituntut untuk memberikan kebijakan-kebijakan alternatif.Dalam penilaian ATI, tindak-tandukParpol sepanjang 2005 terkesan hanyamementingkan kekuasaan, tetapi merekalalai akan fungsi pengkaderan, pendidikan politik, dan pengembangandemokrasi.“Parpol hanya hadir dalam wujudnyasebagai kendaraan politik, hal ini terlihatdalam proses pelaksanaan Pilkada diberbagai tempat,” ujar Alfan lagi.Bila Parpol-parpol tidak mampu memperbaiki citranya, hal itu akan bermuarapada merosotnya kepercayaan masyaPrediksi Politik 2006:Refleksi dari 2005Stabilitas politik nasional diperkirakan akan masih kuat pada 2006.Begitu pun posisi duet SBY-JK.