Page 12 - Majalah Berita Indonesia Edisi 07
P. 12


                                    12 BERITAINDONESIA, Januari 2006BERITA UTAMAbaik, tidak seperti yang dikhawatirkansejumlah kalangan, menyusul lambatnyapertumbuhan makro ekonomi sertatingginya inflasi dan kurs rupiah yangberfluktuatif. “Perekonomian kita tidaklumpuh seperti yang dikhawatirkanbanyak kalangan,” katanya kepada BisnisIndonesia (7/12).Kepada Investor Daily (8/12) Boediono juga mengatakan akan mereformasi berbagai ketentuan yang menyangkut investasi seperti perpajakan,hukum perburuhan, dan peraturandaerah. “Peraturan yang dianggap menghambat akan diubah untuk mendorongiklim berusaha dan investasi.” Pemerintah sedang menyiapkan paket kebijakan untuk memperbaiki iklim investasi, diluncurkan Januari 2006. Keluhandan masalah yang disampaikan investorakan dijawab dengan langkah-langkahkonkrit.Presiden Soesilo menitipkan enamagenda yang harus dilaksanakan TimEkonomi Budiono: (1) mempertahankandan memperbaiki makro ekonomi menujukondisi yang sehat; (2) mengendalikaninflasi; (3) memperbaiki arus barangkebutuhan pokok; (4) menciptakan lapangan kerja baru dengan merealisasikanpembangunan infrastruktur yang sifatnyapadat karya; (5) menggenjot pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkankontribusi investasi ekspor; (6) memperbaiki neraca pembayaran, baik neracamodal maupun transaksi berjalan (current account). Tetapi SBY lupa menyisipkan strategi energi yang kerapkalimengacau ekonomi Indonesia.Tim Ekonomi juga diingatkan olehPresiden untuk menyusun kebijakan danlangkah konkrit yang diarahkan bagipeningkatan pendapatan dan daya belirakyat, serta keterpaduan antara kebijakan fiskal dan moneter. Agaknya SBYingin mengejar ketertinggalan setahunyang sia-sia. ■ HT, SHMasih banyak harapandi tahun 2006. Indonesia masih dilirikoleh para investorasing. Dalam waktudekat berbagai provinsi siap memulaiproyek-proyek baru bernilai ratusan jutadolar AS.Masa suram bisa jadi segera berlalu.Konkritnya, di sektor kelautan, sebagaimana dikemukakan Menteri Kelautandan Perikanan, Freddy Numberi, sejumlah investor asing telah menyatakankomitmen untuk menginvestasi di sektorperikanan laut. Para investor itu berasaldari China, Filipina, dan Jepang. Merekaberencana membangun industri pengolahan ikan di Papua, SulawesiUtara, dan Maluku.Di sisi lain, Menkeu Sri MulyaniIndrawati optimis target pertumbuhanekonomi (APBN 2006) sebesar 6,2Úri PDB, akan bisa dicapai meski agakberat. Syaratnya, pertumbuhan investasi harus dua digit dan tingkat pertumbuhan konsumsi di atas 13,5%.Berbeda dengan Sri, Dana MoneterInternasional (IMF) justru memperkirakan target tersebut akan sulittercapai. Persoalan terbesarnya adalahhantu inflasi tinggi yang masih membayangi hingga semester pertama 2006.Deputy Director Asia and Pacific Department IMF, Daniel Citrin, yang berbicaratentang Indonesia Economic Outlook2006, di Jakarta, mengatakan, hinggasemester pertama stabilitas moneterdan fiskal masih cukup berat.Bank Pembangunan Asia (ADB)merupakan lembaga internasional yangyakin Boediono dan timnya akan meneruskan reformasi perekonomiannasional, seperti yang sudah dilaksanakan menteri-menteri terdahulu.ADB menyebut siap membantu pemerintah Indonesia mewujudkan ekonomi yang lebih stabil, lewat bantuanbantuannya. Kepala Perwakilan ADBuntuk Indonesia, Edgard A. Chua,mengatakan sangat penting meneruskan kerjasama yang ada selama ini,terutama yang terkait dengan bantuanbantuan yang bisa ADB berikan kepadaIndonesia.Para ekonom dan analis dalam negerimemperkirakan pertumbuhan ekonomiIndonesia 2006 hanya 5,5-5,8%, jauhdi bawah target pemerintah; 6,2%.Menurut Purbaya Yudhi Sadewa, Kepala Danareksa Research Instituterendahnya pertumbuhan karena bayangan inflasi dan suku bunga tinggi, harus diwaspadai sebab akan mengganggu program penciptaan lapangan kerja.Kata Purbaya, pemerintah dituntutbekerja keras dan mengubah orientasikebijakan, sehingga investasi segeramasuk, sektor riil bergerak, dan lapangan kerja terbuka. Bank Indonesia jugapunya proyeksi pertumbuhan ekonomiyang lebih rendah dari pemerintah,hanya berkisar 5-5,7%. Itu pun, kalauIndonesia bisa melewati tantangantantangan.Hartadi A. Saswono, Deputi GubernurBI, memperkirakan hingga kuartalpertama 2006, pertumbuhan masihmelambat. Ini seiring dengan penurunankegiatan konsumsi dan investasi, akibatmelemahnya daya beli masyarakat.Kelesuan tersebut merupakan imbaskenaikan harga BBM, inflasi, sukubunga, dan melemahnya nilai tukar rupiah. ■ HT, SHPREDIKSI EKONOMI 2006NARASUMBERFaisal Basri(Ekonom UI)Purbaya (DirekturDanareksa Reseach Institute)Hendri Saparini(Managing Director Econit)Fauzi Ikhsan(Standard Chartered)Martin Panggabean(Kepala Ekonom Bank Mandiri)ALASANInflasi masih tinggi suku bunga masih tinggi.Harga minyak dunia masih bergejolak.Inflasi tinggi hingga semester I 2006.Sektor riil masih sulit bergerak.Faktor eksternal: pertumbuhan ekonomi dunia melambat, tren suku bunga tinggi,gejolak harga minyak, munculnya negara industri baru, Cina dan India.Inflasi tinggi hingga semester I 2006.Inflasi tinggi hingga semester I 2006.2005 20065,6 5,95,8 5,85,5 5,85,5 5,55,5 5,5Sumber: Investor Daily (13/12), yang diolah dari berbagai sumber.
                                
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16