Page 35 - Majalah Berita Indonesia Edisi 07
P. 35


                                    BERITAINDONESIA, Januari 2006 35(LENTERA)Repelita I tahun 1969 – 1974. Repelita II tahun 1975 – 1979,Repelita III tahun 1980 – 1984, Repelita IV tahun 1985 – 1989,Repelita V tahun 1990–– 1994. Dari Repelita I – Repelita Vterangkai suatu cita-cita luhur, terwujudnya masyarakat yang adildan makmur.Bangsa Indonesia dalam pemerintahan Orde Baru terusmencanangkan cita-cita pembangunannya sebagai kelanjutanpembangunan jangka panjang itu dengan istilah tahap tinggallandas, yang tahapannya masuk dalam Repelita VI tahun 1995 –1999. Seiring dengan cita-cita luhur yang ingin dicapai di dalamRepelita VI yakni, bangsa Indonesia benar-benar tinggal landasuntuk berpacu menuju terwujudnya masyarakat adil danmakmur, tokoh pengendali Repelita dan pemerintahannyaberhenti dan mundur dari arena cita-cita luhur itu baik secarasengaja maupun dipaksa oleh situasi dan kondisi.Kita yakin bahwa bangsa ini akan terus membangun diri dannegaranya, sekalipun dalam kurun waktu belakangan ini jati diripembangunan dan tahapan-tahapannya belum terlalu tampak“jelas”. Presiden Soekarno dengan pemerintahannya menampilkan suatu keberanian yang jelas otokritik terhadap pemerintahannya sebelum tahun 60-an, dengan jalan keluarpenetapan Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencanadengan tahapan yang pasti. Kemudian sejalan dengan pergantianpemerintahan Presiden Soeharto dengan pemerintahnyameneruskan pembangunan dengan berbagai koreksi terhadappembangunan yang dilaksanakan oleh pendahulunya.Dalam kurun waktu satu windu belakangan ini Indonesiadisibukkan oleh pergantian pemerintahan negaranya, dimanapergantian empat presiden terjadi dalam tujuh tahun. Sangatboleh jadi kondisi seperti itulah yang menjadi sebab: “Tidakjelasnya Program Pembangunan yang dianutnya”. Tidak jelasbukan berarti tidak ada pembangunan di Indonesia era ini.Namun Indonesia sebagai negara, bangsa, yang intinya adalahrakyat yang menjunjung tinggi eksistensinya, sangat memerlukandefinisi real terhadap kerja (usaha) membangun Indonesia yangdicintai ini. Sehingga kesinambungan pembangunan dari masake masa tidak terputus hanya karena ketidakmampuanpenanggung jawab pembangunan mendefinisikan kelanjutanpembangunan Indonesia yang sama-sama kita cintai.Dalam kesempatan ini, kita tidak ingin menilai keberhasilanpembangunan Indonesia maupun sebaliknya. Namun sebagaiwarga bangsa, ingin ikut memperkaya kemampuan bangsa dalammemaknai pembangunan negaranya dari masa ke masa, yangmemiliki berbagai masalah substansial yang akan kita bangundalam pembangunan Indonesia masa kini dan mendatang.Kebersamaan Merupakan SubstansiKemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh bangsanyamelalui lisan proklamator yang mewakili bangsa, merupakan titikawal terbentuknya (terciptanya) masyarakat Indonesia. Yaknikeluarga besar bangsa dalam arti seluas-luasnya, yang terikatoleh suatu fakta sosial yang mereka tetapkan dan sepakati.Karenanya masyarakat Indonesia adalah masyarakat yangdiciptakan oleh bangsa Indonesia.Masing-masing individu (dalam pengertian sosial maupunsosiologi) manusia Indonesia menyatakan: Indonesia TanahAirku, Kebangsaanku, Bahasaku. Pengakuan individu inimerupakan modal besar bagi perwujudan rasa cinta masingSYAYKH AL-MA’HAD AS PANJI GUMILANG.KEBERSAMAANAH INDONESIAKEBERSAMAANAH INDONESIA
                                
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39