Page 66 - Majalah Berita Indonesia Edisi 09
P. 66


                                    BERITA BUDAYA66 BERITAINDONESIA, 23 Maret 2006Pangeran Anom Amengkunegara III, putera mahkotaKesultanan Surakarta Adiningrat di Jawa Tengah,menitahkan tiga pujangganya, Sastranagara, Ranggasutrasna danSastradipura, untuk menyusun suatucerita berbentuk tembang yang merangkum segala ilmu Jawa dan senikehidupan yang menjiwai masyarakatnya.Ia memberi mereka sepuluh ribu ringgitemas dan menyuruh masing-masingmengembara ke Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat sampai ke Mekah,untuk mengumpulkan semua kearifansekaligus penyimpangannya dalam perangkap syahwat dan roh, dari berbagaikalangan, antara lain pertapa, dalang, jurukunci, penyamun, perempuan, petani,ulama, sampai kaum paria.Tembang yang terdiri dari ribuan syairitu berjudul asli “Suluk Tambangraras”tetapi kemudian lebih populer dengannama “Serat Centhini”.Penulisannya dimulai 1809 Masehi.Bercerita tentang pengembaraantokoh utamanya, Jayengresmialias Amongraga. Ia adalahputera Sunan Giri, yangterkenal karena beranimenolak membayarupeti kepada Sultan Agung diMataram.Serat Centhiniditulis untuk ditembangkan. Dalam senipertunjukan sastra Jawakuno, penyair dengan mengagumkan menyesuaikanirama, macapat dan gema katakata menjadi sangat indah. Didalam bagian-bagian syair yang cabul,kotornya kata-kata itu terhalau olehkeanggunan tembangnya. Menurut Elizabeth D. Inandiak, salah seorang penerjemah Serat Centhini versi modern,perpaduan antara lumpur dan emas itulahyang menjadikan Serat Centhini begitukhas dan luar biasa.Kerohanian yang tinggi dan syahwatSERAT CENTHINI nal kebatilan di ambang jalan kebatinan.Itu sebabnya, ia memerintahkan tigapujangga Kraton untuk menyusun sulukini.Di kemudian hari, ia diangkat menjadiSusuhunan Pakubuwono V. Ia meninggalkarena penyakit rajasinga di tahun ketigapemerintahannya. Pada 1850, Sri Susuhunan Pakubuwono VII menghadiahkansuluk ini kepada Ratu Belanda lengkapdari jilid satu sampai sembilan.Serat Centhini terdiri dari 722 pupuh.Salah satu bagian yang istimewa dankental dengan sufisme adalah pupuh yangmenceritakan sepasang pengantin baruAmongraga dan Tambangraras melewatkan 40 malam dalam kamar pengantintanpa bersetubuh.Nyaris seperti kisah Seribu Satu Malam,sepanjang 40 malam itu Tambangrarasmembungkuk dan diam. Namanya sendiriberarti tembang (tambang) yang merdu(raras). Pertanyaannya, mengapa sulukyang dinamai dirinya kemudian menjadiSerat Centhini? Centhini adalah namaabdi dalemnya yang setia dan penuhpengabdian menunggu di bawah ranjangpengantin majikannya. Ia begitu melupakan dirinya sendiri dan begitu mengabdi pada para junjungannya, sehinggadia melebur menjadi suluk itu sendiri.Hingga saat ini, masih sedikit orangyang memahami suluk ini sebagai salahsatu mahakarya kesusastraan tinggi Jawa.Meski demikian, beberapa orang telahberusaha menerjemahkan dan mengangkatnya ke dunia internasional.Mantan MenteriAgama Prof. H. Moh.Rasjidi, mengangkatSerat Centhini sebagaidisertasi doktornya diUniversitas Sorbonne, Perancis,1956. Kemudian adaH. Karkono Kamajaya, mantan wartawan era BungKarno yang melatinkan sulukini dengan kerja keras 20tahun dan modal Rp 100 juta rupiah, yang70 jutanya berasal dari kocek pribadiPresiden Soeharto kala itu. Karyanya baruditerbitkan tahun 1992 oleh YayasanCenthini, Yogyakarta.Elizabeth D. Inandiak adalah penerjemah Serat Centhini versi modern dengan menyusunnya bak sebuah novelfilsafat. Salah satu proyeknya adalahterjemahan Serat Centhini ke dalambahasa Perancis. ■ RHKerohanian yang tinggi sekaligus syahwat yang terlalubejat dalam tembang itu yang menyebabkan suluk inilama sekali tidak pernah diterjemahkan.yang terlalu bejat dalam tembang itu yangmenyebabkan suluk ini lama sekali tidakpernah diterjemahkan. Bagi beberapa ahliJawa, Serat Centhini adalah karya yangterlalu suci untuk diterjemahkan, sedangkan bagi sebagian lainnya, terlalu kotor.Sejarawan Onghokham bahkan menganggap Serat Centhini identik dengankarya Francois Rabelais, seorang pujanggaPerancis mantan rahib yang lahir tahun1494. Rabelais memperkaya bahasa Perancis dengan penemuan kosakata dantatabahasa yang menggugah. Demikianpula Serat Centhini adalah karya sastraJawa dengan kosakata yang sangat kaya.Sakral Sekaligus TabuPangeran Anom Amengkunagara III, sipemrakarsa suluk ini, ia disingkirkan dariKraton saat masih remaja karena dianggap mbalelo. Ia ingin membuktikankepada ayahnya bahwa hidupnya yangdianggap kelewatan akan menuntunnyapada ilmu kesempurnaan, dengan mengeSYAIR SAKRAL YANG BERONTAK
                                
   60   61   62   63   64   65   66