Page 63 - Majalah Berita Indonesia Edisi 100
P. 63


                                    BERITAINDONESIA, Edisi 100 63BERITA KEGIATAN Bangga Tanah AirKetua Yayasan Al Fatihah 77, M. Andi Lempong, S.E, M.M bersama pengurus yayasan ingin melakukan studi dalam pengelolaan sekolah dimana Yayasan Al Fatihah 77 memiliki areal di Kabupaten Nunukan yang lokasinya dekat dengan perbatasan Indonesia-Malaysia dan calon Ibukota Republik Indonesia ke depan. Kunjungan ini adalah kunjungan kedua dan menurutnya Al-Zaytun sudah berkembang sangat pesat bila dibandingkan dengan kunjungan dia yang pertama.Dia mengaku mendapatkan banyak masukan bukan hanya dari sisi pendidikan namun juga ilmu tentang kebangsaan dan toleransi. Dia melihat, Al-Zaytun tidak membedakan suku, ras dan agama walaupun tempat ini berbasis pesantren. Al-Zaytun mengutamakan sisi kebangsaan yang artinya juga mengutamakan sisi kemanusiaan.Setelah melihat Al-Zaytun, dia ingin turut menularkan rasa kebangsaan kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang banyak berada di perbatasan Indonesia-Malaysia. Bila sebelumnya mereka disebut hanya bisa menghasilkan tai leher (daki), maka ke depan bisa menghasilkan tali leher (dasi) atau dalam artian memiliki pendidikan kebangsaan dan bangga akan Tanah Air Indonesia.Dia berharap kerjasama antara Al-Zaytun dengan Yayasan Al Fatihah 77 di Kabupaten Nunukan bisa terwujud demi sadarlah hatinya sadarlah budinya untuk Indonesia Raya.  yan haryadie, redYayasan Al Fatihah 77 mengunjungi Mahad Al Zaytun pada Rabu, 30 Oktober 2019. Mereka ingin turut serta menularkan semangat kebangsaan yang dilihat di Al-Zaytun kepada masyarakat di Kabupaten Nunukan.Mengunjungi SahabatDia mengajak Ibu Dwi Rini (istri), Izroil (anak), Siti Aisyah (menantu), Aisyah dan Ustadzah Aisyah.Setelah berjumpa dan berbincang dengan Syaykh Al-Zaytun, Ustadz Ismail dan keluarga dipandu berkeliling kampus Al-Zaytun oleh Ustadz Nurdin Abu Tsabit, eksponen Yayasan Pesantren Indonesia.Ustadz Ismail mengaku sangat hormat kepada Syaykh. Menurutnya, Syaykh bukan sekadar ulama karena mampu menerjemahkan dan mendzahirkan ayat-ayat Allah. Dia mengisahkan, saat Syaykh masih muda, pernah bercerita kepadanya tentang ide-ide pembangunan di Al-Zaytun. Saat itu, dia hanya senyum-senyum saja. Namun, setelah melihat semuanya menjadi kenyataan, Ustadz Ismail menjadi kagum. Tiap kali datang ke Al-Zaytun, selalu ada yang baru. Selalu ada perubahan.Sedangkan sang istri, Ibu Dwi Rini, berpendapat bahwa di balik pembangunan yang hebat di Al-Zaytun, pasti ada orang bijak yang berpikir jauh ke depan. Syaykh mampu melihat apa yang belum dinampak.Senada dengan ibunya, Isroil melihat Al-Zaytun sangat luar biasa, di luar dari yang bisa kita pikir. Bahkan istri Isroil, Ibu Siti Aisyah, sempat menangis melihat keindahan Al-Zaytun. “Serasa tak mau pulang, ingin tinggal di sini,” katanya. Saat diajak berkeliling, rasa penasaran dia timbul terus. Tidak ada rasa capek dan lapar. Ingin berkeliling terus. Ustadz Ismail dan keluarga berdoa, semoga apa yang dicita-citakan Syaykh dikabulkan dan wujud adanya.  yan haryadie, redUstadz Ismail (sahabat Syaykh) bersama keluarga bersilaturrahim kepada Syaykh Al-Zaytun pada Senin, 30 September 2019.
                                
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67