Page 7 - Majalah Berita Indonesia Edisi 100
P. 7


                                    BERITAINDONESIA, Edisi 100 7BERITA TERDEPANmerasakan gempa pada Selasa, 19/11/2019. Selain ketiga gempa di Klaten, BMKG juga mencatat telah terjadi gempa di Gunungkidul, Jogja dengan magnitudo 2.8 dengan kedalaman 7 kilometer.Sebelumnya Jumat 2 Agustus 2019, sekitar pukul 19.03 malam. Gempa kuat bermagnitudo 6,9 mengguncang Banten bagian selatan. Getaran terasa ke kota-kota lain di Sumatera bagian selatan hingga Jawa bagian barat. Episentrum gempa terletak di lepas pantai selatan provinsi itu. Peringatan tsunami sempat dikeluarkan oleh BMKG, namun dicabut beberapa jam kemudian.Bicara gempa, Indonesia memang rawan gempa dan tsunami. Bahkan, menurut United States Geological Survey (USGS), dari 20 gempa bumi terbesar di dunia sejak tahun 1900, lima di antaranya terjadi di Indonesia.Pada 26 Desember 2004, gempa bumi magnitudo 9,1 di Samudra Hindia, gempa bumi magnitudo 8,6 di lepas pantai barat Sumatra (11 April 2012), gempa bumi magnitudo 8,6 di Nias (28 Maret 2005), gempa bumi magnitudo 8,5 di Laut Banda (1 Februari 1938), dan gempa bumi magnitudo 8,5 di Bengkulu, Sumatra Selatan (12 September 2007).Gempa bumi dengan magnitudo 9,1 di Samudra Hindia merupakan gempa bumi terbesar ketiga di dunia sejak tahun 1900. Gempa bumi terbesar kedua terjadi di Prince William Sound, Alaska (28 Maret 1964) dengan magnitudo 9,2. Gempa bumi terbesar pertama terjadi di Valdivia, Chile (22 Mei 1960) dengan magnitudo 9,5. Gempa bumi berkekuatan sama atau lebih kecil sedikit terjadi pada 11 Maret 2011 di Tohoku, Jepang, dengan magnitudo 9,1, dan gempa bumi di Kamchatka, Rusia, dengan magnitudo 9,0. Semua gempa bumi megathrust tersebut mengakibatkan tsunami yang merusak. Namun, kerusakan akibat tsunami setinggi 30 meter pada 26 Desember 2004 lebih besar dan luas.Gempa bumi tersebut terasa di Banda Aceh, Meulaboh, Medan; dan beberapa bagian Bangladesh, India, Malaysia, Maladewa, Myanmar, Singapura, Sri Lanka dan Thailand. Indonesia paling parah selain Sri Lanka, India, dan Thailand. Jumlah korban tewas mencapai 286.000 orang dari 14 negara yang terkena tsunami. Indonesia yang paling banyak korban, sekitar 170.000 tewas dan 50.000 hilang.Gempa bumi dapat terjadi di mana dan kapan saja, maka dari itu kita harus selalu waspada dan antisipasi. Lalu seperti apa antisipasi sebelum, sesaat dan setelah gempa bumi menurut bmkg.go.id? Bila berada di dalam rumah, berlindunglah di bawah meja yang kokoh agar benda-benda yang berjatuhan tidak mengenai anggota tubuh. Lindungi kepala agar aman, bisa menggunakan helm, bantal dan papan. Apabila di sekeliling anda tidak ada meja, anda bisa berlindung di sudut ruangan. Karena biasanya sudut ruangan merupakan bagian terkokoh dari suatu bangunan sehingga anda akan aman di sana.Bila berada di luar rumah, menjauhlah dari gedung atau tiangtiang. Jangan lakukan aktivitas lain selain berlindung. Tunggulah sampai keadaan sudah dipastkan aman, karena biasanya gempa selalu diikuti oleh gempa susulan lainnya.Bila berada di dalam kendaraaan, hentikan laju kendaraan dan segeralah menuju ke tempat terbuka yang aman. Carilah pegangan yang kuat agar badanmu stabil dan tidak terjatuh akibat guncangan. Bila berada di pusat perbelanjaan, jangan panik. Ikuti petunjuk petugas penyelamat. Jangan menggunakan lift ketika terjadi gempa atau kebakaran namun gunakanlah tangga darurat, lalu bergeraklah ke tempat terbuka sesegera mungkin.Bila berada di gunung atau pantai, segeralah menuju tempat aman seperti lapangan terbuka yang jauh dari daerah lereng pegunungan agar terhindar dari risiko longsor. Sedangkan apabila anda sedang berada di daerah pantai, maka segeralah menuju daerah dataran lebih tinggi untuk menghindari bahaya tsunami. QmbiPada 26 Desember 2004, gempa bumi magnitudo 9,1 di Samudra Hindia mengakibatkan tsunami yang merusak. Jumlah korban tewas mencapai 286.000 orang dari 14 negara yang terkena tsunami.
                                
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11