Page 9 - Majalah Berita Indonesia Edisi 100
P. 9


                                    BERITAINDONESIA, Edisi 100 9BERITA UTAMA“Tentara nasional harus mencintai rakyatnya, Polisi Republik Indonesia harus mencintai rakyatnya. Apapun yang dilakukan rakyat, tidak harus ditembak, apapun yang dilakukan rakyat musti dihadapkan ke hukum, itulah negara hukum. Mestinya moncong senjata itu diarahkan kepada, kalau dahulu Belanda, NICA dan KNIL, sekarang mestinya diarahkan pada pesisir-pesisir laut, di tengah laut sana yang banyak musuh-musuh Indonesia menyelundup. Itulah mestinya senjata diarahkan dan dilengkapi dan disempurnakan dan ditingkatkan kualitas modernisasinya. Selama bangsa Indonesia ini rakyat dianggap musuh kemudian ditembak, susah untuk menjadi bangsa yang maju, lupa kepada hakikat berbangsa dan bernegara. Itulah yang diperingatkan oleh Tuhan Yang Maha Esa melalui Nabi Muhammad,” kata Syaykh Al-Zaytun dalam Khutbah Idulfi tri 1440 H, awal Juni 2019 lalu. Berikut petikannya:Sejarah Tenunan Nilai DasarIdul Fitri 1440 H jatuh pada bulan Juni awal dimana bangsa Indonesia memperingati hari yang dianggap baik sehingga diliburkan menjadi libur nasional. Hari lahir dari pada dasar-dasar negara Republik Indonesia yang diberi nama oleh sebagian orang Pancasila.Yang diperingati adalah nilai-nilai dasar, bukan pendiri, bukan pencetus, karena pencetus nilai-nilai dasar ini kotak-kotak. Inikah cendekiawan persatuan Indonesia? Tidak mungkin. Siapa yang mengajukan agama sebagai tameng ia akan terkena akibatnya, yakni Indonesia tidak bersatu. Dalam hal bernegara, Syaykh Panji Gumilang berharap kiranya moncong senjata jangan diarahkan kepada rakyat. KEMBALI KE UUD 1945: Syaykh Al-Zaytun serukan kembali ke UUD 1945Y Masjid Al-Hayat: Syaykh Al-Zaytun Dr. AS Panji Gumilang sebagai imam sholat Id di Masjid Al-Hayat, Kampus Al-Zaytun
                                
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13