Page 65 - Majalah Berita Indonesia Edisi 11
P. 65
(BERITA OBITUARI)BERITAINDONESIA, 20 April 2006 65Kesan ini dilontarkanRamadhan KH, seorangsastrawan dan budayawanyang akhirnya menggelutipenulisan biografi paratokoh. Pengalamannya menulis kisah hidup para tokoh seringdihadapkan pada dilema itu. Namun,sebagai penulis yang sudah kenyangmakan asam-garam, bagi Ramadhan, itubukan suatu kendala. Nyatanya, di usianya yang sudah berkepala tujuh, ia masihrajin menulis biografi.Kepiawaiannya di dunia sastra dan tulismenulis memang sudah diakui. Bahkan Iatercatat sebagai satu-satunya sastrawanIndonesia yang mampu membuat puisidengan format tembang kinanti. KaryaRamadhan disebut Sapardi Djoko Damono, sebagai salah satu tonggak sastraIndonesia pada periode 1950-an, bersamaWS Rendra dan Toto Sudarto Bachtiar.Namun kini, masyarakat tak akan lagimenemukan karya-karya terbarunya.Pada Kamis (16/3), pukul 08.30, ayah daripemain drum dan musisi Gilang Ramadhan ini menghadap sang Khalik. Iameninggal di Cape Town, Afrika Selatansaat mendampingi sang istri, SalfridaNasution menjalankan tugas sebagaiKonjen di sana. Ia meninggal bertepatandengan hari kelahirannya yang ke-79.Kanker prostat yang telah dideritanyacukup lama, akhirnya melumpuhkanpertahanannya. Ia meninggalkan satuorang istri Salfrida Nasution, dan duaanak (Gumilang Ramadhan dan GilangRamadhan), serta lima cucu. Salfrida Nasution, bekerja di Konsulat Jenderal RI diCape Town, adalah istri kedua Ramadhanyang dinikahi tahun 1993. Istri pertamanya, Pruistin Atmadjasaputra, telahlebih dahulu wafat (tahun 1990). Kang Atun-panggilan akrab Ramadhanadalah anak ketujuh dari sepuluh bersaudara. Ia lahir di Bandung 16 Maret1927 dari pasangan Raden Edjeh Kartadimadja dan Sadiah. Saat Ramadhankembali ke Indonesia dari perjalanannyaGerbang (1981), kemudian ia menulisbiografi tokoh-tokoh terkenal di Indonesia, seperti AE Kawilarang, Ali Sadikin,Hoegeng Imam Santoso, Mochtar Lubis,Didi Kartasasmita, Kemal Idris, DI Panjaitan, Dewi Dja-Sripanggung Dardanella,Soemitro, dan Soeharto.Salah satu karyanya yang paling terkenaladalah buku Soeharto: Pikiran, Ucapan,dan Tindakan Saya, yang merupakan biografi mantan Presiden Soeharto. Buku tersebutdibuat saat Soeharto berada dipuncak kekuasaannya tahun1988. Proses penulisannyakonon meninggalkan kesanyang dalam di hatinya. Tawaran menulis biografi datangsaat Ramadhan mendampingiistrinya, Pruistin Atmajasaputra (almarhum) yang tengah bertugas sebagai diplomat di Jenewa, Swiss, pada1985. G. Dwipayana sekretarisSoeharto membawa pesan itujauh-jauh dari Jakarta. Beratbagi Ramadhan untuk menolak. Apalagi dorongan terbesar datang dari sang istri.Akhirnya ia memutuskanuntuk menerima tawaran itu.Proses buku ditulis sampaiselesai, ia hanya bertemuSoeharto tiga kali. Buku otobiografi itu yang kemudiandigunakan sebagai rujukanbanyak orang termasuk peneliti luar negeri sebagai bahan studi. Setelah itu, permintaan penulisan biografipun mengalir dari sejumlah pejabat OrdeBaru.Dalam menulis, mertua artis SyahnazHaque itu berkiblat pada keterangansejarah. Meski mencatat riwayat hiduporang-orang dalam lingkaran kekuasaan,Ramadhan tidak goyah pendirian. Sikapnya tetap tegas dan bicaranya selalu apaadanya.■ SR, ADke Eropa pada tahun 1954, ia menemukantanah kelahirannya sedang bergejolakkarena berbagai peristiwa separatis diJawa Barat. Kekacauan sosial politiktersebut mengilhami Ramadhan untukmenulis tentang kumpulan puisi yangkemudian diterbitkan dalam buku yangberjudul Priangan Si Djelita (1956). OlehSastrawan Sapardi Djoko Damono, bukutersebut dinilai sebagai puncak prestasiRamadhan di dunia sastra Indonesia.Perjalanan hidup membawanya menjadi penulis biografi terbaik di negeri ini.Selain itu ia juga dikenal sebagai penuliscerpen, puisi, dan novel, yang produktif.Hingga kini, tidak kurang 30 bukubiografi dihasilkannya. Diawali denganBiografi Inggit Garnasih, Kuantar keRAMADHAN KHPerginya Bapak ‘Biografi’“Menulis biografi tokoh terkenal itu tidak gampang, karenasering terperangkap antara keharusan menceritakan sisibaik dan kenyataan apa adanya”.BERITA OBITUARIRAMADHAN KH (ALM)