Page 59 - Majalah Berita Indonesia Edisi 11
P. 59
BERITAINDONESIA, 20 April 2006 59(BERITA EKONOMI) ( )Presiden Susilo BambangYudhoyono awal Maret lalumengeluarkan Instruksi Presiden(Inpres) No. 3 Tahun 2006, perihal Paket Kebijakan Perbaikan IklimInvestasi. Di situ tertuang 85 langkahperbaikan yang akan pemerintah lakukanuntuk mempercepatperbaikan iklim investasi, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.Yudhoyono, saat mengumumkan kebijakanterbarunya menekankan bahwa nilai yangterpenting dari Inpresterletak pada implementasinya. Ia menginstruksikan para menteri agarmematuhi jadwal yangsudah dibuat. KepadaMenko Perekonomian,Boediono, dimintanyaagar terus memonitortindak lanjut dari pelaksanaan paket kebijakan,dan melaporkannya kepada Presiden dan Wapres melalui forum yang akan dibentukkemudian.Kepala Badan Koordinasi PenanamanModal (BKPM), Muhammad Lutfi, mengakui paket kebijakan investasi ini masihlah tahap awal, sehingga terlalu diniuntuk menilai sejauhmana efektivitasnya.Kepada Suara Pembaruan (6/3), Lutfimengatakan setelah ini pemerintah akanmempelajari lebih lanjut hal-hal apa lagiyang bisa mendorong industri dalamnegeri, supaya mampu berkompetisidengan negara tetangga seperti Malaysia,Thailand, dan Vietnam.“Paket investasi ini sifatnya untukmemperbaiki iklim investasi saja, danmerupakan pekerjaan lama yang kitaselesaikan. Setelah ini, akan dilanjutkandengan mempelajari apa yang dilakukannegara-negara kompetitor,” ucap Lutfi.Komentar BermunculanBanyak komentar dari berbagai kalangan kemudian bermunculan menanggapi paket kebijakan perbaikan ikliminvestasi ini. Harian Kompas (6/3),misalnya, mengutip pernyataan ekonomFaisal Basri, menyebutkan paket ini terlihat agak konkrit, sebab mencakup pula serangkaian program,tindakan, target penyelesaian, berikut siapapenanggungjawabnya.Sebagai langkah awal,jelas Faisal, paket inidiharapkan mampumendongkrak kinerjainvestasi, sehingga bisamenjadi ujung tombakpeningkatan pertumbuhan serta kesinambungan pemulihan ekonomi.Rakyat Merdeka (4/3) menurunkan pernyataan Menko Perekonomian Boediono,bahwa perbaikan iklim investasi sangatdibutuhkan untuk membukalapangan kerja baru, meningkatkan penghasilan masyarakat, dan mengurangikemiskinan. Masih terkaitpaket kebijakan ekonomi,kepada harian Pelita (8/3)Boediono mematok tiga sasaran ekonomi yang harusdicapai. Yakni, pertama,menciptakan kestabilan ekonomi dengan upaya menekantingkat inflasi hingga singledigit 8%, kedua, mempercepat penyelesaian proyekproyek besar dan high profit,dan ketiga, menciptakan sektor keuangan yang sehat.Kadin Indonesia, melalui85 Langkah PerbaikanIklim InvestasiKetua Umum MS Hidayat menyambutbaik paket kebijakan ini. Hidayat menilaipaket perbaikan iklim investasi ini bertujuan untuk mendorong investasi, danmemicu pertumbuhan ekonomi di atas6%. Karena itu ia mendesak pemerintahsupaya segera mengimplementasikankebijakannya pada tahun ini juga, mengingat kemunculannya sesungguhnyasudah terlambat setahun. Implementasiharus pula diikuti segera dengan pengesahan empat rancangan undangundang (RUU), yang saat ini sudah dalampembahasan di DPR, yaitu RUU Penanaman Modal, Tenaga Kerja, Kepabeanan, dan Pajak. Hidayat menjamin target-target yang dibuat pemerintah akandapat tercapai apabila tidak hanya sekadarwacana, tetapi harus dilaksanakan.Mantan Menteri Keuangan, Mar’ieMuhammad, kepada Bisnis Indonesia(6/3) justru mengungkapkan hasil sebuah studi yang dilakukan oleh WorldEconomic Forum, yang menunjukkanbahwa daya saing Indonesia, baik secararegional maupun global, semakin meluncur saja ke bawah. Akibatnya, lapangan kerja yang harus diciptakansemakin menurun, sehingga pengangguran terbuka terus meningkat, saat inisekitar 11 juta orang.Sementara itu, Deputi Gubernur BankIndonesia (BI), Hartadi A. Sarwono,kepada Media Indonesia (21/3) mengemukakan, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7%, sebagaimana sudah ditetapkan pemerintah, Indonesia membutuhkan danainvestasi Rp 716 triliun. BI, yang sudahterlebih dahulu mengeluarkan PaketKebijakan di akhir Januari (disebutPakJan), ini juga dimaksudkan untukmendukung percepatan pertumbuhanekonomi, menghitung bahwa perbankannasional hanya bisamenyumbang 20% dari kebutuhan investasipada tahun ini. Karenaitu, kata Hartadi, sangat diperlukan upayakeras agar Indonesiadapat menarik investasi langsung dari luar(foreign direct investment/FDI), agar dapatmencapai porsi yangdiharapkan hingga47,3% dari dana investasi yang diperlukan.Sisanya, perlu dicarilagi dari sumber-sumber lain. ■ HT/AmWalau dinilai setahun terlambat, Pemerintah akhirnyamenelurkan paket kebijakan perbaikan iklim investasi, terdiri85 langkah perbaikan. Langkah ini masihlah tahap awal. Indonesia tahun ini membutuhkan dana investasi Rp 716 triliun.MUHAMMAD LUTFIMS HIDAYAT