Page 58 - Majalah Berita Indonesia Edisi 11
P. 58


                                    58 BERITAINDONESIA, 20 April 2006BERITA EKONOMI“K erbau punya susu sapi punya nama”, demikianbunyi pepatah klasik, yang menjadi gambaranaktual potret kepemilikan lahan perkebunan kelapasawit Indonesia saat ini.Pasalnya, dari total 4,25 juta hektar (ha) lahan sawit Indonesia, di antaranya seluas 1,49 juta ha setara 35,05% sudah dikuasaioleh sedikitnya 44 perusahaan sawit asal Malaysia. Bahkan,negeri jiran ini masih akan menambah lagi penguasaan lahanhingga mencapai total 2,5 juta ha di tahun 2010.Malaysia, yang saat ini memiliki lahan sawit 4 juta ha dinegerinya sendiri, sudah mengalami keterbatasan dalammenambah lahan. Berbeda dengan Indonesia, masih menyisakantambahan 2 juta ha lahan sawit.Selain oleh Malaysia, lahan sawit Indonesia lainnya dikuasaioleh perusahaan swasta nasional sebanyak 1,93 juta ha, atausekitar 45,4%. Tiga besar pemain utamanya adalah Grup SinarMas, memiliki lahan 473ribu ha, disusul Grup Salim275 ribu ha, dan Raja Garuda Mas 250 ribu ha.Harian ekonomi InvestorDaily, memperoleh datalangsung dari AID Enviroment, sebuah lembagainternasional yang bermarkas di Amsterdam, Belanda,menuliskan, agresilitas perusahaan Malaysia menguasai lahan sawit Indonesia, terutama di Sumateradan Kalimantan, terjadisejak 1997 lalu.Saat itu Malaysia mengakuisisi sejumlah perusahaan sawit milik Indonesia.Sebagai contoh, perusahaanKumpulan Guthrie Berhadtahun 1999 baru menguasai60 ribu ha lahan, tetapiakhir tahun 2005 sudah menguasai total 216 ribu ha lahan sawit.Atau, hanya dalam enam tahun Guthrie berhasil menambahlahan baru 156 ribu ha.Paralel dengan itu selama satu dekade terakhir terlihat Malaysia selalu unggul dalam hal jumlah produksi tahunan minyaksawit. Tahun ini pun, produksi tahunan minyak sawit Malaysiadiperkirakan masih unggul berkisar 14,95 hingga 15,25 juta ton,sedangkan Indonesia hanya berkisar 15 sampai 15,1 juta ton.Investor Daily menurunkan daftar 10 perusahaan kelapa sawitMalaysia sebagai pemilik lahan terbesar di Indonesia, yakniKumpulan Guthrie Berhad yang menguasai lahan 216.000 ha,disusul Golden Hope Plantations Berhad (122.000 ha), EPAManagement Sendirian Berhad (113.100 ha), Lembaga TabungHaji (Pilgrimage Fund Board) (90.000 ha), Kretam Holding(60.000 ha), Kuala Lumpur Kepong Bhd (56.000 ha), Tradewinds Bhd (50.000 ha), Hak Corporation Sdn Bhd (47.000), SukaChemical Berhad (45.000), dan Dara Lam Soon (41.750 ha).Fenomena BaruFenomena penguasaan lahan kelapa sawit oleh Malaysiaseiring sejalan dengan kecenderungan agresilitas perusahaanperusahaan Malaysia membeli saham perusahaan Indonesia.Di hari yang lain Investor Daily (20/3) menyebutkan limaperusahaan Malaysia Petronas, YTL Power International Bhd,Telekom Malaysia, Maxis Communications Bhd, dan CommerceAssets Holdings, selama tahun 2002-2005 menggelontorkanuang 1,934 miliar dolar AS atau Rp 21 triliun hanya untukmembeli saham perusahaan Indonesia.Perusahaan Indonesia yang dibeli antara lain Kerr-McGee Indonesia Ltd, PT Transportasi Gas Indonesia, Premier Oil Plc,Jawa Power, Santubong Investments BV, Bank Lippo, PTExelcomindo Pratama, PT Natrindo Telepon Seluler, dan PTNiaga Sekuritas.Badan Investasi Pemerintah Malaysia, KhazanahNasional Bhd, mengumumkan pula ambisi besarnya untukmengincar investasi di sektor infrastruktur, seperti jalan tol,pembangkit listrik, danbandar udara. Bahkan,Khazanah disebut-sebutbakal menguasai sahamperusahaan agribisnis PTLondon Sumatera Tbk.Menurut Direktur Pengelola Khazanah Nasional,Dato’ Azman Hj Mokhtar,pihaknya memprioritaskansektor infrastruktur yangselama ini telah menjadi basis kompetensi dan memiliki daya saing. Khazanah, sebelum ini telahmengakuisisi saham BankLippo, Bank Niaga, danExelcomindo, menempatkan 4% dana atau 640 jutadolar setara Rp 6 triliun diIndonesia, dari total kelolaan portofolio yang mencapai 16 miliar dolar AS.Jumlah terbesar 94% masih diinvestasikan di Malaysia.Investasi langsung perusahaan Malaysia di luar negerimemang terus meningkat. Sebagai contoh, pada tahun 2003jumlahnya masih 1,4 miliar dolar AS, tahun 2004 naik 35%menjadi 1,9 miliar dolar. Malaysia adalah investor asingterbesar keenam di Indonesia, yang tahun 2003 nilainyamencapai 155,3 juta dolar, lalu tahun 2004 meningkat 197%menjadi 461,5 juta dolar.Secara kumulatif selama tahun 1997-2004 investasi Malaysiadi Indonesia mencapai total 6,7 miliar dolar AS mencakup 597proyek. ■ HT/AmLahan Indonesia, Sawitnya MalaysiaIndonesia adalah negara penghasil minyaksawit mentah (crude palm oil, CPO) terbesardunia, tetapi justru nama Malaysia yanglebih dikenal di dunia internasional. Munculfenomena baru, Malaysia gencar memasukipasar Indonesia.Masih menyisakan tambahan 2 juta ha lahan kelapa sawit.
                                
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62